Surabaya: Pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati, Samsudin, ternyata bukan anak dari seorang kiai. Dia pun mengklarifikasi terkait panggilan 'Gus' oleh orang-orang terhadap dirinya.
"Nama Gus sendiri di dalam orang Jawa, Gus itu anak laki-laki, cah bagus yang artinya anak baik," kata Samsudin di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat, 12 Agustus 2022.
Panggilan Gus terhadap Samsudin sebelum menarik perhatian dan kecaman dari berbagai pihak, dimulai GP Ansor hingga PWNU Jatim. Dua organisasi sayap NU itu mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya terhadao Kiai dan Gus dadakan.
Hal ini disampaikan Bendahara GP Anshor Jatim, Muhammad Fawait, dan Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jatim, Ahmad Asyhar Shofwan. Bahkan keduanya menilai orang yang mengaku atau mengatasnamakan dirinya Kia atau Gus, biasanya hanyalah kedok untuk kepentingan pribadi.
Namun Samsudin enggan menanggapinya, ketika dikonfirmasi perihal tersebut. Ia memilih diam dari pada menanggapi kritik dari GP Ansor dan PWNU Jatim. "Kalau saya no comment soal itu," kata Samsudin.
Samsudin pun menyadari jika dirinya bukanlah Gus, seperti pada umumnya panggilan khusus bagi anak kiai. Ia pun rela jika masyarakat tidak lagi memanggil dirinya sebagai gus. "Saya pun terserah orang memanggil saya apa. Kalau mau manggil saya terserah mau manggil apapun. Itu hak orang yang memanggil saya," ungkapnya.
Surabaya: Pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati,
Samsudin, ternyata bukan anak dari seorang kiai. Dia pun mengklarifikasi terkait panggilan
'Gus' oleh orang-orang terhadap dirinya.
"Nama Gus sendiri di dalam orang
Jawa, Gus itu anak laki-laki, cah bagus yang artinya anak baik," kata Samsudin di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat, 12 Agustus 2022.
Panggilan Gus terhadap Samsudin sebelum menarik perhatian dan kecaman dari berbagai pihak, dimulai GP Ansor hingga PWNU Jatim. Dua organisasi sayap NU itu mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya terhadao Kiai dan Gus dadakan.
Hal ini disampaikan Bendahara GP Anshor Jatim, Muhammad Fawait, dan Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jatim, Ahmad Asyhar Shofwan. Bahkan keduanya menilai orang yang mengaku atau mengatasnamakan dirinya Kia atau Gus, biasanya hanyalah kedok untuk kepentingan pribadi.
Namun Samsudin enggan menanggapinya, ketika dikonfirmasi perihal tersebut. Ia memilih diam dari pada menanggapi kritik dari GP Ansor dan PWNU Jatim. "Kalau saya no comment soal itu," kata Samsudin.
Samsudin pun menyadari jika dirinya bukanlah Gus, seperti pada umumnya panggilan khusus bagi anak kiai. Ia pun rela jika masyarakat tidak lagi memanggil dirinya sebagai gus. "Saya pun terserah orang memanggil saya apa. Kalau mau manggil saya terserah mau manggil apapun. Itu hak orang yang memanggil saya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)