Yogyakarta: Pedagang sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum berani menampung hewan yang akan dijual sebagai kurban untuk perayaan Iduladha. Pedagang masih mencemaskan penularan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) maupun penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya masih takut, trauma menampung sapi untuk distok di kandang rumah," kata seorang pedagang sapi dari Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Agus Parmono dihubungi, Jumat, 12 Mei 2023.
Agus mengatakan tak mau ambil risiko untuk menampung lama sapi karena masih merebaknya penyakit LSD. Selama berdagang di berbagai pasar hewan, Agus mengatakan penyebaran LSD masih meresahkan.
"Di pasar (hewan) kebumen banyak kena LSD Imogiri dan Sleman masih ada, tapi paling parah kalau ke pasar di Kebumen," ujar mantan Kepala Desa Glagah, Kecamatan Temon ini.
Menurut dia, aktivitas di pasar hewan cenderung masih sepi. Ia mengatakan pemilik tak ada yang mau membawa sapi dalam kondisi terjangkit PMK maupun LSD ke pasar. Pasalnya, ternak dalam kondisi tersebut tak ada peminat.
Ia menyebut sapi dengan bulu putih cenderung lebih rentan terjangkit LSD dan PMK. Sementara, untuk sapi berbulu merah memiliki daya tahan lebih baik.
"Sapi saya ada yang terkena LSD tapi sekarang sudah sembuh. Sudah pengobatan beberapa kali," ujarnya.
Ia memperkirakan kondisi pasar-pasar hewan akan cenderung serupa. Baik itu di Imogiri (Bantul), Ambarketawang (Sleman), Kebumen, Prambanan (Sleman), Muntilan (Magelang), dan Wonosari (Gunungkidul).
Agus memperkirakan harga hewan kurban akan cenderung naik mendekati Iduladha. Meskipun, ia belum memperkirakan tren penjualannya.
"Harga akan cenderung naik. Memang belum kelihatan. Peternak dan pedagang masih hati-hati sekali," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono belum mengetahui metode pengawasan hewan kurban di pasaran. Namun, ia mengingatkan agar pedagang maupun peternak memperhatikan kebersihan kandang dan kesehatannya.
"Kami menunggu aturan Dirjen (Direktorat Jenderal) Peternakan dan Kesehatan Hewan. Memang penjualan pasar hewan sempat drop," ungkapnya.
Yogyakarta: Pedagang sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum berani menampung
hewan yang akan dijual sebagai kurban untuk perayaan Iduladha. Pedagang masih mencemaskan penularan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) maupun penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya masih takut, trauma menampung sapi untuk distok di kandang rumah," kata seorang pedagang sapi dari Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Agus Parmono dihubungi, Jumat, 12 Mei 2023.
Agus mengatakan tak mau ambil risiko untuk menampung lama sapi karena masih merebaknya penyakit LSD. Selama berdagang di berbagai pasar hewan, Agus mengatakan penyebaran LSD masih meresahkan.
"Di pasar (hewan) kebumen banyak kena LSD Imogiri dan Sleman masih ada, tapi paling parah kalau ke pasar di Kebumen," ujar mantan Kepala Desa Glagah, Kecamatan Temon ini.
Menurut dia, aktivitas di pasar hewan cenderung masih sepi. Ia mengatakan pemilik tak ada yang mau membawa sapi dalam kondisi terjangkit PMK maupun LSD ke pasar. Pasalnya, ternak dalam kondisi tersebut tak ada peminat.
Ia menyebut sapi dengan bulu putih cenderung lebih rentan terjangkit LSD dan PMK. Sementara, untuk sapi berbulu merah memiliki daya tahan lebih baik.
"Sapi saya ada yang terkena LSD tapi sekarang sudah sembuh. Sudah pengobatan beberapa kali," ujarnya.
Ia memperkirakan kondisi pasar-pasar hewan akan cenderung serupa. Baik itu di Imogiri (Bantul), Ambarketawang (Sleman), Kebumen, Prambanan (Sleman), Muntilan (Magelang), dan Wonosari (Gunungkidul).
Agus memperkirakan harga hewan kurban akan cenderung naik mendekati Iduladha. Meskipun, ia belum memperkirakan tren penjualannya.
"Harga akan cenderung naik. Memang belum kelihatan. Peternak dan pedagang masih hati-hati sekali," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono belum mengetahui metode pengawasan hewan kurban di pasaran. Namun, ia mengingatkan agar pedagang maupun peternak memperhatikan kebersihan kandang dan kesehatannya.
"Kami menunggu aturan Dirjen (Direktorat Jenderal) Peternakan dan Kesehatan Hewan. Memang penjualan pasar hewan sempat drop," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)