Kondisi pabrik petasan di Kosambi usai terbakar, Kamis 26 Oktober 2017. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Kondisi pabrik petasan di Kosambi usai terbakar, Kamis 26 Oktober 2017. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah

Secara Perdata, Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

Husen Miftahudin • 27 Oktober 2017 13:51
medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Eddy Kusuma Wijaya meminta pemerintah bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan dan santunan bagi korban meledaknya pabrik petasan di Kabupaten Tangerang, kemarin. Karena, beroperasinya pabrik tersebut atas izin pemerintah daerah setempat.
 
"Secara perdata, pemerintah harus bertanggung jawab," ujar Eddy usai meninjau langsung lokasi kebakaran di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jati, Desa Cangklong, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Jumat 27 Oktober 2017.
 
Secara pidana, lanjut Eddy, kepolisian harus segera merampungkan proses penyelidikan. Meskipun, dalam hal ini, pemilik PT Panca Buana Cahaya Sukses seharusnya bertanggung jawab.

Wakil rakyat dari Dapil III Banten (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) ini menyatakan akan membahas peristiwa tersebut di DPR. Pihak-pihak terkait rencananya akan segera dipanggil untuk menjelaskan peristiwa yang merenggut banyak nyawa itu.
 
"Ini kejadian besar dan harus menjadi perhatian," ujarnya.
 
Baca: Keluarga Korban Ledakan akan Diberikan Trauma Healing
 
Pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses meledak sekitar pukul 09.00 WIB, Kamis 27 Oktober 2017. Pabrik sekaligus gudang itu berlokasi di Jalan Raya SMPN 1 Kosambi Desa Belimbing RT 20/10 Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang.
 
Insiden ini menewaskan 47 orang dari 103 pekerja yang berada di lingkungan pabrik. Sebanyak 46 orang mengalami luka-luka, 28 orang di antaranya dirawat di beberapa rumah sakit.
 
Dari 28 korban yang dirawat, tujuh korban mengalami luka serius. Tiga korban mengalami luka bakar hingga 70 persen. Adapun tiga pekerja lainnya dinyatakan selamat dan tak mengalami luka. Data terakhir, sebanyak tujuh pekerja masih dicari.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan