Surabaya: Kasus kematian pasien covid-19 di Jawa Timur tertinggi secara nasional dengan total 5.055 kasus. Angka tersebut setingkat lebih tinggi dari DKI Jakarta dengan total akumulasi kematian 3.033, dan Jawa Tengah 2.746.
"Angka kematian ini rata-rata diakibatkan karena faktor adanya penyakit penyerta pada para pasien. Total kematian akibat komorbid sebesar 91,9 persen, sedangkan sisanya murni karena covid-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, saat dikonfirmasi, Jumat, 18 Desember 2020.
Baca: Pemkot Solo Buat Dua Rumah Karantina untuk OTG
Jibril menjelaskan dari hasil evaluasi ada tiga penyakit bawaan tertinggi, yakni diabetes mellitus 27,6 persen, lalu hipertensi 23 persen, dan Jantung 19 persen. "Dari penyebabnya ada tiga tertinggi, yakni karena gangguan saluran pernapasan 62 persen, kemudian infeksi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh 18 persen, dan 15 persen akibat dari gagal jantung," jelas Jibril.
Sementara dari risiko kematian yang bahaya, pasien yang sudah terkena ginjal memiliki kemungkinan 3,7 kali lipat meninggal, kemudian diabetes 2,4 kali lipat, jantung 3,1 kali lipat, dan faktor usia 60 tahun ke atas 2,9 kali lipat. Selain itu faktor stigma juga menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Jatim.
Hasil evaluasi juga diketahui banyak masyarakat yang terpapar atau memiliki gejala yang sudah masuk katagori berat, tidak segera datang ke rumah sakit untuk perawatan. Sehingga ketika ke rumah sakit kondisinya sudah berat dan sudah terjadi happy hypoxia.
"Saturasi oksigen sudah terlanjur di bawah 80 persen, makanya banyak ditemui kasus death on arrival, yakni meninggal karena sudah terlambat dan meninggal di UGD. Kami mengimbau ke masyarakat tidak perlu khawatir, justru kalau tertangani dengan cepat bisa lebih baik hasilnya," ujar Jibril.
Surabaya: Kasus kematian pasien
covid-19 di Jawa Timur tertinggi secara nasional dengan total 5.055 kasus. Angka tersebut setingkat lebih tinggi dari DKI Jakarta dengan total akumulasi kematian 3.033, dan Jawa Tengah 2.746.
"Angka kematian ini rata-rata diakibatkan karena faktor adanya penyakit penyerta pada para pasien. Total kematian akibat komorbid sebesar 91,9 persen, sedangkan sisanya murni karena covid-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, saat dikonfirmasi, Jumat, 18 Desember 2020.
Baca:
Pemkot Solo Buat Dua Rumah Karantina untuk OTG
Jibril menjelaskan dari hasil evaluasi ada tiga penyakit bawaan tertinggi, yakni diabetes mellitus 27,6 persen, lalu hipertensi 23 persen, dan Jantung 19 persen. "Dari penyebabnya ada tiga tertinggi, yakni karena gangguan saluran pernapasan 62 persen, kemudian infeksi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh 18 persen, dan 15 persen akibat dari gagal jantung," jelas Jibril.
Sementara dari risiko kematian yang bahaya, pasien yang sudah terkena ginjal memiliki kemungkinan 3,7 kali lipat meninggal, kemudian diabetes 2,4 kali lipat, jantung 3,1 kali lipat, dan faktor usia 60 tahun ke atas 2,9 kali lipat. Selain itu faktor stigma juga menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Jatim.
Hasil evaluasi juga diketahui banyak masyarakat yang terpapar atau memiliki gejala yang sudah masuk katagori berat, tidak segera datang ke rumah sakit untuk perawatan. Sehingga ketika ke rumah sakit kondisinya sudah berat dan sudah terjadi happy hypoxia.
"Saturasi oksigen sudah terlanjur di bawah 80 persen, makanya banyak ditemui kasus death on arrival, yakni meninggal karena sudah terlambat dan meninggal di UGD. Kami mengimbau ke masyarakat tidak perlu khawatir, justru kalau tertangani dengan cepat bisa lebih baik hasilnya," ujar Jibril.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)