Semarang: Sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah, enggan menggelar tes cepat (rapid test) dan tes usap (swab) massal kendati daerahnya masuk sebagai wilayah zona merah penyebaran covid-19.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan alasan para kepala daerah tersebut tak mau menggelar tes covid-19 massal, karena khawatir ditemukan banyak kasus positif.
"Saya hubungi dua kepala daerah, mereka mengaku galau untuk melakukan rapid test dan swab massal karena khawatir angka covid-19 membengkak," kata Hendrar, seraya tak mau menyebutkan dua kepala daerah yang dimaksud, Kamis, 18 Juni 2020.
Menurut Hendrar, kedua daerah itu sebetulnya sudah tidak masuk zona merah. Namun Pemprov Jawa Tengah masih melabelinya dengan status tersebut.
"Ya berterimakasih kepada Pak Gubernur atas peringatan tersebut," jelasnya.
Baca juga: Sekolah di Tegal Gelar Simulasi Normal Baru
Sementara itu, lima daerah di Jawa Tengah yang masih masuk dalam zona merah adalah Kota Semarang, Demak, Magelang, Kendal, dan Temanggung.
Adapun Kota Semarang, meski masih banyak kasus covid-19 yang terdeteksi, kata Hendrar, tak terlalu mengkhawatirkan. Alasannya, karena diimbangi dengan penanganan yang cepat sehingga korona segera dapat diatasi dalam waktu singkat.
"Kita tetap akan terus lakukan test rapid dan swab secara massal untuk mempercepat penanganan," imbuhnya.
Ia menambahkan saat ini tempat karantina di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang yang tersedia 95 kamar sudah penuh. Sebagian warga yang terpapar covid-19 pun digeser ke Gedung Diklat untuk menjalani karantina dan perawatan lanjutan sebelum dinyatakan sembuh. (Akhmad Safuan)
Semarang: Sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah, enggan menggelar tes cepat (rapid test) dan tes usap (swab) massal kendati daerahnya masuk sebagai wilayah zona merah penyebaran covid-19.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan alasan para kepala daerah tersebut tak mau menggelar tes covid-19 massal, karena khawatir ditemukan banyak kasus positif.
"Saya hubungi dua kepala daerah, mereka mengaku galau untuk melakukan rapid test dan swab massal karena khawatir angka covid-19 membengkak," kata Hendrar, seraya tak mau menyebutkan dua kepala daerah yang dimaksud, Kamis, 18 Juni 2020.
Menurut Hendrar, kedua daerah itu sebetulnya sudah tidak masuk zona merah. Namun Pemprov Jawa Tengah masih melabelinya dengan status tersebut.
"Ya berterimakasih kepada Pak Gubernur atas peringatan tersebut," jelasnya.
Baca juga:
Sekolah di Tegal Gelar Simulasi Normal Baru
Sementara itu, lima daerah di Jawa Tengah yang masih masuk dalam zona merah adalah Kota Semarang, Demak, Magelang, Kendal, dan Temanggung.
Adapun Kota Semarang, meski masih banyak kasus covid-19 yang terdeteksi, kata Hendrar, tak terlalu mengkhawatirkan. Alasannya, karena diimbangi dengan penanganan yang cepat sehingga korona segera dapat diatasi dalam waktu singkat.
"Kita tetap akan terus lakukan test rapid dan swab secara massal untuk mempercepat penanganan," imbuhnya.
Ia menambahkan saat ini tempat karantina di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang yang tersedia 95 kamar sudah penuh. Sebagian warga yang terpapar covid-19 pun digeser ke Gedung Diklat untuk menjalani karantina dan perawatan lanjutan sebelum dinyatakan sembuh. (
Akhmad Safuan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)