RSUD Jombang Diduga Paksa Pasien Lahiran Normal, Bayi Meninggal
Sri Yanti Nainggolan • 01 Agustus 2022 16:17
Jakarta: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang tengah ramai dibicarakan. RS itu diduga memberikan penanganan pasien yang salah pada proses melahirkan sehingga menyebabkan bayi meninggal dunia.
Pasangan Rohma Roudotul Janah, 29, dan Yopi Widianto, 26, harus menelan pil pahit kehilangan anak pertama saat proses kelahiran. Pasalnya, pihak RSUD Jombang melakukan prosedur lahiran normal padahal pihak pasien dirujuk untuk lahiran sesar.
Kronologi ibu dirujuk ke RSUD Jombang
Dilansir dari Clicks.id, Yopi menjelaskan usia kandugan istrinya berusia 9 bulan. Awalnya, pada tanggal 28 Juli 2022, ia mengantar istrinya untuk periksa di Puskesmas Sumobito.
Saat itu, kondisi istrinya sudah bukaan 3 hingga dirujuk ke RSUD Jombang. "Akhirnya dirujuk ke RSUD, saat di tiba di rumah sakit ternyata sudah bukaan 5," katanya.
Mengetahui kondisi istrinya yang bukaan cepat, Yopi mengaku sempat bertanya pada perawat di RSUD Jombang terkait tidak adanya tindakan operasi terhadap istrinya. Bahkan, usai diperiksa perawat, istrinya tidak langsung ditangani.
"Nunggu lama, terus jam 5 sore baru dipaksa dijebol air ketubannya. Nah itu, sudah bukaan 8," beber Yopi.
Pihak RSUD Jombang tetap lakukan prosedur lahiran normal
Saat ditanya apakah itu langsung ditangani oleh dokter, Yopi mengaku saat itu masih proses observasi. "Baru sekitar 18.30 WIB, baru proses persalinan," ucapnya.
Yopi mengaku proses itu berlangsung di ruang bersalin poli kandungan RSUD Jombang. "Setelah ditangani itu disuruh normal sama dokter dan perawat," ungkapnya.
Tak hanya itu, Yopi mengaku istrinya sudah sempat menanyakan pada dokter maupun perawat, kenapa tidak dioperasi, dan kenapa persalinan normal.
"Istri saya tanya dua kali tiga kali, kenapa gak sesar. Jawabannya, ya diusahakan normal," paparnya.
Yopi Widianto saat menceritakan proses persalinan istrinya di RSUD Jombang. (Foto: Metro TV)
Yopi menyebut kira-kira pukul 19.30 WIB, bayi yang merupakan anak pertamanya itu juga belum keluar dari kandungan. Akhirnya pihak perawat dan dokter melakukan tindakan vakum.
"Disedot itu, gak keluar juga cuman kepalanya bayi yang keluar dan para perawat tadi panik, akhirnya nelpon dokter," ujar Yopi.
Setelah para dokter ini tiba, istri Yopi baru ditangani. Namun, bayi tersebut belum juga keluar.
"Satu datang ditangani tidak berhasil, satu lagi datang belum juga berhasil, akhirnya sampai empat dokter tapi belum juga berhasil. Dan akhirnya berhenti dulu, itu sekitar pukul 20.30 WIB," ungkap Yopi.
Setelah lama tidak bisa dikeluarkan, akhirnya pihak dokter RSUD Jombang menganjurkan untuk dilakukan pemisahan bagian tubuh bayi, agar sang ibu bisa tertolong. "Itu namanya gak tahu tapi yang jelas itu proses pengeluaran bayi dengan pemisahan bagian tubuh," tutur dia.
Saat itu, kondisi bayi sudah meninggal. "Iya sudah meninggal bayinya pas divakum," ujar Yopi.
Yopi menegaskan bahwa dirinya sudah memberitahu pihak dokter dan perawat RSUD Jombang bahwa istrinya dirujuk untuk melakukan operasi sesar.
"Sudah dianjurkan operasi karena ibunya ada gula darah, dan bayinya memang cukup besar dengan berat 3 kiloan," ungkap Yopi.
"Ya, sudah dianjurkan operasi, tapi ya gitu, tetap aja dilahirkan normal," lanjut dia.
Bayi dikeluarkan dengan kepala dan tubuh dipisah
Saat ditanya apakah Yopi dan istri mengetahui bayinya dikeluarkan dengan cara dipisahkan bagian kepala dengan tubuhnya. Ia mengaku melihat hal tersebut. "Ya melihat istri saya sadar dan saya ada di dalam ruangan itu," tegasnya.
"Ya kalau bisa kan dikeluarkan dengan cara lain, tidak harus dengan cara dipisahkan bagian tubuhnya," tutur Yopi.
Pasien minta pihak RSUD Jombang minta maaf
Yopi berharap agar peristiwa ini tidak terulang lagi. Ia meminta agar para dokter dan perawat RSUD Jombang meminta maaf pada pihak keluarga.
"Ya harapannya biar gak terulang lagi peristiwa ini, dan kalau bisa ada itikad baik dari dokter maupun perawat, ya meminta maaf lah," pungkasnya.
Bayi dikeluarkan dengan kepala dan tubuh dipisah
Saat ditanya apakah Yopi dan istri mengetahui bayinya dikeluarkan dengan cara dipisahkan bagian kepala dengan tubuhnya. Ia mengaku melihat hal tersebut. "Ya melihat istri saya sadar dan saya ada di dalam ruangan itu," tegasnya.
"Ya kalau bisa kan dikeluarkan dengan cara lain, tidak harus dengan cara dipisahkan bagian tubuhnya," tutur Yopi.
Pasien minta pihak RSUD Jombang minta maaf
Yopi berharap agar peristiwa ini tidak terulang lagi. Ia meminta agar para dokter dan perawat RSUD Jombang meminta maaf pada pihak keluarga.
"Ya harapannya biar gak terulang lagi peristiwa ini, dan kalau bisa ada itikad baik dari dokter maupun perawat, ya meminta maaf lah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)