Yogyakarta: Dampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian meluas. Sebelumnya pada pertengahan Juli, ada 5 kecamatan terdampak dan saat ini bertambah hingga 7 kecamatan mengalami kekurangan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengatakan kekurangan air bersih akibat musim kemarau tidak keseluruhan, namun di sejumlah desa di area kecamatan.
"Meliputi (Kecamatan) Girisubo, Karangmojo, Nglipar, Panggang, Rongkop, Saptosari, dan Tepus," katanya, Selasa, 30 Juli 2024.
Masyarakat di sejumlah titik di 7 kecamatan tersebut telah meminta pasokan. Total 472 tangki air bersih telah didistribusikan, dari persediaan sebanyak 1.000 tangki.
Data BPBD setempat menunjukkan permintaan bantuan air bersih tertinggi dari Kecamatan Panggang, yakni sebanyak 140 tangki. Kemudian disusul Kecamatan Tepus (140 tangki), Girisubo (104 tangki), Rongkop (52 tangki), Saptosari (28 tangki), Karangmojo (16 tangki), dan Nglipar (16 tangki).
Purwono mengatakan kekurangan air bersih sangat dimungkinkan menjangkau hingga belasan kecamatan. Ia menyebut, dari sebanyak 18 kecamatan, kekurangan air bersih bisa terjadi di 13 kecamatan.
"Sebagian besar ini (kecamatan) bagian selatan karena persoalan geografis dan sulit dijangkau air PDAM. Sumber air di kawasan (batuan) karst juga sangat sedikit," kata dia.
Ia menyebut kemarau 2024 akan terjadi hingga Oktober. Saat ini, Kabupaten Gunungkidul masih berstatus siaga bencana kekeringan sejak 1 Juni hingga 31 Agustus 2024.
"Kami berharap persediaan (bantuan) air bersih cukup hingga memasuki musim hujan. Untuk status siaga bencana kekeringan kemungkinan akan kami perpanjang," ucapnya.
Yogyakarta: Dampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian meluas. Sebelumnya pada pertengahan Juli, ada 5 kecamatan terdampak dan saat ini bertambah hingga 7 kecamatan mengalami
kekurangan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengatakan kekurangan air bersih akibat musim kemarau tidak keseluruhan, namun di sejumlah desa di area kecamatan.
"Meliputi (Kecamatan) Girisubo, Karangmojo, Nglipar, Panggang, Rongkop, Saptosari, dan Tepus," katanya, Selasa, 30 Juli 2024.
Masyarakat di sejumlah titik di 7 kecamatan tersebut telah meminta pasokan. Total 472 tangki air bersih telah didistribusikan, dari persediaan sebanyak 1.000 tangki.
Data BPBD setempat menunjukkan permintaan bantuan air bersih tertinggi dari Kecamatan Panggang, yakni sebanyak 140 tangki. Kemudian disusul Kecamatan Tepus (140 tangki), Girisubo (104 tangki), Rongkop (52 tangki), Saptosari (28 tangki), Karangmojo (16 tangki), dan Nglipar (16 tangki).
Purwono mengatakan kekurangan air bersih sangat dimungkinkan menjangkau hingga belasan kecamatan. Ia menyebut, dari sebanyak 18 kecamatan, kekurangan air bersih bisa terjadi di 13 kecamatan.
"Sebagian besar ini (kecamatan) bagian selatan karena persoalan geografis dan sulit dijangkau air PDAM. Sumber air di kawasan (batuan) karst juga sangat sedikit," kata dia.
Ia menyebut kemarau 2024 akan terjadi hingga Oktober. Saat ini, Kabupaten Gunungkidul masih berstatus siaga bencana kekeringan
sejak 1 Juni hingga 31 Agustus 2024.
"Kami berharap persediaan (bantuan) air bersih cukup hingga memasuki musim hujan. Untuk status siaga bencana kekeringan kemungkinan akan kami perpanjang," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)