Surabaya: Sebanyak 22 terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang dibawa ke Jakarta dari Jawa Timur diketahui telah melakukan perektutan 50 anggota baru. Perekrutan dilakukan dalam lima tahun terakhir selama berada di Jatim.
Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo, mengatakan saat penangkapan JI di Jatim sedang dalam proses perekrutan secara besar-besaran untuk memperkuat basisnya. Sedikitnya ada tiga tahap perekrutan yang dilakukan oleh JI Jatim.
"Pertama, mereka mengadakan pertemuan di masjid untuk membahas soal kajian umum dengan ada sedikit materi syirik demokrasi dan jihad," ungkap Slamet, melansir Clicks.id, Kamis, 18 Maret 2021.
Baca: Terduga Teroris di Jatim Telah Rekrut 50 Anggota Baru
Tujuan dari tahap pertama ini untuk menimbulkan ketertarikan jemaah kepada sosok Fahim (FA) yang merupakan ketua JI di Jatim. Pada tahap pertama, ada tim khusus yang bertugas memantau jemaah yang rajin hadir dalam pertemuan.
Berikutnya, tim khusus JI Jatim akan mengajak jemaah yang rajin menghadiri pertemuan untuk mengikuti kajian khusus di rumah salah satu anggota JI yang telah terekrut sebelumnya. Inilah tahap kedua.
"Di tahap dua ini, jemaah yang terseleksi ini akan diberitahu bahwa mereka ini adalah Jamaah Islamiyah, yang tujuannya merubah sistem negara Indonesia menjadi negara hukum dengan syariat Islam," terangnya.
Setelah jemaah tertarik, mereka akan langsung diikat dengan istilah muahadah atau janji setia. Lalu, setiap tiga bulan sekali mereka akan melakukan pertemuan khusus untuk menyamakan persepsi dan penguatan aqidah.
Sementara itu, para tahanan teroris dikirim ke Mabes Polri siang ini bersama dengan seluruh barang bukti. Seperti senjata tajam, senpi, kotak amal serta buku-buku tentang terorisme.
Proses pengiriman terduga teroris dilakukan dengan pengawalan ketat dari petugas Brimob Polda Jatim bersenjata lengkap. Mereka dimasukkan ke dalam mobil dengan kondisi mata tertutup serta tangan dan kaki terikat rantai.
Baca: 22 Terduga Teroris Dibawa dari Jatim ke Jakarta Siang Nanti
Puluhan terduga teroris tersebut merupakan hasil penangkapan Densus 88 di sejumlah kota di Jatim, yakni Kota Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Bojonegoro dan Madiun. Pasca penangkapan 22 terduga teroris, Polri akan terus melakukan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang menjadi titik penangkapan terduga teroris.
Diketahui, sejak 26 Februari 2021, Densus 88 telah menangkap 12 terduga teroris di 4 (empat) kabupaten/kota di Jatim. Delapan orang ditangkap di Kabupaten Sidoarjo, dua orang di Kota Surabaya, satu orang di Mojokerto, dan satu orang di Malang.
Setelah itu pada 2 Maret 2021, Densus 88 Mabes Polri, kembali menangkap delapan terduga teroris di Surabaya, Malang dan Bojonegoro.
Surabaya: Sebanyak 22 terduga
teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang dibawa ke Jakarta dari Jawa Timur diketahui telah melakukan perektutan 50 anggota baru. Perekrutan dilakukan dalam lima tahun terakhir selama berada di Jatim.
Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo, mengatakan saat penangkapan JI di Jatim sedang dalam proses perekrutan secara besar-besaran untuk memperkuat basisnya. Sedikitnya ada tiga tahap perekrutan yang dilakukan oleh JI Jatim.
"Pertama, mereka mengadakan pertemuan di masjid untuk membahas soal kajian umum dengan ada sedikit materi syirik demokrasi dan jihad," ungkap Slamet, melansir Clicks.id, Kamis, 18 Maret 2021.
Baca: Terduga Teroris di Jatim Telah Rekrut 50 Anggota Baru
Tujuan dari tahap pertama ini untuk menimbulkan ketertarikan jemaah kepada sosok Fahim (FA) yang merupakan ketua JI di Jatim. Pada tahap pertama, ada tim khusus yang bertugas memantau jemaah yang rajin hadir dalam pertemuan.
Berikutnya, tim khusus JI Jatim akan mengajak jemaah yang rajin menghadiri pertemuan untuk mengikuti kajian khusus di rumah salah satu anggota JI yang telah terekrut sebelumnya. Inilah tahap kedua.
"Di tahap dua ini, jemaah yang terseleksi ini akan diberitahu bahwa mereka ini adalah Jamaah Islamiyah, yang tujuannya merubah sistem negara Indonesia menjadi negara hukum dengan syariat Islam," terangnya.
Setelah jemaah tertarik, mereka akan langsung diikat dengan istilah muahadah atau janji setia. Lalu, setiap tiga bulan sekali mereka akan melakukan pertemuan khusus untuk menyamakan persepsi dan penguatan aqidah.
Sementara itu, para tahanan teroris dikirim ke Mabes Polri siang ini bersama dengan seluruh barang bukti. Seperti senjata tajam, senpi, kotak amal serta buku-buku tentang terorisme.
Proses pengiriman terduga teroris dilakukan dengan pengawalan ketat dari petugas Brimob Polda Jatim bersenjata lengkap. Mereka dimasukkan ke dalam mobil dengan kondisi mata tertutup serta tangan dan kaki terikat rantai.
Baca: 22 Terduga Teroris Dibawa dari Jatim ke Jakarta Siang Nanti
Puluhan terduga teroris tersebut merupakan hasil penangkapan Densus 88 di sejumlah kota di Jatim, yakni Kota Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Bojonegoro dan Madiun. Pasca penangkapan 22 terduga teroris, Polri akan terus melakukan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang menjadi titik penangkapan terduga teroris.
Diketahui, sejak 26 Februari 2021, Densus 88 telah menangkap 12 terduga teroris di 4 (empat) kabupaten/kota di Jatim. Delapan orang ditangkap di Kabupaten Sidoarjo, dua orang di Kota Surabaya, satu orang di Mojokerto, dan satu orang di Malang.
Setelah itu pada 2 Maret 2021, Densus 88 Mabes Polri, kembali menangkap delapan terduga teroris di Surabaya, Malang dan Bojonegoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)