Praya: Kasus stunting di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus mengalami penurunan hingga 21,81 persen pada 2021 bila dibandingkan dengan 2019 yang mencapai 29,94 persen dari jumlah sasaran 90.000 balita.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, mengatakan meski ada penurunan, masyarakat harus tetap aktif melakukan pencegahan stunting dan segera melakukan konsultasi juga ada balita yang terindikasi stunting.
"Penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Lombok Tengah terus kita galakkan secara maksimal," kata Lalu di Praya, Kamis, 22 September 2022.
Dia menjelaskan penurunan angka tersebut dilakukan melalui kegiatan konvergensi stunting dengan melibatkan pemerintah desa dan pihak swasta.
Pencegahan dilakukan dengan cara mitigasi keluarga berisiko stunting dan pendampingan kepada calon pengantin agar dapat mempersiapkan calon bayi yang akan dilahirkan dan dirawat dengan baik.
"Untuk penanganan stunting dilakukan dengan pendekatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif," jelasnya.
Dia mengatakan progres penanganan stunting pascapandemi sudah mulai lancar kembali. Kegiatan konvergensi stunting sudah memasuki tahap aksi ke-3 dengan pemberian makanan tambahan gizi balita stunting dengan kategori gizi kurang sebanyak 162 kasus.
Selain itu pemberian makanan tambahan ibu hamil kekurangan energi kronis sebanyak 162 kasus, dan pemberian makanan tambahan gizi buruk sebanyak 14 kasus per September 2022.
"Selanjutnya terhadap penanganan kesehatan pasca pandemi covid-19, salah satunya difokuskan agar masyarakat kembali berani memeriksakan diri dan keluarganya ke fasilitas kesehatan, karena selama pandemi masyarakat khawatir akan divonis covid-19 ketika berkunjung ke tempat fasilitas kesehatan," jelasnya.
Praya: Kasus
stunting di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (
NTB), terus mengalami penurunan hingga 21,81 persen pada 2021 bila dibandingkan dengan 2019 yang mencapai 29,94 persen dari jumlah sasaran 90.000 balita.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, mengatakan meski ada penurunan, masyarakat harus tetap aktif melakukan pencegahan stunting dan segera melakukan konsultasi juga ada balita yang terindikasi stunting.
"Penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Lombok Tengah terus kita galakkan secara maksimal," kata Lalu di Praya, Kamis, 22 September 2022.
Dia menjelaskan penurunan angka tersebut dilakukan melalui kegiatan konvergensi stunting dengan melibatkan pemerintah desa dan pihak swasta.
Pencegahan dilakukan dengan cara mitigasi keluarga berisiko stunting dan pendampingan kepada calon pengantin agar dapat mempersiapkan calon bayi yang akan dilahirkan dan dirawat dengan baik.
"Untuk penanganan stunting dilakukan dengan pendekatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif," jelasnya.
Dia mengatakan progres penanganan stunting pascapandemi sudah mulai lancar kembali. Kegiatan konvergensi stunting sudah memasuki tahap aksi ke-3 dengan pemberian makanan tambahan gizi balita stunting dengan kategori gizi kurang sebanyak 162 kasus.
Selain itu pemberian makanan tambahan ibu hamil kekurangan energi kronis sebanyak 162 kasus, dan pemberian makanan tambahan gizi buruk sebanyak 14 kasus per September 2022.
"Selanjutnya terhadap penanganan kesehatan pasca pandemi covid-19, salah satunya difokuskan agar masyarakat kembali berani memeriksakan diri dan keluarganya ke fasilitas kesehatan, karena selama pandemi masyarakat khawatir akan divonis covid-19 ketika berkunjung ke tempat fasilitas kesehatan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)