Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, dr Irvan Nur Fauzi. ANTARA/ Ahmad Fikri
Sekretaris Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, dr Irvan Nur Fauzi. ANTARA/ Ahmad Fikri

7.987 Anak di Cianjur Masih Menderita Stunting

Antara • 14 November 2021 16:38
Cianjur: Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat angka kasus anak stunting di wilayah tersebut 7.987 orang. Sekretaris Dinkes Cianjur, Irvan Nur Fauzy, mengatakan angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 11.725 anak.
 
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) angka stunting di Cianjur tahun 2019 mencapai 27,5% atau 12.761, namun pihaknya mencatat hanya 6,61% dari total anak di Cianjur.
 
"Tahun 2020 kembali turun di angka 11.725 atau 6,3% dan tahun 2021 tepatnya bulan Agustus, data yang kami miliki tinggal 7.987 anak atau 4,34% dari jumlah anak di Cianjur. Memang berbeda dengan data Riskesda karena masih ada data anak cenderung stunting," kata Irvan saat dikonfirmasi, Minggu, 14 November 2021.

Baca: Malioboro Terapkan Aplikasi Sugeng Rawuh
 
Selama ini pihaknya hanya mendata anak yang mengalami stunting di Cianjur dengan jumlah yang terus menurun setiap tahunnya, setelah berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah untuk menekan angka stunting, termasuk melakukan penanganan cepat terhadap anak yang mengalami kecenderungan.
 
Menurut Irvan upaya yang dilakukan untuk penurunan atau pencegahan stunting di Cianjur, dilakukan dengan melibatkan banyak dinas alias keroyokan, termasuk berkoordinasi dengan seluruh dinas dan instansi dalam upaya penanganan dan menekan angka stunting.
 
"Sesuai dengan permintaan Bupati dan Kementerian Kesehatan, kami melakukan penanganan bersama, mulai dari dinas sosial, PUPR, pertanian hingga dinas pendidikan. Karena hingga saat ini, Cianjur masih masuk dalam lokasi fokus stunting nasional," jelasnya.
 
Berdasarkan data dari Riskesda 50 desa di Cianjur, masuk dalam lokasi fokus kecenderungan dan kasus stunting yang besar. Sehingga hal tersebut tidak dapat dibiarkan, meski dugaan sementara baru kecenderungan karena jika diabaikan berpotensi menjadi stunting.
 
"Kita juga akan fokuskan penanganan di masing-masing desa, meski baru kecenderungan, namun harus segera ditindaklanjuti agar angka stunting tidak kembali tinggi," ujar Irvan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan