Bekasi: Polres Metro Bekasi Kota menggelar rekonstruksi pembunuhan bocah perempuan berinisial GH, 9, yang dicabuli dan dibunuh oleh pria paruh baya berinisial DS, 61 di Kampung Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis, 6 Juni 2024.
Proses rekonstruksi ini dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus.
Pelaku Didik Setiawan turut dihadirkan ke lokasi. Polisi bersama tersangka tiba di tepat pukul 10.00 WIB.
Begitu tiba di lokasi, tersangka Didik langsung digiring menuju rumahnya. Warga yang memenuhi lokasi, langsung menyoraki Didik. Kata-kata umpatan kepada Didik dilontarkan karena warga geram dengan perilaku pelaku.
"Nyawa dibalas dengan nyawa," ucap salah satu warga di dalam kerumunan, Kamis, 6 Juni 2024.
"Woi, Didik pembunuh," kata warga lainnya.
Warga setempat, Yani, mengatakan, dirinya menjadi takut dengan adanya peristiwa tersebut. "Iya lah (takut), sebagai warga kita was-was. Apalagi punya anak kecil," ungkap dia.
Dia mengaku resah dengan adanya peristiwa tersebut di lingkungan setempat dan menunjukkan kemarahannya. Yani pun meminta agar DS dihukum seumur hidup atas perbuatannya.
"Kita ngerasain gimana kalo kehilangan anak. Orangnya aja enggak punya hati nurani. Coba kalau anak dia dibunuh sama orang lain, dia ngerasain kayak gimana. Enggak mungkin diam saja orang tua," terang Yani.
Dalam rekonstruksi yang digelar, anggota kepolisian turut membawa manekin perempuan yang akan digunakan sebagai tubuh pengganti GH.
Beberapa anggota kepolisian telah pun disiagakan dalam guna menjaga proses rekonstruksi agar tetap kondusif.
Bekasi: Polres Metro Bekasi Kota menggelar rekonstruksi pembunuhan bocah perempuan berinisial GH, 9, yang
dicabuli dan dibunuh oleh pria paruh baya berinisial DS, 61 di Kampung Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis, 6 Juni 2024.
Proses rekonstruksi ini dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus.
Pelaku Didik Setiawan turut dihadirkan ke lokasi. Polisi bersama tersangka tiba di tepat pukul 10.00 WIB.
Begitu tiba di lokasi, tersangka Didik langsung digiring menuju rumahnya. Warga yang memenuhi lokasi, langsung menyoraki Didik. Kata-kata umpatan kepada Didik dilontarkan karena warga geram dengan perilaku pelaku.
"Nyawa dibalas dengan nyawa," ucap salah satu warga di dalam kerumunan, Kamis, 6 Juni 2024.
"
Woi, Didik pembunuh," kata warga lainnya.
Warga setempat, Yani, mengatakan, dirinya menjadi takut dengan adanya peristiwa tersebut. "Iya lah (takut), sebagai warga kita was-was. Apalagi punya anak kecil," ungkap dia.
Dia mengaku resah dengan adanya peristiwa tersebut di lingkungan setempat dan menunjukkan kemarahannya. Yani pun meminta agar DS dihukum seumur hidup atas perbuatannya.
"Kita
ngerasain gimana kalo kehilangan anak. Orangnya
aja enggak punya hati nurani. Coba kalau anak dia dibunuh sama orang lain,
dia ngerasain kayak
gimana. Enggak mungkin diam saja orang tua," terang Yani.
Dalam rekonstruksi yang digelar, anggota kepolisian turut membawa manekin perempuan yang akan digunakan sebagai tubuh pengganti GH.
Beberapa anggota kepolisian telah pun disiagakan dalam guna menjaga proses rekonstruksi agar tetap kondusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)