Populer Daerah: BPBD Data Rumah Rusak Akibat Gempa Hingga Kloter Haji Terakhir
Medcom • 04 Juli 2022 07:48
Nagan Raya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, mendata rumah warga pesisir pantai, usai gempa magnitudo 5,1 pada Minggu, 3 Juli 2022.
"Sejauh ini masih kami lakukan pendataan, belum tahu apakah ada kerusakan atau tidak," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Nagan Raya, Said Nazaruddin, di Nagan Raya, Minggu, 3 Juli 2022.
Berdasarkan data BMKG, gempa bumi berlokasi pada 4,46 Lintang Utara, 96,55 Bujur Timur atau 36 kilometer timur laut Kabupaten Nagan Raya dengan kedalaman 10 kilometer.
Dia menjelaskan saat terjadi gempa tersebut, warga setempat sedang memulai aktivitas hari libur. Ia menyebut warga setempat terkejut dengan adanya gempa itu.
Baca: Gempa Magnitudo 5 Guncang Kalimantan Barat
"Tidak ada kepanikan yang luar biasa, hanya terkejut saja," jelasnya.
Meski belum mendapatkan adanya informasi bangunan yang terdampak atau rusak akibat gempa bumi, BPBD Nagan Raya mengimbau masyarakat agar melaporkan kepada petugas atau aparat desa jika terdapat bangunan yang rusak akibat kejadian itu.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada dengan potensi gempa susulan," ungkap Said.
Berita terkait dampak gempa di Nagan Raya menjadi berita paling banyak dibaca di kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait cek cok antara pegawai PT Pos Indonesia dan pelanggan.
Bandung: Dalam beberapa hari terakhir beredar video viral yang ramai diberita di media massa dan media sosial perihal oknum karyawan PT Pos Indonesia (Persero) berinisial SB di Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang berperilaku tidak sepatutnya ketika melayani pelanggan membeli meterai.
SB bertindak kasar dan arogan kepada dua orang pelanggan, yaitu Ali Marhaban Sitohang (AMS) dan Irwansyah Sitepu (IS). Pada video yang viral terlihat SB melompati meja pelayanan, memarahi, dan mengusir kedua pelanggan. Buntut dari peristiwa tersebut, SB dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Terkait peristiwa tersebut, Manajemen PT Pos Indonesia (Persero) memohon maaf kepada semua pihak atas terjadinya tindakan yang tidak seharusnya dilakukan oleh karyawan Pos Indonesia dalam pelayanan publik yang mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Dalam keterangan pers yang diterima Medcom.id, Minggu, 3 Juli 2022, SB telah dicopot dari jabatan sebagai Kepala Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang sambil menunggu proses di kepolisian.
Pos Indonesia pun menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan informasi dari SB dan para karyawan yang bertugas di Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang saat peristiwa tersebut terjadi, sebagai berikut.
Peristiwa bermula pada Kamis, 30 Juni 2022, sekitar pukul 10.00 WIB, AMS datang ke Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang hendak membeli meterai sebanyak 30 keping. Namun, saat itu sisa meterai hanya ada stok 10 keping.
AMS terkesan memaksa membeli 30 keping, karena melihat ada meterai disisihkan di loket sebanyak 60 keping. AMS memaksa petugas menyerahkan meterai kepadanya tetapi petugas loket, yaitu Anggun, tidak mengabulkan karena meterai sebanyak 60 keping itu merupakan milik orang yang sudah dibayar dan akan segera diambil.
Mengetahui hal tersebut, SB sebagai Kepala Kantor menjelaskan hal yang sama. Namun, AMS tidak puas dan meminta SB menunjukkan peraturan yang menyebutkan bahwa meterai bisa dipesan. SB mengatakan bahwa peraturannya tidak tertulis. Itu hanya kebijakan untuk memudahkan pelanggan dalam pembelian meterai.
Meski telah diberi penjelasan, AMS tetap tidak bisa menerima dan justru terkesan memojokkan SB. AMS lalu meminta IS yang berada di lokasi untuk merekam video. SB keberatan dirinya direkam karena yang disampaikan sudah cukup jelas.
Permintaan SB tidak digubris IS yang terus merekam. Kemudian, SB bergegas melompati meja loket berusaha mengambil ponsel IS.
Lalu, IS menarik SB keluar kantor, namun ditolak karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. SB meminta AMS dan IS (yang saat itu mengaku wartawan) untuk keluar dari kantor. SB sempat meminta IS menunjukkan kartu identitas pers, namun IS tidak dapat menunjukkan.
Berselang beberapa jam, IS datang kembali ke Kantor Pos Sidikalang dengan alasan akan membayar listrik. SB tidak mau melayani dan tetap meminta identitas kartu wartawan IS, tetapi yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan lalu beranjak pergi.
Baca:
Viral Video Ribut Gegara Meterai, Pos Indonesia Minta Maaf dan Copot KCP Sidikalang
Petugas loket Kantor Pos, Johandi dan Anggun, yang hadir di lokasi saat kejadian bersaksi bahwa tidak ada pemukulan dari pihak manapun, meski IS sempat menantang SB untuk memukul.
"Pos Indonesia adalah BUMN yang layanannya dekat dengan masyarakat dan selalu berusaha meningkatkan pelayanan agar makin dicintai oleh pelanggannya. Pos Indonesia juga tengah mengedepankan Budaya Perusahaan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai perilaku yang menjdi karakter semua Insan Pos," ucap Manajer Public Relations PT Pos Indonesia (Persero) Bismo Aribowo dalam siaran pers.
"Manajemen Pos Indonesia tentu sangat prihatin dan menyesalkan terjadinya kesalahpahaman yang sebenarnya dapat diselesaikan secara kekeluargaan, namun menjadi konsumsi publik secara luas yang berimplikasi menjatuhkan citra Pos Indonesia yang saat ini sedang melakukan transformasi perusahaan," kata Bismo menambahkan.
Berita lain yang juga menarik banyak pembaca terkait rombongan jemaah haji asal Solo tiba di Mekkah.
Solo: Kelompok Terbang (Kloter) 43 menjadi rombongan terakhir jemaah calon haji tahun 2022, yang diberangkatkan ke Mekkah, Arab Saudi, dari Embarkasi Solo pada Minggu dini hari, 3 Juli 2022.
Kloter terakhir sebanyak 354 orang ini berasal dari 12 kabupaten/kota di Jateng dan DI Yogyakarta.
"Total seluruh jemaah calon haji Embarkasi Solo hingga tuntasnya kloter 43 yang diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah mencapa 15.477 orang," ujar koordinator humas PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Embarkasi Solo, Sarip Sahrul Samsudin.
Dia mengatakan sebanyak 354 orang calon haji dari 12 daerah itu meliputi Kota Yogyakarta, Bantul, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Sleman, Semarang, dan Tegal. Kemudian dari Kota Pekalongan, Salatiga, Semarang, dan Tegal.
Baca juga: Jatim Ditinggal Gubernur Naik Haji, Wagub 'Jaga Rumah'
Rincian total 15.477 orang itu, yakni 15.179 jemaah, petugas kloter 172 orang, 83 petugas haji daerah, dan 13 orang pembimbing kelompok bimbingan ibadah haji umum. .
"Perlu saya tambahkan, kloter terakhir ini juga menjemput 2 jemaah Embarkasi Solo di Bandara Kualanamu. Kedua jemaah itu sebelumnya mendapatkan perawatan di RS Deli Serdang karena ada gangguan jantung. Jadi total 354 orang," imbuh Sarip.
Lebih jauh dipaparkan Sarip, hingga berakhirnya pemberangkatan jemaah calon haji, ada 30 yang tertunda karena berbagai faktor, seperti sakit, hamil, dan meninggal dunia di daerah.
Hingga Minggu pagi, Jemaah sakit di Arab Saudi ada 7 orang, dan mendapatkan perawatan di KKHI Makkah. Sementara jemaah wafat 4 orang dari Sragen, Pati, Kebumen, dan Jepara.
Nagan Raya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, mendata rumah warga pesisir pantai, usai
gempa magnitudo 5,1 pada Minggu, 3 Juli 2022.
"Sejauh ini masih kami lakukan pendataan, belum tahu apakah ada kerusakan atau tidak," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Nagan Raya, Said Nazaruddin, di Nagan Raya, Minggu, 3 Juli 2022.
Berdasarkan data
BMKG, gempa bumi berlokasi pada 4,46 Lintang Utara, 96,55 Bujur Timur atau 36 kilometer timur laut Kabupaten Nagan Raya dengan kedalaman 10 kilometer.
Dia menjelaskan saat terjadi gempa tersebut, warga setempat sedang memulai aktivitas hari libur. Ia menyebut warga setempat terkejut dengan adanya gempa itu.
Baca:
Gempa Magnitudo 5 Guncang Kalimantan Barat
"Tidak ada kepanikan yang luar biasa, hanya terkejut saja," jelasnya.
Meski belum mendapatkan adanya informasi bangunan yang terdampak atau rusak akibat gempa bumi, BPBD Nagan Raya mengimbau masyarakat agar melaporkan kepada petugas atau aparat desa jika terdapat bangunan yang rusak akibat kejadian itu.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada dengan potensi gempa susulan," ungkap Said.
Berita terkait dampak gempa di Nagan Raya menjadi berita paling banyak dibaca di kanal
Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait cek cok antara pegawai PT Pos Indonesia dan pelanggan.
Bandung: Dalam beberapa hari terakhir beredar
video viral yang ramai diberita di media massa dan media sosial perihal oknum karyawan
PT Pos Indonesia (Persero) berinisial SB di Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang berperilaku tidak sepatutnya ketika melayani pelanggan membeli meterai.
SB bertindak kasar dan arogan kepada dua orang pelanggan, yaitu Ali Marhaban Sitohang (AMS) dan Irwansyah Sitepu (IS). Pada video yang viral terlihat SB melompati meja pelayanan, memarahi, dan mengusir kedua pelanggan. Buntut dari peristiwa tersebut, SB dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Terkait peristiwa tersebut, Manajemen PT Pos Indonesia (Persero) memohon maaf kepada semua pihak atas terjadinya tindakan yang tidak seharusnya dilakukan oleh karyawan Pos Indonesia dalam pelayanan publik yang mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Dalam keterangan pers yang diterima
Medcom.id, Minggu, 3 Juli 2022, SB telah dicopot dari jabatan sebagai Kepala Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang sambil menunggu proses di kepolisian.
Pos Indonesia pun menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan informasi dari SB dan para karyawan yang bertugas di Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang saat peristiwa tersebut terjadi, sebagai berikut.
Peristiwa bermula pada Kamis, 30 Juni 2022, sekitar pukul 10.00 WIB, AMS datang ke Kantor Pos Cabang Pembantu Sidikalang hendak membeli meterai sebanyak 30 keping. Namun, saat itu sisa meterai hanya ada stok 10 keping.
AMS terkesan memaksa membeli 30 keping, karena melihat ada meterai disisihkan di loket sebanyak 60 keping. AMS memaksa petugas menyerahkan meterai kepadanya tetapi petugas loket, yaitu Anggun, tidak mengabulkan karena meterai sebanyak 60 keping itu merupakan milik orang yang sudah dibayar dan akan segera diambil.
Mengetahui hal tersebut, SB sebagai Kepala Kantor menjelaskan hal yang sama. Namun, AMS tidak puas dan meminta SB menunjukkan peraturan yang menyebutkan bahwa meterai bisa dipesan. SB mengatakan bahwa peraturannya tidak tertulis. Itu hanya kebijakan untuk memudahkan pelanggan dalam pembelian meterai.
Meski telah diberi penjelasan, AMS tetap tidak bisa menerima dan justru terkesan memojokkan SB. AMS lalu meminta IS yang berada di lokasi untuk merekam video. SB keberatan dirinya direkam karena yang disampaikan sudah cukup jelas.
Permintaan SB tidak digubris IS yang terus merekam. Kemudian, SB bergegas melompati meja loket berusaha mengambil ponsel IS.
Lalu, IS menarik SB keluar kantor, namun ditolak karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. SB meminta AMS dan IS (yang saat itu mengaku wartawan) untuk keluar dari kantor. SB sempat meminta IS menunjukkan kartu identitas pers, namun IS tidak dapat menunjukkan.
Berselang beberapa jam, IS datang kembali ke Kantor Pos Sidikalang dengan alasan akan membayar listrik. SB tidak mau melayani dan tetap meminta identitas kartu wartawan IS, tetapi yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan lalu beranjak pergi.
Baca:
Petugas loket Kantor Pos, Johandi dan Anggun, yang hadir di lokasi saat kejadian bersaksi bahwa tidak ada pemukulan dari pihak manapun, meski IS sempat menantang SB untuk memukul.