Tangerang: Aziz, 45, meyakini wanita yang dibakar di kebun kosong di Jalan Lele, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, adalah putrinya Siti Zahra, 19. Keyakinan itu berdasarkan baju yang dikenakan korban.
"Ada potongan baju yang jadi barang bukti dan persis itu dipakai kerja, saya hafal. Batik Jogja dikasih bibinya, yakin itu mah anak saya," kata Aziz ditemui Senin 12 Juli 2021.
Aziz menuturkan, sehari sebelum diketahui adanya jasad manusia terbakar pada Kamis, 8 Juli 2021. Putri Aziz, Siti Zahra seperti biasa selalu pulang bekerja pukul 20.00 WIB. Tapi, hingga Jumat, keesokan harinya, Siti Zahra tidak menunjukkan batang hidungnya. Bahkan, ketika berkali-kali dihubungi selularnya juga tidak aktif.
"Kamis itu biasanya berangkat kerja pulang jam 8 malam. Memang selama covid-19 ini klinik ramai, tapi kalau tinggal satu dua pasien dia diizinkan pulang duluan. Tapi enggak pulang, nomor teleponya dialihkan, enggak aktif," kata Aziz mengisahkan kehilangan putrinya.
Baca: Motif Pembakaran Jasad di Suradita Tangerang karena Lamaran Ditolak
Kemudian, pada Jumat pagi hingga siang hari, santer terdengar hingga telinga Aziz, ada seorang wanita tewas di bakar di kebun kosong jalan Lele, Desa Suradita.
"Sampai pagi Jumat siang, saya denger ada pembunuhan di Suradita itu. Namanya kehilangan anak panik, saya coba cek ke sana. Nah di sana saya tanya warga katanya kasusnya ditangani Polsek," jelas Aziz.
Dari informasi itu, Aziz kemudian mendatangi markas Polsek Cisauk, untuk memastikan kalau pembakaran itu, bukanlah putrinya Siti Zahra, yang tidak pulang semalaman.
"Saya tanya ke anggota polsek, nanya ciri-ciri korban. Karena belum 24 jam, saya enggak laporan. Saya bilang ke Polisi, nanti jam 8 malam saya bikin laporan," jelas dia.
Namun, lewat dari pukul 20.00 WIB pada hari Jumat, Putrinya Zahra, tidak kunjung kembali, telpon selularnya juga tidak kunjung mendapat respon. Akhirya, Aziz kembali mendatangi Polsek Cisauk, guna melaporkan kehilangan putrinya itu.
"Saya kembali, direspons bagus, sampai saya diajak tes DNA di RS Kramatjati. Saya di BAP di sana. Ada potongan baju yang jadi barang bukti dan percis itu dipakai kerja, saya hafal bener. Batik Jogja dikasih bibinya, yakin itu mah anak saya," Kata Aziz.
Tangerang: Aziz, 45, meyakini wanita yang dibakar di kebun kosong di Jalan Lele, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, adalah putrinya Siti Zahra, 19. Keyakinan itu berdasarkan baju yang dikenakan korban.
"Ada potongan baju yang jadi barang bukti dan persis itu dipakai kerja, saya hafal. Batik Jogja dikasih bibinya, yakin itu mah anak saya," kata Aziz ditemui Senin 12 Juli 2021.
Aziz menuturkan, sehari sebelum diketahui adanya jasad manusia terbakar pada Kamis, 8 Juli 2021. Putri Aziz, Siti Zahra seperti biasa selalu pulang bekerja pukul 20.00 WIB. Tapi, hingga Jumat, keesokan harinya, Siti Zahra tidak menunjukkan batang hidungnya. Bahkan, ketika berkali-kali dihubungi selularnya juga tidak aktif.
"Kamis itu biasanya berangkat kerja pulang jam 8 malam. Memang selama covid-19 ini klinik ramai, tapi kalau tinggal satu dua pasien dia diizinkan pulang duluan. Tapi enggak pulang, nomor teleponya dialihkan, enggak aktif," kata Aziz mengisahkan kehilangan putrinya.
Baca:
Motif Pembakaran Jasad di Suradita Tangerang karena Lamaran Ditolak
Kemudian, pada Jumat pagi hingga siang hari, santer terdengar hingga telinga Aziz, ada seorang wanita tewas di bakar di kebun kosong jalan Lele, Desa Suradita.
"Sampai pagi Jumat siang, saya denger ada pembunuhan di Suradita itu. Namanya kehilangan anak panik, saya coba cek ke sana. Nah di sana saya tanya warga katanya kasusnya ditangani Polsek," jelas Aziz.
Dari informasi itu, Aziz kemudian mendatangi markas Polsek Cisauk, untuk memastikan kalau pembakaran itu, bukanlah putrinya Siti Zahra, yang tidak pulang semalaman.
"Saya tanya ke anggota polsek, nanya ciri-ciri korban. Karena belum 24 jam, saya enggak laporan. Saya bilang ke Polisi, nanti jam 8 malam saya bikin laporan," jelas dia.
Namun, lewat dari pukul 20.00 WIB pada hari Jumat, Putrinya Zahra, tidak kunjung kembali, telpon selularnya juga tidak kunjung mendapat respon. Akhirya, Aziz kembali mendatangi Polsek Cisauk, guna melaporkan kehilangan putrinya itu.
"Saya kembali, direspons bagus, sampai saya diajak tes DNA di RS Kramatjati. Saya di BAP di sana. Ada potongan baju yang jadi barang bukti dan percis itu dipakai kerja, saya hafal bener. Batik Jogja dikasih bibinya, yakin itu mah anak saya," Kata Aziz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)