Tangerang: Perkembangan bisnis hotel di Kota Tangerang, Banten, belum terlihat menggiurkan. Tingkat okupansi hanya mencapai 30 persen setelah lebaran.
"Hingga kini belum ada perkembangan yang signifikan. Misal, dari 100 kamar yang tersedia, hanya terisi 15 hingga 20 kamar saja. Penurunan, biasanya bisa 60-70 persen, sekarang kan 20-30 persen. Mudah-mudahan dua bulan kemudian ada kenaikan," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang, Oman Jumansyah, Jumat, 28 Mei 2021.
Menurut Oman, pengusaha hotel hanya bisa legowo menerima kondisi penurunan tersebut. Mengingat, pandemi covid-19 yang masih merebak di Kota Tangerang.
"Terkait kembali lagi naik, susah juga ya karena pandemi, kita mau bilang apa. Tapi kita ikut sajalah yang penting kita masih ada ruang untuk kita buka," katanya.
Baca: Okupansi Hotel Kota Malang Capai 10% saat Libur Lebaran
Sejauh ini, Oman menuturkan semua hotel di Kota Tangerang sudah diperbolehkan beroperasi. Namun, mereka harus bertahan di tengah keterpurukan karena omzet yang menurun drastis.
"Ya boleh beroperasi, tapi kan tingkat keterisiannya masih rendah, jadi buka saja. Kecuali yang kerjasama dengan eks patriot atau yang mereka dari luar negeri, masuk (isolasi) 7 hari dulu, ditampung di hotel-hotel. Itupun hotel yang deket bandara," jelasnya.
Oman menambahkan, terkait bantuan untuk hotel di Kota Tangerang yang mendapat hibah dari pemerintah pusat, sebagian telah diterima. Kata Oman, bantuan tersebut rata-rata dipergunakan untuk menutupi biaya gaji karyawan.
"Hibah digunakan untuk membayar gaji, bayar listrik dan bayar utang. Karena listrik, gaji biaya perawatannya lebih tinggi ketimbang perawatannya," ucap dia.
Tangerang: Perkembangan
bisnis hotel di Kota Tangerang, Banten, belum terlihat menggiurkan. Tingkat okupansi hanya mencapai 30 persen setelah lebaran.
"Hingga kini belum ada perkembangan yang signifikan. Misal, dari 100 kamar yang tersedia, hanya terisi 15 hingga 20 kamar saja. Penurunan, biasanya bisa 60-70 persen, sekarang kan 20-30 persen. Mudah-mudahan dua bulan kemudian ada kenaikan," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang, Oman Jumansyah, Jumat, 28 Mei 2021.
Menurut Oman, pengusaha hotel hanya bisa legowo menerima kondisi penurunan tersebut. Mengingat, pandemi covid-19 yang masih merebak di Kota Tangerang.
"Terkait kembali lagi naik, susah juga ya karena pandemi, kita mau bilang apa. Tapi kita ikut sajalah yang penting kita masih ada ruang untuk kita buka," katanya.
Baca: Okupansi Hotel Kota Malang Capai 10% saat Libur Lebaran
Sejauh ini, Oman menuturkan semua hotel di Kota Tangerang sudah diperbolehkan beroperasi. Namun, mereka harus bertahan di tengah keterpurukan karena omzet yang menurun drastis.
"Ya boleh beroperasi, tapi kan tingkat keterisiannya masih rendah, jadi buka saja. Kecuali yang kerjasama dengan eks patriot atau yang mereka dari luar negeri, masuk (isolasi) 7 hari dulu, ditampung di hotel-hotel. Itupun hotel yang deket bandara," jelasnya.
Oman menambahkan, terkait bantuan untuk hotel di Kota Tangerang yang mendapat hibah dari pemerintah pusat, sebagian telah diterima. Kata Oman, bantuan tersebut rata-rata dipergunakan untuk menutupi biaya gaji karyawan.
"Hibah digunakan untuk membayar gaji, bayar listrik dan bayar utang. Karena listrik, gaji biaya perawatannya lebih tinggi ketimbang perawatannya," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)