Liwa: Kawanan gajah liar kembali merusak sejumlah gubuk dan rumah warga di Pekon Gunungratu, Kecamatan BandarneKawageri Suoh, Lampung Barat, lampung, sejak tiga hari terakhir. Sejak Jumat, 20 Agustus hingga Minggu, 22 Agustus 2021, kawanan gajah memasuki lahan warga pada malam hari.
"Jumat sore sampai Sabtu pagi, kawanan gajah itu masuk ke lahan warga. Kemudian siangnya kembali ke kawasan. Terus Sabtu sore sampai Minggu paginya datang lagi hingga memasuki lahan perkampungan di pendukuhan dan merusak gubuk dan rumah pak Sarman," tutur Sugeng Hari Konaryo Adi, anggota Dewan Lambar asal Kecamatan Bandarnegeri Suoh yang aktif ikut ronda memblokade kawanan gajah, Minggu, 22 Agustus 2021.
Kawanan gajah itu juga memakan tanaman pisang dan kelapa milik Barzawan, warga Pekon Sukamarga yang berkebun di Pekon Gunungratu. Gajah juga memakan tanaman padi milik warga sekitar.
"Sejak beberapa malam ini setiap sore sampai pagi berikutnya, gajah datang terus dan mencari makan ke lahan warga. Kemudian paginya baru kembali ke kawasan. Siang ini lokasi gajahnya berada dalam kawasan sekitar satu kilometer dari perkampungan," tuturnya.
Kendati gajah kian mendekat perkampungan, warga bersama petugas tetap berjaga-jaga untuk mengantisipasi kedatanganya lagi. Apalagi beberapa malam ini rombongan gajah itu terus turun.
Baca: Kronologis Pembunuhan Gajah di Aceh
Sugeng menduga, stok makanan dalam kawasan itu sudah tidak ada. Sehingga hampir tiga malam ini terus turun gunung untuk mencari makan. Terkait adanya rumah, gubuk dan tanaman yang rusak, lanjut dia, pihak pemerintah pekon sudah mendata untuk ditindaklanjuti. Kemudian pihak Pemkab melalui OPD terkait juga sudah mengirim logistik untuk membantu kebutuhan masyarakat selama melaksanakan ronda menghalau gajah.
Kemudian pihak petugas juga terus melakukan upaya penghalauan bersama warga yang sudah dilatih cara menghalau gajah. Intinya penghalauan agar gajah itu menjauh terus dilaksanakan menggunakan mercon, api, dan alat-alat yang dapat digunakan lainya.
Ia meminta agar petugas terkait dapat berupaya agar gajah tidak kembali lagi ke lahan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang dan bisa memetik hasil tanamanya.
Sugeng mengimbau agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan gajah. Warga harus bisa memaklumi dan menerima kenyataan atas keberadaan gajah yang telah mencari makan hingga ke lahan masyarakat.
Liwa: Kawanan
gajah liar kembali merusak sejumlah gubuk dan rumah warga di Pekon Gunungratu, Kecamatan BandarneKawageri Suoh, Lampung Barat, lampung, sejak tiga hari terakhir. Sejak Jumat, 20 Agustus hingga Minggu, 22 Agustus 2021, kawanan gajah memasuki lahan warga pada malam hari.
"Jumat sore sampai Sabtu pagi, kawanan gajah itu masuk ke lahan warga. Kemudian siangnya kembali ke kawasan. Terus Sabtu sore sampai Minggu paginya datang lagi hingga memasuki lahan perkampungan di pendukuhan dan merusak gubuk dan rumah pak Sarman," tutur Sugeng Hari Konaryo Adi, anggota Dewan Lambar asal Kecamatan Bandarnegeri Suoh yang aktif ikut ronda memblokade kawanan gajah, Minggu, 22 Agustus 2021.
Kawanan gajah itu juga memakan tanaman pisang dan kelapa milik Barzawan, warga Pekon Sukamarga yang berkebun di Pekon Gunungratu. Gajah juga memakan tanaman padi milik warga sekitar.
"Sejak beberapa malam ini setiap sore sampai pagi berikutnya, gajah datang terus dan mencari makan ke lahan warga. Kemudian paginya baru kembali ke kawasan. Siang ini lokasi gajahnya berada dalam kawasan sekitar satu kilometer dari perkampungan," tuturnya.
Kendati gajah kian mendekat perkampungan, warga bersama petugas tetap berjaga-jaga untuk mengantisipasi kedatanganya lagi. Apalagi beberapa malam ini rombongan gajah itu terus turun.
Baca: Kronologis Pembunuhan Gajah di Aceh
Sugeng menduga, stok makanan dalam kawasan itu sudah tidak ada. Sehingga hampir tiga malam ini terus turun gunung untuk mencari makan. Terkait adanya rumah, gubuk dan tanaman yang rusak, lanjut dia, pihak pemerintah pekon sudah mendata untuk ditindaklanjuti. Kemudian pihak Pemkab melalui OPD terkait juga sudah mengirim logistik untuk membantu kebutuhan masyarakat selama melaksanakan ronda menghalau gajah.
Kemudian pihak petugas juga terus melakukan upaya penghalauan bersama warga yang sudah dilatih cara menghalau gajah. Intinya penghalauan agar gajah itu menjauh terus dilaksanakan menggunakan mercon, api, dan alat-alat yang dapat digunakan lainya.
Ia meminta agar petugas terkait dapat berupaya agar gajah tidak kembali lagi ke lahan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang dan bisa memetik hasil tanamanya.
Sugeng mengimbau agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan gajah. Warga harus bisa memaklumi dan menerima kenyataan atas keberadaan gajah yang telah mencari makan hingga ke lahan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)