Gorontalo: Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Rizal Yusuf Kune mengatakan penolakannya terhadap penggunaan vaksin Astrazeneca untuk vaksinasi covid-19 di daerah itu.
"Sejauh ini, kita konsisten menggunakan vaksin Sinovac, dan tegas secara pribadi saya menolak Astrazeneca," kata dia, di Gorontalo, Selasa, 30 Maret 2021.
Penolakan tersebut katanya, karena belajar dari Sulawesi Utara dalam penggunaan vaksin Astrazeneca berdampak pada tingginya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Dengan penggunaan vaksin Sinovac, kondisi itu tidak ditemukan di kabupaten ini selain banyak peserta vaksinasi yang takut alias fobia pada jarum suntik.
"Kami tidak ingin ada KIPI menonjol, vaksinasi covid-19 di daerah ini aman dan halal hanya menggunakan vaksin Sinovac," ujarnya.
Baca juga: Larangan Mudik, Pemkab Malang Tunggu Aturan Kemendagri
Kendati demikian, Rizal mengakui belum ada vaksin merek lain yang masuk ke daerah itu selain Sinovac. Ia berharap, tidak ada pendapat atau pandangan menyimpang terhadap maksud penolakan Astrazeneca, sebab pemerintah daerah sangat mendukung pelaksanaan program vaksinasi covid-19 yang terus berlangsung di seluruh puskesmas dan rumah sakit.
Data Dinas Kesehatan setempat, total penggunaan vaksin Sinovac di daerah itu mencapai 4.210 dosis. Terdiri dari 1.760 dosis untuk tenaga kesehatan yang telah tuntas vaksinasi dua tahap, serta 2.450 dosis untuk pelayan publik dan lanjut usia (lansia) untuk tahap satu.
"Sisanya akan diperuntukkan untuk tahap dua yang sebentar lagi segera dilakukan," jelasnya.
Ia menambahkan vaksinasi covid-19 di daerah itu terus berlangsung dan sementara bergulir termasuk untuk 500 orang guru honorer yang pelaksanaannya di 14 Puskesmas dan satu rumah sakit.
Gorontalo: Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Rizal Yusuf Kune mengatakan penolakannya terhadap penggunaan
vaksin Astrazeneca untuk vaksinasi covid-19 di daerah itu.
"Sejauh ini, kita konsisten menggunakan vaksin Sinovac, dan tegas secara pribadi saya menolak Astrazeneca," kata dia, di Gorontalo, Selasa, 30 Maret 2021.
Penolakan tersebut katanya, karena belajar dari Sulawesi Utara dalam penggunaan vaksin Astrazeneca berdampak pada tingginya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Dengan penggunaan vaksin Sinovac, kondisi itu tidak ditemukan di kabupaten ini selain banyak peserta vaksinasi yang takut alias fobia pada jarum suntik.
"Kami tidak ingin ada KIPI menonjol, vaksinasi covid-19 di daerah ini aman dan halal hanya menggunakan vaksin Sinovac," ujarnya.
Baca juga:
Larangan Mudik, Pemkab Malang Tunggu Aturan Kemendagri
Kendati demikian, Rizal mengakui belum ada vaksin merek lain yang masuk ke daerah itu selain Sinovac. Ia berharap, tidak ada pendapat atau pandangan menyimpang terhadap maksud penolakan Astrazeneca, sebab pemerintah daerah sangat mendukung pelaksanaan program vaksinasi covid-19 yang terus berlangsung di seluruh puskesmas dan rumah sakit.
Data Dinas Kesehatan setempat, total penggunaan vaksin Sinovac di daerah itu mencapai 4.210 dosis. Terdiri dari 1.760 dosis untuk tenaga kesehatan yang telah tuntas vaksinasi dua tahap, serta 2.450 dosis untuk pelayan publik dan lanjut usia (lansia) untuk tahap satu.
"Sisanya akan diperuntukkan untuk tahap dua yang sebentar lagi segera dilakukan," jelasnya.
Ia menambahkan vaksinasi covid-19 di daerah itu terus berlangsung dan sementara bergulir termasuk untuk 500 orang guru honorer yang pelaksanaannya di 14 Puskesmas dan satu rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)