Konferensi pers RSSA.
Konferensi pers RSSA.

RSSA Malang Jadi Rujukan Pasien Gagal Ginjal Akut

Daviq Umar Al Faruq • 20 Oktober 2022 20:54
Malang: RSUD dr Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang, Jawa Timur, merupakan satu dari 14 rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal (GgGAPA). Belasan rumah sakit itu ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
 
Salah satu dokter di RSSA Malang, A Susanto Nugroho, mengatakan, ada sejumlah pasien anak yang saat ini tengah dirawat di rumah sakit tersebut. Beberapa pasien anak dicurigai mengidap gangguan yang serupa dengan GgGAPA.
 
"Memang ada beberapa kasus yang mengarah kesitu, tetapi kami tidak bisa menyampaikan datanya karena nanti dirilis oleh Kemenkes dan datanya masih dihimpun oleh Kemenkes dari semua rumah sakit yang merawat kasus GgGAPA," katanya, Kamis, 20 Oktober 2022.

Pasien yang diduga mengidap GgGAPA di RSSA Malang itu saat ini dirawat dengan fasilitas, tenaga, dan sarana yang memadai. Seluruh pasien merupakan kasus rujukan.
 
"Karena memang RSSA sebagai rumah sakit rujukan tipe A. Ada yang rujukan dari Malang, Blitar, Pasuruan, dan satu lagi Sidoarjo," ungkapnya.
 
Baca juga: IDAI Jatim Deteksi Kasus Ginjal Akut Tertinggi di Surabaya

Dokter di RSSA Malang lainnya, Krisni, mengakui kasus GgGAPA sempat membuat panik masyarakat selama beberapa hari terakhir. Namun ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
 
"Pasien-pasien dengan GgGAPA ini mayotitas anak dibawah 5 tahun yaitu paling banyak 2 hingga 5 tahun. Harapan kita masyarakat tidak panik, tapi mewaspadai," katanya.
 
Krisni menerangkan, pasien pengidap GgGAPA bisa mengalami gejala maupun tidak sama sekali. Bila bergejala, pasien akan merasakan demam, diare, batuk pilek, dan muntah. 
 
"GgGAPA adalah penurunan secara cepat fungsi ginjal, ditandai dengan produksi urine. Jadi urine GgGAPA menurun atau tidak sama sekali," imbuhnya.
 
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim Perwakilan V Malang Raya, Harjoedi Adji Tjahjono, mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan obat cair atau sirop hingga menunggu informasi lebih lanjut dari Kemenkes dan BPOM. Jika mendapati anak mengalami gejala GgGAPA, diminta segera ke dokter.
 
"Terutama balita, misal 12 atau 24 jam kurang atau tidak ada kencing. Kita juga mengimbau (kepada dokter) untuk tidak meresepkan obat cair atau sirup yang diganti dengan racikan puyer atau tablet, atau suppositoria," katanya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan