Yogyakarta: Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terjadi lima kali erupsi awan panas dalam periode 4-11 Februari 2022.
"Minggu ini teramati lima kali awan panas guguran ke arah barat daya, hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 1.800–2.000 m," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, di Yogyakarta, Sabtu, 12 Februari 2022.
Baca: Polisi Tetapkan Tersangka Konser Musik Abai Prokes di Makassar
Dari catatan lima kali awan panas itu, dua di antaranya terjadi pada 11 Februari 2022, yakni pukul 16.38 dan 16.48 WIB. Catatan di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 237 dan 137 detik. Jarak luncur material awan panas itu sekitar 2.500-2.700 meter ke arah barat daya.
"Dilaporkan terjadi hujan abu pada tanggal 6 Februari 2022, antara lain di Kecamatan Cangkringan, Sleman dan Musuk, Boyolali," jelas Hanik.
Selain awan panas, guguran lava masih tinggi. Setidaknya terjadi 160 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
"Berdasarkan analisis morfologi, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," ungkapnya.
Hanik melanjutkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Sementara deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 sentimeter per hari.
Hanik menegaskan Gunung Merapi masih berstatus siaga. Ini ditunjukkan dengan masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Masih cukup tingginya aktivitas erupsi itu membuat potensi bahaya masih mengancam di sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Adapun pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di area puncak," ujarnya.
Yogyakarta: Aktivitas vulkanik
Gunung Merapi masih tinggi. Catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terjadi lima kali erupsi awan panas dalam periode 4-11 Februari 2022.
"Minggu ini teramati lima kali awan panas guguran ke arah barat daya, hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 1.800–2.000 m," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, di Yogyakarta, Sabtu, 12 Februari 2022.
Baca:
Polisi Tetapkan Tersangka Konser Musik Abai Prokes di Makassar
Dari catatan lima kali awan panas itu, dua di antaranya terjadi pada 11 Februari 2022, yakni pukul 16.38 dan 16.48 WIB. Catatan di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 237 dan 137 detik. Jarak luncur material awan panas itu sekitar 2.500-2.700 meter ke arah barat daya.
"Dilaporkan terjadi hujan abu pada tanggal 6 Februari 2022, antara lain di Kecamatan Cangkringan, Sleman dan Musuk, Boyolali," jelas Hanik.
Selain awan panas, guguran lava masih tinggi. Setidaknya terjadi 160 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
"Berdasarkan analisis morfologi, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," ungkapnya.
Hanik melanjutkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Sementara deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 sentimeter per hari.
Hanik menegaskan Gunung Merapi masih berstatus siaga. Ini ditunjukkan dengan masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Masih cukup tingginya aktivitas erupsi itu membuat potensi bahaya masih mengancam di sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Adapun pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Kami imbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di area puncak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)