Putra salah satu pendiri Praja Muda Karana (Pramuka) Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Prabukusuma. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Putra salah satu pendiri Praja Muda Karana (Pramuka) Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Prabukusuma. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Putra Pendiri Pramuka Tolak Keputusan Kemendikbud

Ahmad Mustaqim • 03 April 2024 11:20
Yogyakarta: Putra salah satu pendiri Praja Muda Karana (Pramuka) Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) Prabukusuma, keberatan atas keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tak lagi mewajibkan siswa mengikuti kegiatan pramuka. 
 
"Saya tidak sepakat. Kalau saya sepakat, wajib. Bukan karena saya putranya bapak (almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, tapi wajib. Karena itu satu-satunya yang untuk supaya punya pikiran, niat hati yang mulia. Harusnya kwarnas juga menyuarakan," kata Prabukusuma di Yogyakarta, Rabu, 3 April 2024. 
 
Ia mengatakan keberadaan Pramuka melengkapi keilmuan akademis di sekolah. Kegiatan Pramuka menjadi sarana mendidik karakter dan menumbuhkan pikiran mulai pada anak didik. Prabukusumo menyebut Pramuka jadi satu-satunya pendidikan yang langsung membentuk pola pikir dan sikap mental. 

"Pendidikan akademis di sekolah, kalau ada Pramuka itu kan otomatis mendidik si anak-anak itu. Siswa-siswi itu punya karakter, punya pikiran dan hati yg mulia," kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DIY ini. 
 
Baca juga: Kwarda Pramuka Jabar Tolak Keputusan Kemendikbudristek

Ia menyayangkan apabila ada peserta didik yang tidak mendapatkan materi Pramuka akibat tidak diwajibkan. Menurut dia, Pramuka bisa menjadi bagian dalam berkontribusi berbagai hal. 
 
"Bahkan saya yang di PMI saja saya sudah bergerilya. Sudah 150 lebih lah, itu masuk di sekolah-sekolah. Karena dengan kepalangmerahan ini, ini istilahnya siaga bencana untuk murid itu sendiri, untuk keluarga, dan untuk sesama. Jadi bisa untuk sendiri, bisa untuk menolong orang lain, karena P3K tadi," ujarnya. 
 
Prabukusuma mengungkapkan yang semestinya dilakukan yakni melakukan penyesuaian dan inovasi materi kepramukaan. Ia menilai materi, seperti lagu 'Di Sini Senang, Di Sana Senang' tidak relevan bila diberikan kepada siswa SMP dan SMA. Ia mencontohkan, penyesuaian itu semestinya bisa dengan kombinasi usaha atau bisnis untuk siswa SMA dan penekanan tanggung jawab untuk siswa SMP. 
 
"Jadi itu sudah menyesuaikan dengan usia supaya semua itu kalau SMP akhir SMP atau SMA sudah mulai bisnis, itu hasilnya akan lebih bagus. Kalau saya (Pramuka) harus tetap ada, tetap harus ada," ungkapnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan