Kupang: Seorang nelayan di Desa Ngadu Mbolu, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan seekor ikan paus yang diduga paus sperma. Hewan tersebut terdampar dengan kondisi mati.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi mengatakan bahwa mamalia paus itu diduga sudah mati saat berada di Sumba Tengah. Pasalnya, saat ditemukan nelayan di daerah itu, paus sudah dalam keadaan membusuk.
"Tim kemarin sudah berangkat ke sana dan sudah mengidentifikasi paus tersebut, menurut pengakuan nelayan itu, sudah ditemukan sejak tanggal 26 Juni," kata Imam, Kamis, 1 Juli 2021.
Mamalia laut tersebut sebelumnya juga sudah terlihat berada di laut sejak Jumat, 25 Juni 2021. Saat terdampar di pesisir, kondisi mamalia laut sudah tidak lengkap. Artinya tidak ditemukan kepala, ekor, dan sirip. Selain itu, posisi perut juga sudah membesar.
Imam menambahkan minimnya jaringan telekomunikasi di daerah itu mengakibatkan koordinasi dengan BKKPN jadi terhambat. Sehingga, proses identifikasi juga membutuhkan waktu.
Hasil pengamatan dan pengukuran tim Quick Response Sumba Timur menyebutkan panjang bangkai 9,1 meter dengan panjang total saat pertama kali terdampar kurang lebih 18,1 Meter. Kemudian, diameter perut 5,8 meter.
Adapun tim juga melakukan pengamatan dan pengukuran tulang bagian vertebra yang sudah terlepas dari bangkai mamalia. Hasilnya, dimensi tinggi hewan itu 91 cm, lebar total 72 cm, tebal 30 cm, keliling 122 cm.
"Tim juga sulit mengidentifikasi karena kondisi bangkai yang sudah rusak, tidak lengkap, dan tidak diketahui kunci identifikasi jenisnya," ujar Imam.
Baca: KNKT Mulai Investigasi Tenggelamnya KMP Yunice
Tim BKKPN bersama warga di desa tersebut menjadwalkan akan membakar bangkai paus tersebut pada hari ini, Kamis, 7 Juli 2021. Alasannya, tidak ada akses untuk masuknya alat berat ke lokasi serta kondisi bangkai mamalia laut sudah dalam kondisi pembusukan tingkat lanjut.
"Pagi ini sudah mulai dilakukan pembakaran. Karena memang akses masuk kendaraan berat tidak ada," tambah dia.
Kupang: Seorang nelayan di Desa Ngadu Mbolu, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan seekor
ikan paus yang diduga paus sperma. Hewan tersebut
terdampar dengan kondisi mati.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi mengatakan bahwa mamalia paus itu diduga sudah mati saat berada di Sumba Tengah. Pasalnya, saat ditemukan nelayan di daerah itu, paus sudah dalam keadaan membusuk.
"Tim kemarin sudah berangkat ke sana dan sudah mengidentifikasi paus tersebut, menurut pengakuan nelayan itu, sudah ditemukan sejak tanggal 26 Juni," kata Imam, Kamis, 1 Juli 2021.
Mamalia laut tersebut sebelumnya juga sudah terlihat berada di laut sejak Jumat, 25 Juni 2021. Saat terdampar di pesisir, kondisi mamalia laut sudah tidak lengkap. Artinya tidak ditemukan kepala, ekor, dan sirip. Selain itu, posisi perut juga sudah membesar.
Imam menambahkan minimnya jaringan telekomunikasi di daerah itu mengakibatkan koordinasi dengan BKKPN jadi terhambat. Sehingga, proses identifikasi juga membutuhkan waktu.
Hasil pengamatan dan pengukuran tim Quick Response Sumba Timur menyebutkan panjang bangkai 9,1 meter dengan panjang total saat pertama kali terdampar kurang lebih 18,1 Meter. Kemudian, diameter perut 5,8 meter.
Adapun tim juga melakukan pengamatan dan pengukuran tulang bagian vertebra yang sudah terlepas dari bangkai mamalia. Hasilnya, dimensi tinggi hewan itu 91 cm, lebar total 72 cm, tebal 30 cm, keliling 122 cm.
"Tim juga sulit mengidentifikasi karena kondisi bangkai yang sudah rusak, tidak lengkap, dan tidak diketahui kunci identifikasi jenisnya," ujar Imam.
Baca:
KNKT Mulai Investigasi Tenggelamnya KMP Yunice
Tim BKKPN bersama warga di desa tersebut menjadwalkan akan membakar bangkai paus tersebut pada hari ini, Kamis, 7 Juli 2021. Alasannya, tidak ada akses untuk masuknya alat berat ke lokasi serta kondisi bangkai mamalia laut sudah dalam kondisi pembusukan tingkat lanjut.
"Pagi ini sudah mulai dilakukan pembakaran. Karena memang akses masuk kendaraan berat tidak ada," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)