Yogyakarta: Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke XVIII akan kembali digelar secara langsung awal tahun depan. Ini akan jadi kali pertama setelah dua edisi, yakni 2021 dan 2022 digelar daring.
Ketua Pelaksana PBTY Sugiarto mengatakan acara tahunan itu akan diselenggarakan bekerja sama Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) yang merupakan wadah gabungan dari 14 Paguyuban Tionghoa yang ada di Yogyakarta.
Ia mengatakan pengampu PBTY XVII Tahun 2023 adalah Paguyuban Hakka Yogyakarta yang mengambil tema "Bangkit Jogjaku, Untuk Indonesia" pada 30 Januari hingga 5 Februari 2023 di Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta.
"Ada banyak agenda yang sudah kami siapkan untuk masyarakat setelah dua edisi sebelumnya terkendala pandemi," kata dia di Yogyakarta, Selasa, 15 November 2022.
Menurut Sugiarto mengatakan berbagai kegiatan yang diselenggarakan di antaranya pagelaran seni dan budaya, bazar dan pameran dengan melibatkan sekitat 200 stand oleh UMKM di lingkungan DIY. Selain itu, panggung pentas seni nantinya akan disajikan selama 7 hari.
"Pekan budaya ini terbuka bagi masyarakat umum. Tujuannya meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat, menjaga dan membangun kebersamaan, dan meningkatkan toleransi sesama umat manusia sehingga tercipta persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa," kata dia.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan acara ini akan jadi obat setelah selama pandemi tak bisa menyaksikan hiburan secara langsung. Pihaknya meminta panitia berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga keamanan di titik kepadatan pengunjung di Kampung Ketandan.
"Panitia juga bisa berkoordinasi untuk menyatukan antara tarif parkir dengan tiket masuk event agar tidak terlalu mahal sehingga tidak membebani," katanya.
Ia juga menyarankan ke depan kegiatan bisa dikembangkan di lokasi lain, seperti di Kranggan yang memiliki Klenteng Poncowinatan ataupun di sekitat Klenteng Gondomanan. Menurutnya, jika di dua lokasi tersebut bisa berkembang seperti di Ketandan akan semakin semarak dikunjungi wisatawan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta:
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke XVIII akan kembali digelar secara langsung awal tahun depan. Ini akan jadi kali pertama setelah dua edisi, yakni 2021 dan 2022 digelar daring.
Ketua Pelaksana PBTY Sugiarto mengatakan acara tahunan itu akan diselenggarakan bekerja sama Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) yang merupakan wadah gabungan dari 14 Paguyuban Tionghoa yang ada di
Yogyakarta.
Ia mengatakan pengampu PBTY XVII Tahun 2023 adalah
Paguyuban Hakka Yogyakarta yang mengambil tema "Bangkit Jogjaku, Untuk Indonesia" pada 30 Januari hingga 5 Februari 2023 di Kampung Ketandan, Kota Yogyakarta.
"Ada banyak agenda yang sudah kami siapkan untuk masyarakat setelah dua edisi sebelumnya terkendala pandemi," kata dia di Yogyakarta, Selasa, 15 November 2022.
Menurut Sugiarto mengatakan berbagai kegiatan yang diselenggarakan di antaranya pagelaran seni dan budaya, bazar dan pameran dengan melibatkan sekitat 200 stand oleh UMKM di lingkungan DIY. Selain itu, panggung pentas seni nantinya akan disajikan selama 7 hari.
"Pekan budaya ini terbuka bagi masyarakat umum. Tujuannya meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat, menjaga dan membangun kebersamaan, dan meningkatkan toleransi sesama umat manusia sehingga tercipta persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa," kata dia.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan acara ini akan jadi obat setelah selama pandemi tak bisa menyaksikan hiburan secara langsung. Pihaknya meminta panitia berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga keamanan di titik kepadatan pengunjung di Kampung Ketandan.
"Panitia juga bisa berkoordinasi untuk menyatukan antara tarif parkir dengan tiket masuk event agar tidak terlalu mahal sehingga tidak membebani," katanya.
Ia juga menyarankan ke depan kegiatan bisa dikembangkan di lokasi lain, seperti di Kranggan yang memiliki Klenteng Poncowinatan ataupun di sekitat Klenteng Gondomanan. Menurutnya, jika di dua lokasi tersebut bisa berkembang seperti di Ketandan akan semakin semarak dikunjungi wisatawan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)