Kulon Progo: Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1 Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai dilakukan Senin, 19 April 2021. PTM di masa pandemi covid-19 hanya diikuti sebanyak 18 persen dari jumlah total siswa.
Kepala SMA Negeri 1 Sentolo, Didik Asmiarto, menjelaskan, PTM pekan pertama diikuti kelas X. Dari sebanyak 176 siswa, 50 persen di antaranya hadir di sekolah.
"Satu kelas kan ada 36 siswa. Jadi yang hadir PTM 50 persennya atau 18 siswa," kata Didik.
Ia mengungkapkan, sebetulnya jumlah keseluruhan siswa ada 504 orang. Jumlah ini terdiri dari kelas X dengan 176 siswa; kelas XI 175 siswa, dan kelas XII 153 siswa.
Menurutnya kelas XII tidak ada lagi jadwal pembelajaran karena tinggal menunggu pengumuman kelulusan pada Mei mendatang. Adapun PTM kelas XI dijadwal pekan depan.
"Pekan ini PTM hanya diikuti kelas X. Hari ini untuk siswa presensi ganjil, besok presensi genap. Akan begitu seterusnya," ujar Didik.
Baca juga: Polda Sumut Lakukan Penyekatan di Perbatasan Antisipasi Pemudik
Secara matematis, kata dia, setiap pelaksanaan PTM hanya diikuti 18 persen dari jumlah total siswa. Hal ini mendasarkan pada kehadiran siswa dan sisanya mengikuti pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh.
Didik mengatakan, siswa, karyawan, hingga guru telah diatur untuk mematuhi standar prosedur pelayanan atau SOP di lingkungan sekolah. Mulai dari mencuci tangan sebelum di depan gedung, wajib mengenakan masker, serta pengaturan tempat duduk siswa di ruang kelas.
"Kami juga mengatur alur masuk siswa di lingkungan sekolah. Kami atur pintu masuk dan keluar tersendiri," terangnya.
Pantauan Medcom.id, kelas yang diisi untuk PTM hanya sebagian. Setiap ruang kelas terpakai untuk PTM diberikan jeda satu ruang. Selain itu, setiap kelas juga memakai media pembelajaran.
"Setiap kelas kami berikan kamera yang terkoneksi untuk pembelajaran online. Siswa yang belajar dari rumah akan dipantau berkala oleh guru yang mengajar. Untuk evaluasi, kami akan lakukan seminggu sekali," ungkapnya.
Koordinator Pengawas SMA Kabupaten Kulon Progo, Sudarmadi, mengatakan, proses pengawasan dilakukan selama 60 menit setiap hari. Pengawasan meliputi berbagai hal. Mulai kegiatan PTM, secara daring, hingga penerapan protokol kesehatan.
"Tadi ada satu siswa terlambat. Dia sebenarnya tidak (masuk jadwal) PTM, tapi karena gangguan pembelajaran daring diikutkan PTM dengan posisi ruang berbeda," ungkapnya.
Pihaknya juga akan mengevaluasi PTM sepekan ke depan. Aspek utama yang dipertimbangkan yakni kesehatan siswa, guru, dan karyawan sekolah.
"Apakah ada kejadian yang tidak kita inginkan, seperti perubahan kesehatan oleh guru, siswa, hingga karyawan. Bila ada (kejadian), kami koordinasi dengan tim gugus tugas (penanganan covid-19) sekolah dan tingkat kecamatan," jelasnya.
Kulon Progo:
Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Negeri 1 Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai dilakukan Senin, 19 April 2021. PTM di masa pandemi covid-19 hanya diikuti sebanyak 18 persen dari jumlah total siswa.
Kepala SMA Negeri 1 Sentolo, Didik Asmiarto, menjelaskan, PTM pekan pertama diikuti kelas X. Dari sebanyak 176 siswa, 50 persen di antaranya hadir di sekolah.
"Satu kelas kan ada 36 siswa. Jadi yang hadir PTM 50 persennya atau 18 siswa," kata Didik.
Ia mengungkapkan, sebetulnya jumlah keseluruhan siswa ada 504 orang. Jumlah ini terdiri dari kelas X dengan 176 siswa; kelas XI 175 siswa, dan kelas XII 153 siswa.
Menurutnya kelas XII tidak ada lagi jadwal pembelajaran karena tinggal menunggu pengumuman kelulusan pada Mei mendatang. Adapun PTM kelas XI dijadwal pekan depan.
"Pekan ini PTM hanya diikuti kelas X. Hari ini untuk siswa presensi ganjil, besok presensi genap. Akan begitu seterusnya," ujar Didik.
Baca juga:
Polda Sumut Lakukan Penyekatan di Perbatasan Antisipasi Pemudik
Secara matematis, kata dia, setiap pelaksanaan PTM hanya diikuti 18 persen dari jumlah total siswa. Hal ini mendasarkan pada kehadiran siswa dan sisanya mengikuti pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh.
Didik mengatakan, siswa, karyawan, hingga guru telah diatur untuk mematuhi standar prosedur pelayanan atau SOP di lingkungan sekolah. Mulai dari mencuci tangan sebelum di depan gedung, wajib mengenakan masker, serta pengaturan tempat duduk siswa di ruang kelas.
"Kami juga mengatur alur masuk siswa di lingkungan sekolah. Kami atur pintu masuk dan keluar tersendiri," terangnya.
Pantauan
Medcom.id, kelas yang diisi untuk PTM hanya sebagian. Setiap ruang kelas terpakai untuk PTM diberikan jeda satu ruang. Selain itu, setiap kelas juga memakai media pembelajaran.
"Setiap kelas kami berikan kamera yang terkoneksi untuk pembelajaran
online. Siswa yang belajar dari rumah akan dipantau berkala oleh guru yang mengajar. Untuk evaluasi, kami akan lakukan seminggu sekali," ungkapnya.