Makassar: Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar menekankan pentingnya kesadaran akan pentingnya budaya hemat energi. Kata Billy bisa dimulai dari hal-hal yang paling kecil seperti mencabut pengisi daya ponsel ketika sudah terisi penuh.
“Teman saya dari Amerika pernah melakukan riset, jika seluruh dunia tidak mencabut charger HP ketika penuh, maka listrik yang terbuang itu cukup untuk menerangkan satu negara selama 24 jam. Ini hal sederhana yang mungkin tidak kita sadari dampak dan konsekuensinya. Pasti setiap hari ngecas HP kan? Inilah pentingnya memulai edukasi dari hal-hal yang dekat dengan keseharian kita,” kata Billy Roadshow Program Sekolah Energi Bedikari (SEB) SMK-SMTI Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 26 Januari 2024.
Lebih Lanjut, ia juga menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang-buang makanan. Hal ini merupakan perilaku food waste yang dapat menghasilkan gas metana dan menyebabkan pemanasan global.
“Di tahun 2023 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara penghasil food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah sehingga kita harus menjaga pola makan secukupnya untuk menjaga lingkungan dari pemanasan global,” ujar Billy.
Billy menyampaikan terima kasih kepada Pertamina dan seluruh pihak yang terlibat yang telah menyukseskan seluruh rangkaian program Sekolah Energi Berdikari demi mendorong program keberlanjutan lingkungan untuk anak-anak pelajar. Sehingga ke depannya dapat menjadi agent of change untuk menyelamatkan bumi dan mengurangi emisi karbon.
“Bicara Indonesia Emas 2045 tidak lepas dari kesiapan dan keberlanjutan bumi ini. Oleh sebab itu, Kaka Billy berharap, adik-adik semua di sini bisa ambil bagian dalam menjaga bumi sebagai penjaga bumi masa kini dan masa depan. Kita teruskan apa yang sudah dibangun dan dicapai oleh Pak Jokowi, menuju Indonesia, menuju bumi yang semakin baik untuk kita tempati,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Manajer Pertamina CSR Pertamina (Persero) Reno Fri Daryanto mendukung pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat program transisi energi serta pencapaian Net Zero Emission di 2060 dimulai dari tingkat pelajar SMP dan SMA.
"Untuk mempercepat transisi energi dan Net Zero Emission di tahun 2060 peningkatan isu terkait energi baru terbarukan sudah harus dimulai sejak di bangku pelajar SMP & SMA," ucapnya
SMK-SMTI Makassar, Sulawesi Selatan menjadi provinsi terakhir dari rangkaian roadshow program Sekolah Energi Bedikari (SEB) yang diselenggarakan di sekolah-sekolah yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia.
Sekolah Energi Berdikari (SEB) bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan serta meningkakan partisipasi pelajar membiasakan penggunaan energi baru terbarukan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.
SMK-SMTI Makassar dipilih karena merupakan salah satu dari sekolah Adiwiyata serta kejuruan yang langsung dinaungi oleh Kementerian Perindustrian sehingga harapannya sekolah tersebut dapat terus membuat aktivitas program peduli lingkungan dan energi terbarukan demi mendukung kelestarian lingkungan bahkan saat lulus dan bekerja di sektor industri.
Makassar: Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar menekankan pentingnya kesadaran akan pentingnya budaya
hemat energi. Kata Billy bisa dimulai dari hal-hal yang paling kecil seperti mencabut pengisi daya ponsel ketika sudah terisi penuh.
“Teman saya dari Amerika pernah melakukan riset, jika seluruh dunia tidak mencabut charger HP ketika penuh, maka listrik yang terbuang itu cukup untuk menerangkan satu negara selama 24 jam. Ini hal sederhana yang mungkin tidak kita sadari dampak dan konsekuensinya. Pasti setiap hari ngecas HP kan? Inilah pentingnya memulai edukasi dari hal-hal yang dekat dengan keseharian kita,” kata Billy Roadshow Program Sekolah Energi Bedikari (SEB) SMK-SMTI Makassar,
Sulawesi Selatan, Jumat, 26 Januari 2024.
Lebih Lanjut, ia juga menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang-buang makanan. Hal ini merupakan perilaku
food waste yang dapat menghasilkan gas metana dan menyebabkan pemanasan global.
“Di tahun 2023 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara penghasil
food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah sehingga kita harus menjaga pola makan secukupnya untuk menjaga lingkungan dari pemanasan global,” ujar Billy.
Billy menyampaikan terima kasih kepada
Pertamina dan seluruh pihak yang terlibat yang telah menyukseskan seluruh rangkaian program Sekolah Energi Berdikari demi mendorong program keberlanjutan lingkungan untuk anak-anak pelajar. Sehingga ke depannya dapat menjadi
agent of change untuk menyelamatkan bumi dan mengurangi emisi karbon.
“Bicara Indonesia Emas 2045 tidak lepas dari kesiapan dan keberlanjutan bumi ini. Oleh sebab itu, Kaka Billy berharap, adik-adik semua di sini bisa ambil bagian dalam menjaga bumi sebagai penjaga bumi masa kini dan masa depan. Kita teruskan apa yang sudah dibangun dan dicapai oleh Pak Jokowi, menuju Indonesia, menuju bumi yang semakin baik untuk kita tempati,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Manajer Pertamina CSR Pertamina (Persero) Reno Fri Daryanto mendukung pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat program transisi energi serta pencapaian Net Zero Emission di 2060 dimulai dari tingkat pelajar SMP dan SMA.
"Untuk mempercepat transisi energi dan Net Zero Emission di tahun 2060 peningkatan isu terkait energi baru terbarukan sudah harus dimulai sejak di bangku pelajar SMP & SMA," ucapnya
SMK-SMTI Makassar, Sulawesi Selatan menjadi provinsi terakhir dari rangkaian roadshow program Sekolah Energi Bedikari (SEB) yang diselenggarakan di sekolah-sekolah yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia.
Sekolah Energi Berdikari (SEB) bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan serta meningkakan partisipasi pelajar membiasakan penggunaan energi baru terbarukan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.
SMK-SMTI Makassar dipilih karena merupakan salah satu dari sekolah Adiwiyata serta kejuruan yang langsung dinaungi oleh Kementerian Perindustrian sehingga harapannya sekolah tersebut dapat terus membuat aktivitas program peduli lingkungan dan energi terbarukan demi mendukung kelestarian lingkungan bahkan saat lulus dan bekerja di sektor industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)