Cilacap: Seorang warga ditemukan meninggal setelah tertimbun longsor di Dusun Garawangi, Desa Cijati, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kepala Basarnas Cilacap Adah Sudarsa mengatakan korban sudah dievakuasi.
"Berdasarkan laporan yang diterima tim SAR gabungan, korban atas nama Casih (62), warga Desa Cijati RT 02 RW 06, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan berhasil dievakuasi oleh masyarakat setempat dengan menggunakan peralatan manual pada pukul 09.00 WIB," kata Adah di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.
Adah menjelaskan setelah dievakuasi dari lokasi kejadian, jenazah Casih langsung dibawa ke rumah saudara korban. Terkait dengan kronologi kejadian, dia mengatakan bencana tanah longsor di Dusun Garawangi, Desa Cijati, terjadi saat hujan lebat sekitar pukul 17.00 WIB, Senin, 5 Februari 2024.
Akibat kejadian tersebut, sebuah rumah warga yang dihuni korban atas nama Casih tertimbun material longsoran.
"Kami yang mendapatkan informasi bencana tersebut dari BPBD Kabupaten Cilacap segera memberangkatkan satu regu Basarnas menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya evakuasi bersama potensi SAR yang sudah berada di lapangan," jelasnya.
Menurut dia langkah awal yang dilakukan Basarnas adalah membuka akses jalan yang tertimbun material longsoran.
"Material longsorannya sangat banyak, sehingga kami kesulitan sampai lokasi. Bahkan, kami harus berjalan kaki menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan yang akan digunakan," ungkapnya.
Selain melakukan penanganan tanah longsor di Desa Cijati, kata dia, personel Basarnas Cilacap juga disiagakan di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, untuk memantau kondisi banjir yang terjadi di Majenang dan Cimanggu pada Senin sore akibat luapan Sungai Cilopadang.
Dalam hal ini, personel Basarnas disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi warga mengingat hujan lebat masih mengguyur wilayah Majenang dan Cimanggu.
"Luapan air Sungai Cilopadang mengakibatkan banjir dengan setinggi lebih kurang 1 meter. Namun hingga Senin (5/2) malam, genangan banjir di dua kecamatan mulai menyusut, sehingga warga mulai membersihkan rumah masing-masing," jelas Adah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Bayu Prahara, mengatakan bencana banjir di Kecamatan Majenang mengakibatkan 132 rumah di enam desa tergenang air dengan ketinggian berkisar 30-60 sentimeter.
Enam desa di Kecamatan Majenang yang tergenang banjir meliputi Padangjaya, Cilopadang, Bener, Mulyasari, Sindangsari, dan Bener.
Sementara di Kecamatan Cimanggu, kata dia, banjir menggenangi 580 rumah warga Desa Rejodadi dengan ketinggian air berkisar 50-55 sentimeter.
Selain itu sejumlah rumah warga Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, dilaporkan terkena tanah longsor dan satu di antaranya tertimbun material longsoran hingga rata dengan tanah yang mengakibatkan seorang warga turut tertimbun.
"Korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata Bayu.
Cilacap: Seorang warga ditemukan meninggal setelah tertimbun
longsor di Dusun Garawangi, Desa Cijati, Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah. Kepala Basarnas Cilacap Adah Sudarsa mengatakan korban sudah dievakuasi.
"Berdasarkan laporan yang diterima tim SAR gabungan, korban atas nama Casih (62), warga Desa Cijati RT 02 RW 06, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan berhasil dievakuasi oleh masyarakat setempat dengan menggunakan peralatan manual pada pukul 09.00 WIB," kata Adah di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.
Adah menjelaskan setelah dievakuasi dari lokasi kejadian, jenazah Casih langsung dibawa ke rumah saudara korban. Terkait dengan kronologi kejadian, dia mengatakan bencana tanah longsor di Dusun Garawangi, Desa Cijati, terjadi saat hujan lebat sekitar pukul 17.00 WIB, Senin, 5 Februari 2024.
Akibat kejadian tersebut, sebuah rumah warga yang dihuni korban atas nama Casih tertimbun material longsoran.
"Kami yang mendapatkan informasi bencana tersebut dari BPBD Kabupaten Cilacap segera memberangkatkan satu regu Basarnas menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya evakuasi bersama potensi SAR yang sudah berada di lapangan," jelasnya.
Menurut dia langkah awal yang dilakukan Basarnas adalah membuka akses jalan yang tertimbun material longsoran.
"Material longsorannya sangat banyak, sehingga kami kesulitan sampai lokasi. Bahkan, kami harus berjalan kaki menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan yang akan digunakan," ungkapnya.
Selain melakukan penanganan tanah longsor di Desa Cijati, kata dia, personel Basarnas Cilacap juga disiagakan di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, untuk memantau kondisi banjir yang terjadi di Majenang dan Cimanggu pada Senin sore akibat luapan Sungai Cilopadang.
Dalam hal ini, personel Basarnas disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi warga mengingat hujan lebat masih mengguyur wilayah Majenang dan Cimanggu.
"Luapan air Sungai Cilopadang mengakibatkan banjir dengan setinggi lebih kurang 1 meter. Namun hingga Senin (5/2) malam, genangan banjir di dua kecamatan mulai menyusut, sehingga warga mulai membersihkan rumah masing-masing," jelas Adah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Bayu Prahara, mengatakan bencana banjir di Kecamatan Majenang mengakibatkan 132 rumah di enam desa tergenang air dengan ketinggian berkisar 30-60 sentimeter.
Enam desa di Kecamatan Majenang yang tergenang banjir meliputi Padangjaya, Cilopadang, Bener, Mulyasari, Sindangsari, dan Bener.
Sementara di Kecamatan Cimanggu, kata dia, banjir menggenangi 580 rumah warga Desa Rejodadi dengan ketinggian air berkisar 50-55 sentimeter.
Selain itu sejumlah rumah warga Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, dilaporkan terkena tanah longsor dan satu di antaranya tertimbun material longsoran hingga rata dengan tanah yang mengakibatkan seorang warga turut tertimbun.
"Korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata Bayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)