Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menetapkan 32 desa wisata lantaran memiliki potensi daya tarik sebagai tempat berkunjung para wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Batang, Yarsono, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat keputusan penetapan pada 32 desa tersebut sebagai bentuk legalitas desa wisata agar nantinya bisa mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ini merupakan bagian yang terintegrasi, ada wisata ada pengunjung. Kami berharap desa wisata ini harus bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun," kata Yarsono di Batang, Rabu, 29 Juni 2022.
Dia menjelaskan pemkab tidak bisa berdiri sendiri dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan tetapi perlu keterlibatan komponen yang lain seperti pengelola wisata, kelompok sadar wisata, dan komunitas.
Adapun 32 desa yang ditetapkan sebagai desa wisata tersebut antara lain Bawang, Sangubanyu, Deles, Purbo, Kalisalak, dan Kalipucang Wetan.
"Ada 32 desa dari desa yang berada di 13 kecamatan yang kami tetapkan sebagai desa wisata," jelasnya.
Menurut Yarsono sebelum ditetapkan menjadi desa wisata, 32 desa ini terlebih dahulu disurvei oleh petugas Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat.
Kemudian pihaknya akan melakukan verifikasi saat pihak desa mengajukan untuk menjadi desa wisata.
"Bagi desa yang sudah mendapat SK sebagai desa wisata maka nantinya bisa berpeluang mendapatkan bantuan anggaran pengembangan pariwisata dari Pemprov Jateng," ungkapnya.
Sementara Kepala Desa Kalisalak, Setiadi, mengatakan jika desanya memiliki potensi wisata religi yaitu berdiri masjid tertua di Kabupaten Batang, petilasan KH Ahmad Rifai sebagai pendiri ormas keagamaan Rifaiyah.
Selain itu, kata dia, Desa Kalisalak juga mengintegrasikan wisata dengan UMKM, berupa produksi sirup jahe, duku, dan durian.
“Proses menjadi desa wisata ini sudah hampir satu tahun. Kunjungan wisatawan ke desa kami juga cukup ramai, terutama pada bulan Muharam karena banyak peziarah datang ke desa ini sambil membeli produk lokal sebagai oleh-oleh," ungkap Setiadi.
Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menetapkan 32
desa wisata lantaran memiliki potensi daya tarik sebagai tempat berkunjung para
wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Batang, Yarsono, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat keputusan penetapan pada 32 desa tersebut sebagai bentuk legalitas desa wisata agar nantinya bisa mengembangkan potensi pariwisata dan
ekonomi kreatif.
"Ini merupakan bagian yang terintegrasi, ada wisata ada pengunjung. Kami berharap desa wisata ini harus bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun," kata Yarsono di Batang, Rabu, 29 Juni 2022.
Dia menjelaskan pemkab tidak bisa berdiri sendiri dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan tetapi perlu keterlibatan komponen yang lain seperti pengelola wisata, kelompok sadar wisata, dan komunitas.
Adapun 32 desa yang ditetapkan sebagai desa wisata tersebut antara lain Bawang, Sangubanyu, Deles, Purbo, Kalisalak, dan Kalipucang Wetan.
"Ada 32 desa dari desa yang berada di 13 kecamatan yang kami tetapkan sebagai desa wisata," jelasnya.
Menurut Yarsono sebelum ditetapkan menjadi desa wisata, 32 desa ini terlebih dahulu disurvei oleh petugas Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat.
Kemudian pihaknya akan melakukan verifikasi saat pihak desa mengajukan untuk menjadi desa wisata.
"Bagi desa yang sudah mendapat SK sebagai desa wisata maka nantinya bisa berpeluang mendapatkan bantuan anggaran pengembangan pariwisata dari Pemprov Jateng," ungkapnya.
Sementara Kepala Desa Kalisalak, Setiadi, mengatakan jika desanya memiliki potensi wisata religi yaitu berdiri masjid tertua di Kabupaten Batang, petilasan KH Ahmad Rifai sebagai pendiri ormas keagamaan Rifaiyah.
Selain itu, kata dia, Desa Kalisalak juga mengintegrasikan wisata dengan UMKM, berupa produksi sirup jahe, duku, dan durian.
“Proses menjadi desa wisata ini sudah hampir satu tahun. Kunjungan wisatawan ke desa kami juga cukup ramai, terutama pada bulan Muharam karena banyak peziarah datang ke desa ini sambil membeli produk lokal sebagai oleh-oleh," ungkap Setiadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)