Bantul: Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mulai menyiapkan berbagai hal menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi termasuk anggaran. Pasalnya puluhan desa di wilayah tersebut rawan bencana.
"Bencana tak pernah kita anggarkan secara definitif di dalam pagu OPD. Tapi ada belanja tak terduga (BTT) yang itu kami siapkan untuk menghadapi bencana-bencana," kata Abdul Halim di Bantul, Jumat, 14 Oktober 2022.
Dia mengatakan anggaran BTT yang diperkirakan bisa disiapkan sekitar Rp10 miliar. Anggaran itu akan digunakan sesuai dengan ketentuan.
"(Anggaran BTT) bisa dimanfaatkan dengan pemenuhan kriteria kebencanaan yang memadai, yang bisa diterima," jelasnya.
Salah satu persyaratan yang Abdul Halim maksud yakni penetapan situasi darurat. Saat ini Bantul berstatus tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Status tersebut sudah ditetapkan mulai 3 Oktober dan berlaku hingga akhir Desember.
"Status itu bisa diperpanjang karena puncak hujan sampai Maret 2023. Selain itu, ada kriteria lain agar BTT bisa digunakan," ungkapnya.
Abdul Halim mengatakan sejumlah kriteria itu yakni situasi mendesak, menyangkut nyawa, harta, benda, dan keselataman jiwa. Sementara kondisi saat ini sejumlah titik di Bantul sudah mulai terjadi bencana alam, seperti tanah longsor.
"Tentu penggunaannya dengan pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang baik, tidak dikorupsi dan digunakan untuk hal lain," bebernya.
Ia berharap anggaran itu mencukupi untuk menghadapi dampak bencana hedrometeorologi. Bisa kurang pihaknya akan menggerakkan berbagai potensi yang lain.
"Jika kurang kami punya lembaga-lembaga, seperti CSR dan gotong royong masyarakat," ujarnya.
Bantul: Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mulai menyiapkan berbagai hal menghadapi ancaman bencana
hidrometeorologi termasuk
anggaran. Pasalnya puluhan desa di wilayah tersebut rawan
bencana.
"Bencana tak pernah kita anggarkan secara definitif di dalam pagu OPD. Tapi ada belanja tak terduga (BTT) yang itu kami siapkan untuk menghadapi bencana-bencana," kata Abdul Halim di Bantul, Jumat, 14 Oktober 2022.
Dia mengatakan anggaran BTT yang diperkirakan bisa disiapkan sekitar Rp10 miliar. Anggaran itu akan digunakan sesuai dengan ketentuan.
"(Anggaran BTT) bisa dimanfaatkan dengan pemenuhan kriteria kebencanaan yang memadai, yang bisa diterima," jelasnya.
Salah satu persyaratan yang Abdul Halim maksud yakni penetapan situasi darurat. Saat ini Bantul berstatus tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Status tersebut sudah ditetapkan mulai 3 Oktober dan berlaku hingga akhir Desember.
"Status itu bisa diperpanjang karena puncak hujan sampai Maret 2023. Selain itu, ada kriteria lain agar BTT bisa digunakan," ungkapnya.
Abdul Halim mengatakan sejumlah kriteria itu yakni situasi mendesak, menyangkut nyawa, harta, benda, dan keselataman jiwa. Sementara kondisi saat ini sejumlah titik di Bantul sudah mulai terjadi bencana alam, seperti tanah longsor.
"Tentu penggunaannya dengan pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang baik, tidak dikorupsi dan digunakan untuk hal lain," bebernya.
Ia berharap anggaran itu mencukupi untuk menghadapi dampak bencana hedrometeorologi. Bisa kurang pihaknya akan menggerakkan berbagai potensi yang lain.
"Jika kurang kami punya lembaga-lembaga, seperti CSR dan gotong royong masyarakat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)