Gerbang masuk TPST Sampah di Piyungan, Kabupaten Bantul, yang merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional di Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)
Gerbang masuk TPST Sampah di Piyungan, Kabupaten Bantul, yang merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional di Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Pemerintah DIY Dorong Penurunan Volume Sampah Anorganik

Ahmad Mustaqim • 01 September 2023 18:17
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berupaya menekan volume sampah anorganik. Hal ini menyusul masa akhir penutupan TPA Regional Piyungan di Kabupaten Bantul pada 5 September 2023. 
 
"Kami terus mengevaluasi (pengelolaan sampah). Kami sudah berikan volume 100 ton per hari untuk Kota (Yogyakarta). Kota harus bisa menekan volume sampah anorganik," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah DIY, Beny Suharsono, Jumat, 1 September 2023. 
 
Baca: Api di Zona 1 TPA Sarimukti Padam 90%
 

Sejak TPA Regional Piyungan ditutup akhir Juli lalu, Kota Yogyakarta wilayah paling kelimpungan dalam menangani sampah. Memasuki 1,5 bulan ini, banyak sampah berserakan di tepi-tepi jalan di Kota Yogyakarta. 
 
Upaya membantu membuang sampah dari Kota Yogyakarta dengan total lebih dari 200 ton dilakukan sejumlah hal. Selain memberikan kuota 100 ton di TPA Piyungan, juga puluhan ton di Kabupaten Kulon Progo. Menurut dia, setelah 5 September belum tentu TPA akan dibuka. 

"Kita semua menahan timbunan sampah di (Kabupaten) Sleman dan Bantul untuk bisa dilakukan desentralisasi (pengelolaan terpusat), termasuk di Kota Yogyakarta. Sehingga kalau besok (TPA Piyungan) dibuka, tonasenya harus dijaga bersama," jelas Beny. 
 
Baca: Truk Sampah Antre Masuk TPA Darurat Sarimukti
 

Kawasan TPA Piyungan yang dipakai membuang sampah dari Kota Yogyakarta merupakan zona transisi. Beny mengatakan zona transisi tak mungkin terus dipasok sampah karena sangat terbatas. 
 
"Kalau tidak transisi, satu tak akan berumur panjang. Makanya perlu diberlakukan kuota, kalau tidak daerah Bantul akan darurat sampah. Sleman menindaklanjuti (pembukaan TPST) Tamanmartani," ungkapnya. 
 
Sebelum ditutup, ada sekitar 700 ton sampah masuk ke TPA Piyungan saban harinya. Bila setelah 5 September dibuka, hal itu akan membahayakan. 
 
"Kalau dibuka untuk semua daerah itu akan cepat penuh. Itu bahaya dan akan muncul reaksi kembali dari masyarakat.
 
Ia menekankan Pemerintah Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta mengelola sampah semaksimal mungkin. Beny mengatakan laju pasokan sampah di TPA Piyungan harus tetap ditekan sebelum bisa dikelola dengan baik. 
 
"Kalau itu bisa dilakukan (pengelolaan TPA Piyungan) napasnya akan panjang. Teknologi banyak. Kalau teknologi nggak ada, lha bingung. Kan ada teknologi yang bisa mengeliminasi," bebernya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan