Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melihat pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Parang di kepulauan Karimunjawa. Medcom.id/ Rhobi Shani.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melihat pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Parang di kepulauan Karimunjawa. Medcom.id/ Rhobi Shani.

Baterai Mati, Pasokan Listrik di Pulau Parang Karimunjawa Terganggu

Rhobi Shani • 10 September 2021 17:02
Jepara: Pasokan listrik di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara terganggu. Pasalnya, ratusan baterai di pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Pulau Parang mati.
 
Pasokan listrik di Pulau Parang bersumber dari pembangkit listrik tenaga diesel dan sebagian tenaga surya dari pembangkit listrik bantuan Denmark. Kepala Desa Parang, Zaenal Arifin, mengatakan sudah lama batarei untuk PLTS mati. Lantaran mahalnya hargai bataerai, sehingga pemerintah desa tak mampu beli penggantinya.
 
"Ini sudah lama tidak berfungsi pak. Baterainya mati semua. Kami kalau beli tidak sanggup karena biayanya mahal sekali," kata Zaenal kepada Ganjar Pranowo saat meninjau PLTS Parang, Jumat, 10 September 2021.

Listrik di desanya itu memang sudah menyala 24 jam. Namun, salah satu sumber energi tidak berfungsi sejak 2004 lalu karena baterai mati, pasokan listrik terganggu.
 
"Kami berharap pak Ganjar bisa membantu. Kami titip supaya listrik di Pulau Parang, Nyamuk dan Genting bisa seperti Karimunjawa. Yang mengelola PLN," kata Zaenal.
 
Baca: Pariwisata Karimunjawa Dibuka, Penerbagangan Segera Diujicobakan
 
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan memang butuh transformasi energi termasuk dalam pengelolaan listrik di Pulau Parang. Sebab jika dibebankan secara mandiri, warga tidak sanggup.
 
"Dulu saya ingat betul, saya masuk Karimunjawa listrik pakai diesel dan hanya menyala enam jam. Setelah itu kita bantu sekarang bisa 24 jam. Di Pulau Parang ini juga dulu tidak ada listrik, kemudian diambilkan diesel bekas dari Karimunjawa untuk di sini," kata Ganjar.
 
Sebenarnya listrik di desa Parang juga sudah menyala 24 jam. Selain diesel, ada sumber lain yakni PLTS bantuan Kementerian ESDM dan satu lagi dari Denmark. Sumber-sumber itu kemudian disilangkan agar listrik bisa menyala 24 jam.
 
"Hanya yang PLTS ini ada problem, baterainya sudah rusak. Maka sepertinya, hari ini perlu dilakukan transformasi pengelolaan sekaligus kelembagaannya agar bisa efisien. Kalau tidak, maka perlu intervensi," ungkap Ganjar.
 
Ganjar mendukung usulan dari perangkat Camat agar PLN membantu dalam hal pengelolaan listrik di pulau itu. Sebab kalau dikelola warga, maka mereka keberatan.
 
"Nanti Pemda saya ajak bicara, termasuk dari PLN. Rasanya PLN memang perlu bantu. Memang di remote area seperti ini, harus ada perlakuan khusus," kata Ganjar.
 

 

*?Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk  https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan