Fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di Desa Olu, Kecamatan Lindu , Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (15/8/2022). (ANTARA/HO- Warga Desa Olu)
Fenomena alam berupa hujan es bersamaan dengan hujan deras dan disertai angin kencang terjadi di Desa Olu, Kecamatan Lindu , Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (15/8/2022). (ANTARA/HO- Warga Desa Olu)

Hujan Es di Sigi Sulteng Dipicu Pergerakan Awan Kumulonimbus

Antara • 16 Agustus 2022 15:46
Palu: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan hujan es terjadi di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Senin, 15 Agustus 2022. Fenomena itu dipicu pergerakan awan kumulonimbus yang menyelimuti langit wilayah tersebut.
 
"Dari citra satelit terpantau adanya awan kumulonimbus, ciri-cirinya berwarna gelap, tebal. Biasanya disertai angin kencang dan mengeluarkan petir," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim, Selasa, 16 Agustus 2022.
 
Ia menjelaskan fenomena alam tersebut masih sangat wajar karena ketinggian beberapa kilometer di atas langit, awan tidak hanya mengandung air tapi juga butiran es karena terjadi perubahan suhu mengakibatkan benda cair menjadi padat.
 
Apalagi Kecamatan Lindu berada di daerah ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan laut (MDPL), sehingga kondisi ini sangat wajar.
 
"Cuaca ekstrem pada daerah-daerah tertentu terkadang menimbulkan fenomena-fenomena yang tidak bisa terjadi pada umumnya, wajar bila menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Fenomena ini sebetulnya masih dalam kondisi normal," tutur Alim.
 
Baca juga: Hujan Es Kejutkan Warga Banjar Kalsel

Menurut dia, secara keilmuan meteorologi bila awan kumulonimbus terbentuk sangat tinggi atau perubahan warna semakin gelap, tidak menutup kemungkinan memicu turunnya butiran-butiran es dari langit selain air hujan.

Ia mengimbau masyarakat tidak panik bila menemukan kondisi cuaca seperti itu, namun tetap mengenali ciri alam. 
 
"Kewaspadaan penting, tetapi jangan panik berlebihan. Karena kepanikan berlebihan justru dapat memicu ancaman lain," ucap Alim.
 
Ia menambahkan, bila masyarakat melihat gumpalan awan kumulonimbus sebaiknya tidak beraktivitas di luar rumah, serta menghindari pepohonan dan tempat-tempat yang berpotensi dapat menimbulkan celaka.
 
Dilaporkan, sejumlah atap rumah warga di Desa Olu, Kecamatan Lindu rusak diterjang angin kencang akibat cuaca ekstrem. 
 
"Bertahan di dalam rumah lebih aman sambil menunggu cuaca kembali membaik," jelas Alim.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan