Lembata: Aktivitas Gunung Ile Lewotolok, di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai menurun. Kendati status keaktifannya tetap Siaga atau level III, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan radius bahaya dari 4 kilometer menjadi 3 kilometer dari kawah.
"Tren aktivitas gunung menurun. Namun, letusan dan embusan masih cukup tinggi, sehingga masih harus diwaspadai," ungkap Kepala Tim Tanggap Darurat PVMBG Kristianto, melansir Media Indonesia, Rabu, 23 Desember 2020.
Dia melanjutkan, pihaknya hanya menurunkan radius aman dari 4 kilometer menjadi 3 kilometer. Lantaran status aktivitas Gunung Lewotolok tetap Siaga.
Kepala PVMBG Kasbani menambahkan, warga, pengunjung, pendaki dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah. Wilayah yang masih berpotensi terlanda ancama erupsi adalah Desa Jontona.
“Itu berada dalam radius 4 kilometer dari puncak kawah,” ucapnya.
Baca: Tanggap Darurat Erupsi Ile Lewotolok Diperpanjang
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lembata tengahbersiap melakukan persiapan pemulangan pengungsi. Hingga Selasa, 22 Desember 2020, diperkirakan masih ada 21 ribu warga yang mengungsi. Sekitar 3.700-an mengungsi di lima titik dan 17 ribu lebih menumpang di rumah kerabat.
"Pada pemulangan warga nanti, kami akan melakukan pendekatan budaya. Pemkab akan memfasilitasi mereka dengan melakukan seremoni, pembersihan desa, dan penyemprotan disinfektan. Pemkab akan mematangkan persiapan pemulangan warga," ucap Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur.
Di sisi lain, anggota DPR asal Lembata, Sulaiman Hamzah, menginisiasi berdirinya Forum Lembata Memanggil. Kader NasDem itu juga mengingatkan Pemkab Lembata untuk menyediakan dana APBD untuk penanganan pengungsi dan pascabencana.
"Forum ini mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan kemanusian untuk warga yang terdampak erupsi sejak akhir November lalu," tuturnya.
Lembata: Aktivitas
Gunung Ile Lewotolok, di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai menurun. Kendati status keaktifannya tetap Siaga atau level III, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan radius bahaya dari 4 kilometer menjadi 3 kilometer dari kawah.
"Tren aktivitas gunung menurun. Namun, letusan dan embusan masih cukup tinggi, sehingga masih harus diwaspadai," ungkap Kepala Tim Tanggap Darurat PVMBG Kristianto, melansir Media Indonesia, Rabu, 23 Desember 2020.
Dia melanjutkan, pihaknya hanya menurunkan radius aman dari 4 kilometer menjadi 3 kilometer. Lantaran status aktivitas Gunung Lewotolok tetap Siaga.
Kepala PVMBG Kasbani menambahkan, warga, pengunjung, pendaki dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah. Wilayah yang masih berpotensi terlanda ancama erupsi adalah Desa Jontona.
“Itu berada dalam radius 4 kilometer dari puncak kawah,” ucapnya.
Baca: Tanggap Darurat Erupsi Ile Lewotolok Diperpanjang
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lembata tengahbersiap melakukan persiapan pemulangan pengungsi. Hingga Selasa, 22 Desember 2020, diperkirakan masih ada 21 ribu warga yang mengungsi. Sekitar 3.700-an mengungsi di lima titik dan 17 ribu lebih menumpang di rumah kerabat.
"Pada pemulangan warga nanti, kami akan melakukan pendekatan budaya. Pemkab akan memfasilitasi mereka dengan melakukan seremoni, pembersihan desa, dan penyemprotan disinfektan. Pemkab akan mematangkan persiapan pemulangan warga," ucap Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur.
Di sisi lain, anggota DPR asal Lembata, Sulaiman Hamzah, menginisiasi berdirinya Forum Lembata Memanggil. Kader NasDem itu juga mengingatkan Pemkab Lembata untuk menyediakan dana APBD untuk penanganan pengungsi dan pascabencana.
"Forum ini mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan kemanusian untuk warga yang terdampak erupsi sejak akhir November lalu," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)