Konferensi pers Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq
Konferensi pers Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq

Polri Minta PLN Cek Rumah Kecil Berdaya Listrik Besar Antisipasi Lab Narkoba

Daviq Umar Al Faruq • 04 Juli 2024 11:48
Malang: Bareskrim Polri meminta seluruh pihak ikut berpatisipasi dalam upaya pemberantasan narkoba di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
 
Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, mengimbau kepada PLN untuk memberikan informasi kepada polisi apabila menemukan rumah berukuran kecil namun memiliki daya listrik yang besar. Pasalnya bisa saja bangunan itu digunakan untuk laboratorium narkoba atau Clandestine Lab.
 
"Kita mengimbau teman-teman PLN kalau ada masukan-masukan rumah atau tempat yang penggunaan daya listriknya itu di luar kebiasaan, tolong bisa diinformasikan kepada pihak kepolisian setempat, supaya nanti bisa dilakukan pendalaman-pendalaman," katanya saat konferensi pers, Rabu, 3 Juli 2024.

Wahyu mencontohkan laboratorium narkoba yang dikendalikan oleh warga negara asing (WNA) asal Ukraina di Villa Sunny, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, yang dibongkar polisi pada Mei 2024. Villa itu tergolon berukuran kecil namun memiliki daya listrik yang besar.
 
"Kemarin yang di Bali, di dalam sebuah villa yang kecil tapi listriknya 72 ribu watt, ini enggak masuk akal kalau hanya digunakan untuk sebuah villa tanpa kolam renang dan sebagainya," imbuh dia.
 
Baca juga: Pabrik Narkoba di Malang Pasarkan Produknya Lewat Medsos

Wahyu mengaku, selama ini pihaknya selalu menemukan inovasi-inovasi baru yang diterapkan oleh pelaku peredaran narkoba. Hal itu dilakukan untuk mengelabui petugas.
 
"Kita ini kejar-kejaran. Setiap ada kita ungkap seperti ini, mungkin di depan nanti akan ada inovasi apa lagi, itu terus. Oleh karena itu kita melakukan collecting, dari data-data pabrik yang dulu seperti apa kita gunakan untuk melakukan analisis, by data, nanti akan kita collab, kita kumpulkan seluruh data-data yang ada, bekerja sama dengan teman-temab=n, kita lakukan evaluasi dan analisis ke depan nanti apa yang mungkin terjadi, tetapi ini saja tidak cukup," ungkapnya.
 
Hal paling penting memberantas narkoba menurut Wahyu, sinergitas dengan sejumlah pihak. Sebab pemberantasan narkoba ini tidak mungkin bisa hanya diselesaikan oleh satu kementerian/lembaga atau satu entitas saja.
 
"Oleh karena itu kita bekerjavsama, mulai dari bea cukai yang memonitor barang-barang yang masuk, barang-barang yang diperkirakan akan digunakan untuk pembuatan narkoba, kemudian informasi diserahkan kepada kita juga, berkolaborasi. Divsini juga kita berkolaborasi dengan wilayah setempat, dengan teman-teman dari BNNP, kita juga selalu tukar menukar informasi, dan juga tentu paling penting disini adalah peran serta masyarakat," terang dia.
 
Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri membongkar pabrik narkoba atau Clandestine Laboratory terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Dalam pengungkapan ini, ada lima orang tersangka yang ditangkap.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan