Bogor: Wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut penularan covid-19 di wilayahnya meningkat tajam pada Agustus 2020, mencapai 215 persen. Faktor utama penularan dari klaster rumah tangga.
Bima mengatakan kasus covid-19 di Kota Bogor sejak Maret hingga 30 Agustus 2020, ada 597 terkonfirmasi positif. Dari jumlah itu, 341 kasus positif telah sembuh, 30 orang meninggal, serta 226 orang masih dirawat.
"60 persen kasus positif terjadi pada usia produktif yakni usia 20-60 tahun. Mereka terpapar, karena memiliki banyak aktivitas di luar rumah," katanya, melansir Antara, Selasa, 1 September 2020.
Bima membeberkan, orang usia lanjut yang terpapar covid-19, 80 persen di antaranya juga memiliki riwayat aktivitas di luar rumah. "Demikian juga anak-anak, 15 persen di antaranya memiliki riwayat aktivitas di luar rumah," lanjut dia.
Baca juga: Oknum TNI AD Diduga Berlaku Arogan kepada Satgas Covid-19 Sorong
Menurut dia, jika mencermati tren kenaikan kasus positif covid-19 di Kota Bogor berdasarkan waktu, pada Maret hingga April 2020, terjadi kenaikan 107 persen. Setelah Pemkot Bogor memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai April hingga Mei, kata dia, tren penularan covid-19 turun 50 persen.
Namun, setelah pemerintah memberikan relaksasi kepada sejumlah sektor dengan menerapkan PSBB pra adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada awal Juni hingga Juli, terjadi peningkatan penularan virus korona sampai 154 persen.
"Kemudian, pada Agustus 2020 naik sangat tajam sampai 215 persen," katanya.
Bima mengatakan hal ini terjadi, di satu sisi karena kesadaran masyarakat mulai menuruan, tapi di sisi lain Dinas Kesehatan melakukan tes swab secara masif. Faktor utama peningkatan kasus terjadi pada klaster rumah tangga.
"Sebelumnya, klaster tertinggi adalah imported case atau faktor aktivitas dari luar kota, tapi saat ini sudah terjadi transmisi lokal," jelasnya.
Namun, setelah pemerintah memberikan relaksasi kepada sejumlah sektor dengan menerapkan PSBB pra adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada awal Juni hingga Juli, terjadi peningkatan penularan virus korona sampai 154 persen.
"Kemudian, pada Agustus 2020 naik sangat tajam sampai 215 persen," katanya.
Bima mengatakan hal ini terjadi, di satu sisi karena kesadaran masyarakat mulai menuruan, tapi di sisi lain Dinas Kesehatan melakukan tes swab secara masif. Faktor utama peningkatan kasus terjadi pada klaster rumah tangga.
"Sebelumnya, klaster tertinggi adalah imported case atau faktor aktivitas dari luar kota, tapi saat ini sudah terjadi transmisi lokal," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)