Jayapura: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua menyatakan ketersediaan obat malaria di semua puskesmas dan rumah sakit wilayah itu hanya cukup hingga akhir Agustus 2022.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Pungut Sunarto mengatakan dengan ketersediaan obat malaria yang ada diharapkan tidak terjadi lagi 'stock out' (persediaan habis) seperti pada Juli 2022.
"Karena obat malaria jenis Dihidroartemisinin Piperakuin atau DHP Frimal ini masih impor dari China jadi pengirimannya butuh waktu yang cukup lama," kata Sunarto di Sentani, Kamis, 11 Januari 2022.
Menurut Sunarto, saat ini obat malaria sementara telah dikirim oleh Kementerian Kesehatan RI melalui pesawat dan sudah sampai. Sementara pengiriman menggunakan kapal laut akan tiba pada akhir Agustus 2022.
"Jadi kami mendapat obat malaria ini sebanyak 5.000 tablet namun sebenarnya sesuai dengan kebutuhan kami itu sebanyak 20.000 paket karena kader malaria di Kabupaten Jayapura juga sudah banyak dan mereka juga mendapat bagian," ujarnya
Dia menjelaskan, pihaknya belum bisa membantu untuk menyalurkan obat malaria jenis DHP Frimal kepada klinik swasta karena untuk menghindari kekosongan pada puskesmas dan rumah sakit pemerintah.
Dia menambahkan pihaknya berharap dengan ketersediaan obat malaria yang sudah dikirim olah Kementerian Kesehatan RI maka ke depan pelaksanaan pengendalian di seluruh kampung dapat berjalan lebih baik.
"Supaya lebih maksimal juga untuk pengobatan malaria apalagi pada Oktober 2022 ada Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) sehingga ini sanga membantu sekali dalam mendeteksi malaria terutama di kampung," katanya.
Jayapura: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua menyatakan ketersediaan
obat malaria di semua puskesmas dan rumah sakit wilayah itu hanya cukup hingga akhir Agustus 2022.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Pungut Sunarto mengatakan dengan ketersediaan obat malaria yang ada diharapkan tidak terjadi lagi
'stock out' (persediaan habis) seperti pada Juli 2022.
"Karena obat malaria jenis Dihidroartemisinin Piperakuin atau DHP Frimal ini masih impor dari China jadi pengirimannya butuh waktu yang cukup lama," kata Sunarto di Sentani, Kamis, 11 Januari 2022.
Menurut Sunarto, saat ini obat malaria sementara telah dikirim oleh
Kementerian Kesehatan RI melalui pesawat dan sudah sampai. Sementara pengiriman menggunakan kapal laut akan tiba pada akhir Agustus 2022.
"Jadi kami mendapat obat malaria ini sebanyak 5.000 tablet namun sebenarnya sesuai dengan kebutuhan kami itu sebanyak 20.000 paket karena kader malaria di Kabupaten Jayapura juga sudah banyak dan mereka juga mendapat bagian," ujarnya
Dia menjelaskan, pihaknya belum bisa membantu untuk menyalurkan obat malaria jenis DHP Frimal kepada klinik swasta karena untuk menghindari kekosongan pada puskesmas dan rumah sakit pemerintah.
Dia menambahkan pihaknya berharap dengan ketersediaan obat malaria yang sudah dikirim olah Kementerian Kesehatan RI maka ke depan pelaksanaan pengendalian di seluruh kampung dapat berjalan lebih baik.
"Supaya lebih maksimal juga untuk pengobatan malaria apalagi pada Oktober 2022 ada Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) sehingga ini sanga membantu sekali dalam mendeteksi malaria terutama di kampung," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)