Surabaya: Pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati, Gus Samsudin, blak-blakan soal dirinya sudah tujuh tahun tak memakai alas kaki, baik sandal atau sepatu. Ia mengaku tengah mengamalkan ilmu kebumian untuk memahami watak bumi dengan tujuan melatih kesabaran.
"Iya sudah tujuh tahun, minimal 11 tahun. Iya tengah mengamalkan ilmu kebumian, belajar wataknya bumi biar sabar," kata Samsudin, di Mapolda Jatim, di Surabaya, Jumat, 12 Agustus 2022.
Selama ngilmu, lanjut Samsudin, ada tantangan tersendiri, yakni senantiasa makan makanan hasil bumi yang dipendam. Ini harus dilakukan paling tidak selama lima tahun.
"Jadi, kita hanya makan sesuatu hal yang dipendam. Supaya kita bisa belajar kebumian, belajar wataknya bumi supaya sabar," ujarnya.
Gus Samsudin menyebut amalan ini diciptakan oleh kiai panutannya. Ilmu kebumian ini bisa disebut Al Aufar. Selain agar lebih sabar, juga untuk kesehatan tubuh.
"Tentunya biar sehat, karena amalan yang diciptakan oleh kiai saya. Saya kan mengamalkan asma kharomah Syekh Abdul Qodir Jaelani," kata dia.
Akibat mengamalkan ilmu bumi ini, Gus Samsudin mengaku sempat diusir oleh bank. Sehingga dirinya terpaksa keluar bank, dan mengurungkan niatnya mengurus soal perbankan.
"Pernah masuk bank disuruh keluar, karena enggak pakai sandal. Saya langsung pulang, enggak jadi ke bank," ucapnya sembari tertawa.
Hingga kini, saat ada keperluan dengan dunia perbankan, Gus Samsudin menyebut dirinya kerap meminta bantuan santri hingga istrinya. "Kalau terpaksa ya santri saya atau istri saya yang ke bank, kalau enggak boleh masuk ya enggak masuk," tutur dia.
Surabaya: Pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati,
Gus Samsudin, blak-blakan soal dirinya sudah tujuh tahun tak memakai alas kaki, baik sandal atau sepatu. Ia mengaku tengah mengamalkan ilmu kebumian untuk memahami watak bumi dengan tujuan melatih kesabaran.
"Iya sudah tujuh tahun, minimal 11 tahun. Iya tengah mengamalkan ilmu kebumian, belajar wataknya bumi biar sabar," kata Samsudin, di
Mapolda Jatim, di Surabaya, Jumat, 12 Agustus 2022.
Selama
ngilmu, lanjut Samsudin, ada tantangan tersendiri, yakni senantiasa makan makanan hasil bumi yang dipendam. Ini harus dilakukan paling tidak selama lima tahun.
"Jadi, kita hanya makan sesuatu hal yang dipendam. Supaya kita bisa belajar kebumian, belajar wataknya bumi supaya sabar," ujarnya.
Gus Samsudin menyebut amalan ini diciptakan oleh kiai panutannya. Ilmu kebumian ini bisa disebut Al Aufar. Selain agar lebih sabar, juga untuk kesehatan tubuh.
"Tentunya biar sehat, karena amalan yang diciptakan oleh kiai saya. Saya kan mengamalkan asma kharomah Syekh Abdul Qodir Jaelani," kata dia.
Akibat mengamalkan ilmu bumi ini, Gus Samsudin mengaku sempat diusir oleh bank. Sehingga dirinya terpaksa keluar bank, dan mengurungkan niatnya mengurus soal perbankan.
"Pernah masuk bank disuruh keluar, karena enggak pakai sandal. Saya langsung pulang, enggak jadi ke bank,"
ucapnya sembari tertawa.
Hingga kini, saat ada keperluan dengan dunia perbankan, Gus Samsudin menyebut dirinya kerap meminta bantuan santri hingga istrinya. "Kalau terpaksa ya santri saya atau istri saya yang ke bank, kalau enggak boleh masuk ya enggak masuk," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)