Demak: Sebanyak 10.828 kepla keluarga (KK) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, jadi korban banjir. Mereka tersebar di empat kecamatan, yaitu Sayung, Karanganyar, Guntur, dan Karangtengah. Kondisi banjir terparah ada di Kecamatan Sayung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan warga Kecamatan Sayung yang jadi korban banjir sebanyak 9.157 KK dengan jumlah 31.009 jiwa yang tersebar di sembilan desa.
“Yaitu di Desa Prampelan, Tambakroto, Loireng, Purwosari, Kalisari, Sayung, Dombo, Bulusari, dan Pilangsari. Warga yang terdampak paling banyak di Desa Sayung sebanyak 10.069 jiwa dan Desa Kalisari sebanyak 9.230 jiwa,” ujar Agus, Kamis, 11 Februari 2021.
Banjir yang terjadi sejak 6 Februari 2021, disebabkan tingginya intensitas curah hujan. Hingga kemarin petang, ketinggian air di wilayah permukiman warga mulai 20-80 sentimeter.
Baca juga: KRL Yogya-Solo Angkut 2.056 Penumpang pada Hari Pertama Operasional
“Warga yang sudah mengungsi dari Desa Prampelan. Lokasi pengungsian ada di balai desa. Jumlahnya 151 jiwa. Ada balita sampai dengan lansia,” kata Agus.
Banjir yang terjadi di Desa Pilangsari, selain disebabkan tingginya curah hujan, juga karena luapan air Sungai Reong di Desa Blerong Kecamatan Guntur. Sungai yang tak lagi mampu menampung air, kemudian melimpas ke wilayah permukiman dengan ketinggian air mulai 10-30 sentimeter.
Selain Kecamatan Sayung, banjir juga terjadi di Kecamatan Karanganyar. Jumlah warga yang jadi korban sebanyak 1.200 jiwa. Kemudian di Kecamatan Guntur dan Karangtengah. Masing-masing jumlah korban banjir sebanyak 384 jiwa dan 3.301 jiwa.
Demak: Sebanyak 10.828 kepla keluarga (KK) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, jadi korban banjir. Mereka tersebar di empat kecamatan, yaitu Sayung, Karanganyar, Guntur, dan Karangtengah.
Kondisi banjir terparah ada di Kecamatan Sayung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, mengatakan warga Kecamatan Sayung yang jadi korban banjir sebanyak 9.157 KK dengan jumlah 31.009 jiwa yang tersebar di sembilan desa.
“Yaitu di Desa Prampelan, Tambakroto, Loireng, Purwosari, Kalisari, Sayung, Dombo, Bulusari, dan Pilangsari. Warga yang terdampak paling banyak di Desa Sayung sebanyak 10.069 jiwa dan Desa Kalisari sebanyak 9.230 jiwa,” ujar Agus, Kamis, 11 Februari 2021.
Banjir yang terjadi sejak 6 Februari 2021, disebabkan tingginya intensitas curah hujan. Hingga kemarin petang, ketinggian air di wilayah permukiman warga mulai 20-80 sentimeter.
Baca juga:
KRL Yogya-Solo Angkut 2.056 Penumpang pada Hari Pertama Operasional
“Warga yang sudah mengungsi dari Desa Prampelan. Lokasi pengungsian ada di balai desa. Jumlahnya 151 jiwa. Ada balita sampai dengan lansia,” kata Agus.
Banjir yang terjadi di Desa Pilangsari, selain disebabkan tingginya curah hujan, juga karena luapan air Sungai Reong di Desa Blerong Kecamatan Guntur. Sungai yang tak lagi mampu menampung air, kemudian melimpas ke wilayah permukiman dengan ketinggian air mulai 10-30 sentimeter.
Selain Kecamatan Sayung, banjir juga terjadi di Kecamatan Karanganyar. Jumlah warga yang jadi korban sebanyak 1.200 jiwa. Kemudian di Kecamatan Guntur dan Karangtengah. Masing-masing jumlah korban banjir sebanyak 384 jiwa dan 3.301 jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)