Sleman: Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), disebut memiliki stok beras yang mencukupi selama ramadan hingga idulfitri. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sanggar Tani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman memiliki stok 13 ton beras dan 33 ton gabah kering siap giling.
"Ini bulan ramadan dan sebentar lagi lebaran, ketersediaan pangan sangat cukup. Ada 33 ton gabah kering giling, dan sudah tersedia 10 sampai 13 ton beras. Itu mencukupi sampai lebaran dan setelahnya," kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) DIY, Yuna Pancawati, Rabu, 20 Maret 2024.
Yuna mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, telah memantau langsung bersama pemerintah daerah. Dari hasil pantauan langsung disebut sudah terdapat penurunan harga pada komoditas pangan pokok beras. Menurutnya hal itu karena panen raya di Kabupaten Sleman sudah dekat.
Bahkan saat ini sudah ada beberapa titik yang panen dengan hasil yang cukup melimpah. Ia menyebut kondisi di Sleman saat ini harga beras medium turun menjadi Rp14 ribu dan untuk premium Rp15 ribu.
Bupati Sleman, Kustini, mengatakan sebanyak 17 kecamatan memiliki stok hampir sama dengan Kecamatan Ngemplak. Ia menegaskan kondisi itu memastikan kebutuhan beras tercukup hingga bulan depan atau idulfitri.
Pihaknya menyebut telah menggelar pasar mudah untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Menurut dia, setiap pasar mudah yang digelar di masing-masing kecamatan menyediakan hingga 9 ton beras dari Gapoktan maupun Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Dengan adanya inflasi ini, kami harus bekerja sama dan koordinasi dengan semua lintas sektor supaya persediaan beras aman dan harga beras tidak naik saat lebaran," ungkap Kustini.
Kustini mengimbau masyarakat berbelanja secukupnya dan tidak berlebihan. Selain itu, masyarakat juga diimbau memulai ketahanan pangan dari lingkungan terkecil.
"Pangan pokok tidak harus beras, namun bisa dengan ketela, ubi, kentang atau yang lainnya. Bisa ditunjang dengan menanam sayur mayur dan ternak," ujarnya.
Tim TPID melakukan pemantauan pasar murah di Kecamatan Pakem dan Turi. Pasar itu diperuntukan bagi warga dengan KTP Sleman. Pasar murah itu memiliki kapasitas seribu orang untuk masing-masing kecamatan. Pada pasar itu, beras premium dihargai Rp68 ribu per 5 kg atau Rp13.600,00 per kilogram.
Sedangkan untuk beras Bulog, pada kualitas premium ada pada harga Rp62 ribu per 5 kg atau Rp12.400,00 per kilogram dan beras medium dari Bulog sebesar Rp51 ribu per 5kg atau Rp10.200,00 per kilogram. Sementara, untuk gula harganya Rp14 ribu dan telur Rp28 ribu per kilogram.
Sleman: Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), disebut memiliki stok
beras yang mencukupi selama ramadan hingga idulfitri. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sanggar Tani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman memiliki stok 13 ton beras dan 33 ton
gabah kering siap giling.
"Ini bulan ramadan dan sebentar lagi lebaran, ketersediaan pangan sangat cukup. Ada 33 ton gabah kering giling, dan sudah tersedia 10 sampai 13 ton beras. Itu mencukupi sampai lebaran dan setelahnya," kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) DIY, Yuna Pancawati, Rabu, 20 Maret 2024.
Yuna mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, telah memantau langsung bersama pemerintah daerah. Dari hasil pantauan langsung disebut sudah terdapat penurunan harga pada komoditas pangan pokok beras. Menurutnya hal itu karena panen raya di Kabupaten Sleman sudah dekat.
Bahkan saat ini sudah ada beberapa titik yang panen dengan hasil yang cukup melimpah. Ia menyebut kondisi di Sleman saat ini harga beras medium turun menjadi Rp14 ribu dan untuk premium Rp15 ribu.
Bupati Sleman, Kustini, mengatakan sebanyak 17 kecamatan memiliki stok hampir sama dengan Kecamatan Ngemplak. Ia menegaskan kondisi itu memastikan kebutuhan beras tercukup hingga bulan depan atau idulfitri.
Pihaknya menyebut telah menggelar pasar mudah untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Menurut dia, setiap pasar mudah yang digelar di masing-masing kecamatan menyediakan hingga 9 ton beras dari Gapoktan maupun Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Dengan adanya inflasi ini, kami harus bekerja sama dan koordinasi dengan semua lintas sektor supaya persediaan beras aman dan harga beras tidak naik saat lebaran," ungkap Kustini.
Kustini mengimbau masyarakat berbelanja secukupnya dan tidak berlebihan. Selain itu, masyarakat juga diimbau memulai ketahanan pangan dari lingkungan terkecil.
"Pangan pokok tidak harus beras, namun bisa dengan ketela, ubi, kentang atau yang lainnya. Bisa ditunjang dengan menanam sayur mayur dan ternak," ujarnya.
Tim TPID melakukan pemantauan pasar murah di Kecamatan Pakem dan Turi. Pasar itu diperuntukan bagi warga dengan KTP Sleman. Pasar murah itu memiliki kapasitas seribu orang untuk masing-masing kecamatan. Pada pasar itu, beras premium dihargai Rp68 ribu per 5 kg atau Rp13.600,00 per kilogram.
Sedangkan untuk beras Bulog, pada kualitas premium ada pada harga Rp62 ribu per 5 kg atau Rp12.400,00 per kilogram dan beras medium dari Bulog sebesar Rp51 ribu per 5kg atau Rp10.200,00 per kilogram. Sementara, untuk gula harganya Rp14 ribu dan telur Rp28 ribu per kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)