Timika: Sebagian besar anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Kali Kopi, pimpinan Joni Botak, diyakini berbaur dengan warga di Kota Timika, Papua. Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan mereka melewati wilayah untuk melakukan kekerasan.
"Anak-anak ini memang sebagian besar ada di kota. Tidak menduga mereka akan melewati wilayah Kuala Kencana, untuk melakukan kekerasan. Mereka sangat paham dengan jalur tradisional yang biasanya dilalui masyarakat," kata Waterpauw di Timika, Rabu, 1 April 2020, melansir Antara.
Kapolda mengatakan aksi penyerangan dan penembakan terhadap karyawan dan perkantoran PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kuala Kencana sekadar memberi pesan keberadaan KKB Kali Kopi. Penembakan terjadi pada Senin, 30 Maret 2020.
"Indikasinya jelas, dia mau menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka memiliki eksistensi. Tujuannya mereka hanya mau membesarkan kelompoknya saja untuk diakui," imbuhnya.
Baca: Karyawan Freeport Tewas Diduga Ditembak KKB
Dia menerangkan KKB yang bermunculan di berbagai wilayah di Papua merupakan kumpulan pengangguran. Para KKB itu memiliki senjata api hasil rampasan dari aparat, pencurian dan lain-lain.
"Dengan memiliki senjata api, mereka mau menunjukkan bahwa inilah kami. Kami punya kemampuan dan kekuatan. Keinginan mereka hanya sebatas itu tapi mengorbankan semua orang," jelasnya.
Jenderal bintang dua itu menilai, KKB yang menyerang di pusat perkantoran PTFI di Kuala Kencana cukup bernyali. Lantaran berani masuk hingga pusat perkantoran PTFI.
Hingga Rabu, 1 April 2020, manajemen PTFI meliburkan sementara seluruh karyawan di perkantoran Kuala Kencana sejak Selasa, 31 Maret 2020. Pihak kepolisian tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan terhadap tiga karyawan PTFI pada Senin, 30 Maret 2020.
Timika: Sebagian besar anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Kali Kopi, pimpinan Joni Botak, diyakini berbaur dengan warga di Kota Timika, Papua. Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan mereka melewati wilayah untuk melakukan kekerasan.
"Anak-anak ini memang sebagian besar ada di kota. Tidak menduga mereka akan melewati wilayah Kuala Kencana, untuk melakukan kekerasan. Mereka sangat paham dengan jalur tradisional yang biasanya dilalui masyarakat," kata Waterpauw di Timika, Rabu, 1 April 2020, melansir
Antara.
Kapolda mengatakan aksi penyerangan dan penembakan terhadap karyawan dan perkantoran PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kuala Kencana sekadar memberi pesan keberadaan KKB Kali Kopi. Penembakan terjadi pada Senin, 30 Maret 2020.
"Indikasinya jelas, dia mau menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka memiliki eksistensi. Tujuannya mereka hanya mau membesarkan kelompoknya saja untuk diakui," imbuhnya.
Baca: Karyawan Freeport Tewas Diduga Ditembak KKB
Dia menerangkan KKB yang bermunculan di berbagai wilayah di Papua merupakan kumpulan pengangguran. Para KKB itu memiliki senjata api hasil rampasan dari aparat, pencurian dan lain-lain.
"Dengan memiliki senjata api, mereka mau menunjukkan bahwa inilah kami. Kami punya kemampuan dan kekuatan. Keinginan mereka hanya sebatas itu tapi mengorbankan semua orang," jelasnya.
Jenderal bintang dua itu menilai, KKB yang menyerang di pusat perkantoran PTFI di Kuala Kencana cukup bernyali. Lantaran berani masuk hingga pusat perkantoran PTFI.
Hingga Rabu, 1 April 2020, manajemen PTFI meliburkan sementara seluruh karyawan di perkantoran Kuala Kencana sejak Selasa, 31 Maret 2020. Pihak kepolisian tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan terhadap tiga karyawan PTFI pada Senin, 30 Maret 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)