Ilustrasi--Banjir bandang menerjang Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Minggu, 26 September 2021. (Foto: Dok. BPBD Sumsel)
Ilustrasi--Banjir bandang menerjang Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, Minggu, 26 September 2021. (Foto: Dok. BPBD Sumsel)

Daerah Mulai Antisipasi Bencana

Media Indonesia.com • 05 Oktober 2021 07:01
Jakarta: Sejumlah daerah terus mengantisipasi cuaca ekstrem berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Provinsi Bangka Belitung telah mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor dengan melakukan normalisasi sejumlah sungai dan menyiapkan pompa air.
 
"Yang bisa kita lakukan saat ini adalah normalisasi sejumlah sungai untuk mengeruk sedimentasi di sungai agar saat musim hujan ditambah dengan pasang air laut, aliran air tidak meluap," kata Kepala Dinas PUPR Kota Pangkalpinang, Suparlan, kemarin.
 
Menurutnya, pengendalian banjir belum maksimal karena keterbatasan anggaran. Hal serupa juga dilakukan Pemkot Palembang, Sumatra Selatan.

Untuk mengatasi banjir, Pemkot Palembang memulihkan 21 anak sungai. Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan 21 anak sungai yang berada di Kota Palembang tersebut perlu direstorasi agar fungsinya sebagai aliran sungai bisa optimal.
 
Baca juga: Rawan Longsor, 38 Makam Pasien Covid-19 Direlokasi
 
"Restorasi 21 DAS (daerah aliran sungai) yang merupakan anak Sungai Musi itu merupakan salah satu solusi untuk penanganan banjir di Palembang," kata Harnojoyo.
 
Tidak ketinggalan, Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, memprioritaskan pembangunan drainase guna mencegah banjir saban tahun yang menggenangi perkotaan. Solusinya dengan membuat masterplan drainase.
 
"Penanganan genangan telah dialokasikan penyusunan masterplan drainase pada tahun anggaran 2022," tegas Wali Kota Malang Sutiaji saat rapat paripurna dengan DPRD.
 

Ancaman longsor 


Dari Jawa Barat, warga Desa Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, dihantui tanah ambles. Mereka berharap persoalan tanah ambles bisa segera diselesaikan.
 
Tanah ambles terjadi di RT 09 RW 05 Blok Rengaspayung, Desa/Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Permukaan jalan desa yang melintasi rumah-rumah warga di RT tersebut telah ambles sekitar empat meter.
 
Dampaknya tiga rumah warga di pinggir jalan terancam ambruk. Tiap-tiap rumah milik Abdul Muin, Nuryaman, dan Reca Dewi Septiana.
 
Dari Bengkulu, akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir telah merendam 307 hektare areal persawahan di Kota Bengkulu. "Ratusan hektare sawah sebagian merupakan lahan padi ada yang siap panen dan ada juga yang baru ditanam," kata Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan.
 
Baca juga: Tulang Ayam Jadi Media Penyelundupan Sabu di Lapas Garut
 
Sebaliknya, ada sejumlah daerah dilanda kekeringan dan krisis air bersih akibat musim kemarau. Seperti di Kabupaten Sikka, NTT, pemkab setempat telah menetapkan status siaga kekeringan yang melanda 79 desa dari 17 kecamatan.
 
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo melalui Kabag Humas Pemkab Sikka, Even Edomeko, mengatakan status siaga darurat kekeringan berlaku 24 September sampai dengan 25 Oktober 2021.
 
Krisis air bersih juga melanda Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. BPBD Kabupaten Bojonegoro terus melakukan droping air bersih untuk warga terdampak. Hingga saat ini BPBD Bojonegoro sudah mengirimkan air bersih sebanyak 102 rit bagi 15 desa dari 7 kecamatan yang terdampak kekeringan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan