medcom.id, Nusa Dua: Presiden RI Joko Widodo memaparkan bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-90 dalam survey Indeks Kemudahaan Berusaha Dunia versi World Bank. Jokowi pun menegaskan peringkat Indonesia harus naik peringkat.
"Target saya minimal itu 40," ungkap Jokowi di acara pertemuan notaris se-Asia, BNDCC, Nusa Dua, Jumat 8 September 2017.
Presiden pun telah menyampaikan arahan itu ke jajaran menteri. Para pembantu presiden harus mengambil langkah untuk mereformasi birokrasi Indonesia yang terlalu panjang dan sulit.
(Baca: Jokowi Ingatkan Notaris Indonesia tentang Perubahan Global)
"Terserah yang diobrak-abrik eselon satunya, eselon duanya, eselon tiganya, eselon empatnya. Uang tidak mau mengikuti arah reformasi birokrasi silahkan, kita ingin dikerjakan dengan cepat," kata Jokowi.
Dalam indeks Bank Dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-120 pada 2014. Kemudian peringkat meningkat menjadi 106 di 2015, dan menduduki peringkat ke-91 pada tahun lalu.
Presiden yakin ini terkait dengan banyaknya regulasi yang menghambat keluarnya izin investasi. Dia berjanji bakal membarui sistem lama nan usang.
(Klik: Jokowi Curhat Ribetnya Urus Izin di Depan Notaris se-Indonesia)
"Sekarang urusan notaris, kita ingin memperbaiki sistem sehingga terjadi kecepatan bagaimana pengurusan-pengurusan investasi dunia usaha bisa dikerjakan dengan cepat," tambahnya.
Jokowi berjanji akan melibatkan notaris untuk mendengar langsung berbagai kendala dan prosedur mereka dalam mengeluarkan izin atau SIUP. Dia ingin mendengar kendala perizinan di Indonesia dari sisi notaris dan pembuat akta.
medcom.id, Nusa Dua: Presiden RI Joko Widodo memaparkan bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-90 dalam survey Indeks Kemudahaan Berusaha Dunia versi World Bank. Jokowi pun menegaskan peringkat Indonesia harus naik peringkat.
"Target saya minimal itu 40," ungkap Jokowi di acara pertemuan notaris se-Asia, BNDCC, Nusa Dua, Jumat 8 September 2017.
Presiden pun telah menyampaikan arahan itu ke jajaran menteri. Para pembantu presiden harus mengambil langkah untuk mereformasi birokrasi Indonesia yang terlalu panjang dan sulit.
(Baca: Jokowi Ingatkan Notaris Indonesia tentang Perubahan Global)
"Terserah yang diobrak-abrik eselon satunya, eselon duanya, eselon tiganya, eselon empatnya. Uang tidak mau mengikuti arah reformasi birokrasi silahkan, kita ingin dikerjakan dengan cepat," kata Jokowi.
Dalam indeks Bank Dunia, Indonesia menduduki peringkat ke-120 pada 2014. Kemudian peringkat meningkat menjadi 106 di 2015, dan menduduki peringkat ke-91 pada tahun lalu.
Presiden yakin ini terkait dengan banyaknya regulasi yang menghambat keluarnya izin investasi. Dia berjanji bakal membarui sistem lama nan usang.
(Klik: Jokowi Curhat Ribetnya Urus Izin di Depan Notaris se-Indonesia)
"Sekarang urusan notaris, kita ingin memperbaiki sistem sehingga terjadi kecepatan bagaimana pengurusan-pengurusan investasi dunia usaha bisa dikerjakan dengan cepat," tambahnya.
Jokowi berjanji akan melibatkan notaris untuk mendengar langsung berbagai kendala dan prosedur mereka dalam mengeluarkan izin atau SIUP. Dia ingin mendengar kendala perizinan di Indonesia dari sisi notaris dan pembuat akta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)