Yogyakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan sedikitnya 21,17 persen warga mengikuti Sensus Penduduk Online 2020 yang berlangsung 15 Februari sampai 31 Maret 2020.
"Kalau target sensus penduduk secara umum jelas 100 persen, tapi untuk yang secara online 21,17 persen," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS DIY, Mainil Asni, di Yogyakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
Asni menjelaskan target itu disesuaikan dengan sebaran masyarakat yang telah melek internet serta masih adanya daerah yang tidak terjangkau sinyal internet (blank spot) seperti di Kabupaten Gunungkidul.
"Masyarakat kita kan tidak semua melek IT. Di Kota Yogyakarta saja kalau tidak salah sekitar 78,79 persen warga mengakses internet. Masih ada Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul yang jauh dari pusat kota," jelas Asni.
Asni mengatakan dengan dukungan 7.000 petugas mitra, BPS DIY juga akan melanjutkan sensus penduduk secara offline atau wawancara langsung pada Juli 2020 sehingga data sensus penduduk mencapai 100 persen.
Berdasarkan data BPS sejak sensus penduduk online dimulai pada 15 Februari, untuk jumlah penduduk DIY yang sudah mengakses sensus online sampai 18 Februari 2020 tercatat sebanyak 14.455 orang atau sebanyak 4.424 keluarga.
Asni menilai selain kemampuan masyarakat mengakses internet, kepedulian atau kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi tingkat pengisian data sensus penduduk online secara mandiri.
"Harapan kami, sebagai masyarakat Indonesia pedulilah dengan data kita. Apalagi sekarang sudah dipermudah dengan sensus secara online," ungkap Asni.
Yogyakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan sedikitnya 21,17 persen warga mengikuti
Sensus Penduduk Online 2020 yang berlangsung 15 Februari sampai 31 Maret 2020.
"Kalau target sensus penduduk secara umum jelas 100 persen, tapi untuk yang secara
online 21,17 persen," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS DIY, Mainil Asni, di Yogyakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
Asni menjelaskan target itu disesuaikan dengan sebaran masyarakat yang telah melek internet serta masih adanya daerah yang tidak terjangkau sinyal internet (
blank spot) seperti di Kabupaten Gunungkidul.
"Masyarakat kita kan tidak semua melek IT. Di Kota Yogyakarta saja kalau tidak salah sekitar 78,79 persen warga mengakses internet. Masih ada Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul yang jauh dari pusat kota," jelas Asni.
Asni mengatakan dengan dukungan 7.000 petugas mitra, BPS DIY juga akan melanjutkan sensus penduduk secara
offline atau wawancara langsung pada Juli 2020 sehingga data sensus penduduk mencapai 100 persen.
Berdasarkan data BPS sejak sensus penduduk
online dimulai pada 15 Februari, untuk jumlah penduduk DIY yang sudah mengakses sensus
online sampai 18 Februari 2020 tercatat sebanyak 14.455 orang atau sebanyak 4.424 keluarga.
Asni menilai selain kemampuan masyarakat mengakses internet, kepedulian atau kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi tingkat pengisian data sensus penduduk
online secara mandiri.
"Harapan kami, sebagai masyarakat Indonesia pedulilah dengan data kita. Apalagi sekarang sudah dipermudah dengan sensus secara online," ungkap Asni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)