Yogyakarta: Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau wisatawan tak menggunakan jalur utama saat libur Natal dan tahun Baru (Nataru) 2023. Pasalnya jalur-jalur utama dipastikan akan macet.
“Kami menyarankan tidak menggunakan jalur yang sudah dikenal masyarakat,” kata Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis, 15 Desember 2022.
Ia mengatakan jajarannya akan menyiapkan informasi jalur-jalur alternatif yang bisa digunakan wiisatawan. Selain itu, Dinas Perhubungan kabupaten/kota juga akan melakukan hal serupa.
“Misalnya nanti untuk ke Kulon Progo tidak harus melalui Jalan Wates. Ke Gunungkidul (tidak harus) lewat jalur Piyungan, apalagi sempat longsor meskipun sudah diperbaiki,” ujar Made.
Ia mengatakan petugas Dinas Perhubungan akan memecah kedatangan wisatawan dari luar daerah sejak perbatasan. Misalnya, wisatawan dari jalur Prambanan, Klaten yang akan ke Kota Yogyakarta tak semuanya bisa melalui Jalan Solo-Yogyakarta atau depan bandara Adisutjipto.
“Jadi masuk dari Prambanan harus dipecah tidak harus masuk kota, tapi masuk ke Sleman tak harus melewati jalan (bandara) Adisutjipto,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mulai berkoordinasi dalam penyediaan kantong-kantong parkir di luar Kota Yogyakarta. Salah satunya di Parkir Bandara Adisutjipto karena bisa menampung bus-bus pariwisata berukuran besar. Selain itu, ada juga terminal Giwangan yang bisa dijadikan parkir bus pariwisata.
“Kemudian dari kepolisian juga ketika memang harus ada pengaturan terkait mobilitas bus pariwisata bisa kami alokasikan agak ke pinggir (pusat kota), seperti penggunaan GOR Amongraga bisa dimanfaatkan,” katanya.
Ia mengatakan parkir-parkir kendaraan bus pariwisata masih didiskusikan lebih lanjut dengan banyak pihak. Ia mengatakan akan memanfaatkan asset tanah Pemerintah DIY yang tidak dimanfaatkan dan akan dioptimalkan untuk parkir bus.
“Bus (pariwisata) drop off di dalam (kota) tapi tidak parkir di wilayah kota melainkan kembali parkir di luar,” kata dia.
Made menambahkan jalur-jalur masuk destinasi wisata akan coba diatur agar tidak terjadi penumpukan berlebih karena pembayaran masih manual. Ia akan meminta izin pemerintah setempat agar menyediakan tempat parkir di luar jalur masuk wisata.
“Karena manual bayarnya, jadi (prosesnya) lama. Banyak kendaraan belum masuk, menunggu, jadi membludak. Kemudian antreannya ada di jalan. Kami akan koordinasi lintas sektor secara teknis untuk implementasinya,” ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau wisatawan tak menggunakan jalur utama saat libur
Natal dan tahun Baru (Nataru) 2023. Pasalnya jalur-jalur utama dipastikan akan macet.
“Kami menyarankan tidak menggunakan jalur yang sudah dikenal masyarakat,” kata Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis, 15 Desember 2022.
Ia mengatakan jajarannya akan menyiapkan informasi jalur-jalur alternatif yang bisa digunakan wiisatawan. Selain itu,
Dinas Perhubungan kabupaten/kota juga akan melakukan hal serupa.
“Misalnya nanti untuk ke Kulon Progo tidak harus melalui Jalan Wates. Ke Gunungkidul (tidak harus) lewat jalur Piyungan, apalagi sempat longsor meskipun sudah diperbaiki,” ujar Made.
Ia mengatakan petugas Dinas Perhubungan akan memecah kedatangan wisatawan dari luar daerah sejak perbatasan. Misalnya, wisatawan dari jalur Prambanan, Klaten yang akan ke Kota Yogyakarta tak semuanya bisa melalui Jalan Solo-Yogyakarta atau depan bandara Adisutjipto.
“Jadi masuk dari Prambanan harus dipecah tidak harus masuk kota, tapi masuk ke Sleman tak harus melewati jalan (bandara) Adisutjipto,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga
mulai berkoordinasi dalam penyediaan kantong-kantong parkir di luar Kota Yogyakarta. Salah satunya di Parkir Bandara Adisutjipto karena bisa menampung bus-bus pariwisata berukuran besar. Selain itu, ada juga terminal Giwangan yang bisa dijadikan parkir bus pariwisata.
“Kemudian dari kepolisian juga ketika memang harus ada pengaturan terkait mobilitas bus pariwisata bisa kami alokasikan agak ke pinggir (pusat kota), seperti penggunaan GOR Amongraga bisa dimanfaatkan,” katanya.
Ia mengatakan parkir-parkir kendaraan bus pariwisata masih didiskusikan lebih lanjut dengan banyak pihak. Ia mengatakan akan memanfaatkan asset tanah Pemerintah DIY yang tidak dimanfaatkan dan akan dioptimalkan untuk parkir bus.
“Bus (pariwisata) drop off di dalam (kota) tapi tidak parkir di wilayah kota melainkan kembali parkir di luar,” kata dia.
Made menambahkan jalur-jalur masuk destinasi wisata akan coba diatur agar tidak terjadi penumpukan berlebih
karena pembayaran masih manual. Ia akan meminta izin pemerintah setempat agar menyediakan tempat parkir di luar jalur masuk wisata.
“Karena manual bayarnya, jadi (prosesnya) lama. Banyak kendaraan belum masuk, menunggu, jadi membludak. Kemudian antreannya ada di jalan. Kami akan koordinasi lintas sektor secara teknis untuk implementasinya,” ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)