Garut: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan status (KLB) penyakit difteri. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan kasus difteri muncul akibat kurangnya capaian dan cakupan vaksinasi DPT.
Hermawan menyebut penyakit, seperti difteri, mampu diatasi dengan vaksinasi dan imunisasi. Namun, vaksinasi dan imunisasi difteri di seluruh wilayah Indonesia tidak maksimal dan tidak merata, sehingga penyakit difteri dari tahun ke tahun masih saja ditemukan.
"Cakupan dan capaian vaksinasi dan imunisasi yang tidak maksimal, tidak merata, dan tidak masif di seluruh wilayah Indonesia maka kita menemukan dari tahun ke tahun,bahkan di 2022 dan Garut juga termasuk daerah yang berulang," ujar Hermawan dalam program Metro Pagi Primetime di Metro TV, Minggu, 26 Februari 2023.
Meski demikian, vaksin DPT untuk difteri juga harus digencarkan dan disosialisasikan dari pemerintah. Menurut hermawan, kampanye dan kemauan untuk divaksin menjadi penting untuk memberantas penyakit difteri.
"Tugas kita juga memastikan kampanye vaksinasi penting dan kemauan untuk divaksinasi menjadi sebuah keniscayaan," ujarnya.
Gejala difteri meliputi sakit tenggorokan, demam, batuk, leher bengkak, sulit bernapas, lemas, lelah, serta terbentuknya lapisan di amandel dan tenggerokan. Penularan difteri dapat terjadi melalui udara, peralatan rumah tangga yang terkontaminasi, dan air liur.
Gejala difteri muncul 2-5 hari setelah terinfeksi. Masyarakat diminta mengunjungi puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala tersebut. Selain itu, masyarakat diwajibkan untuk menjaga hidup sehat serta memakai masker dan menjaga kebersihan sebagai bagian dari upaya pencegahan difteri. (Natania Rizky Ananda)
Garut: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan status (KLB) penyakit
difteri. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan kasus difteri muncul akibat kurangnya capaian dan cakupan vaksinasi DPT.
Hermawan menyebut penyakit, seperti difteri, mampu diatasi dengan vaksinasi dan imunisasi. Namun, vaksinasi dan imunisasi difteri di seluruh wilayah Indonesia tidak maksimal dan tidak merata, sehingga penyakit difteri dari tahun ke tahun masih saja ditemukan.
"Cakupan dan capaian vaksinasi dan imunisasi yang tidak maksimal, tidak merata, dan tidak masif di seluruh wilayah Indonesia maka kita menemukan dari tahun ke tahun,bahkan di 2022 dan Garut juga termasuk daerah yang berulang," ujar Hermawan dalam program
Metro Pagi Primetime di
Metro TV, Minggu, 26 Februari 2023.
Meski demikian, vaksin DPT untuk difteri juga harus digencarkan dan disosialisasikan dari pemerintah. Menurut hermawan, kampanye dan kemauan untuk divaksin menjadi penting untuk memberantas penyakit
difteri.
"Tugas kita juga memastikan kampanye vaksinasi penting dan kemauan untuk divaksinasi menjadi sebuah keniscayaan," ujarnya.
Gejala difteri meliputi sakit tenggorokan, demam, batuk, leher bengkak, sulit bernapas, lemas, lelah, serta terbentuknya lapisan di amandel dan tenggerokan. Penularan difteri dapat terjadi melalui udara, peralatan rumah tangga yang terkontaminasi, dan air liur.
Gejala difteri muncul 2-5 hari setelah terinfeksi. Masyarakat diminta mengunjungi puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala tersebut. Selain itu, masyarakat diwajibkan untuk menjaga hidup sehat serta memakai masker dan menjaga kebersihan sebagai bagian dari upaya pencegahan difteri.
(Natania Rizky Ananda) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)