Surabaya: Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono, angkat bicara terkait pesta ulang tahun ke-56 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menimbulkan kerumunan viral di media sosial. Mengingat acara yang diinisiasi Heru tersebut disorot berbagai kalangan.
"Kami bersama beberapa kepala OPD berinisiatif merayakan tasyakuran HUT Ibu Gubernur dengan mengundang anak yatim," kata Heru, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 21 Mei 2021.
Selain mengundang anak yatim, Heru mengatakan, pesta ulang tahun itu juga dihadiri para ke kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim, petugas Grahadi dengan total 50 orang. Padahal, kapasitas halaman Grahadi bisa mencapai dua ribu orang.
Baca: Masyarakat Harus Membantu Pemerintah Menghadapi Pandemi Covid-19
Meski demikian, Heru mengeklaim dalam pelaksanaannya telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) super ketat. Di samping itu, Kepala OPD Pemprov Jatim yang ikut hadir selama ini secara rutin, maksimal sebulan sekali melakukan tes swab PCR, dan saat ini tidak ada yang terkonfirmasi Covid-19.
"Apalagi semuanya juga sudah menuntaskan vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali," katanya.
Sedangkan untuk para anak yatim yang diundang, kata Heru, sebelumnya juga telah dilakukan screening lewat swab antigen, dan telah dipastikan hasilnya negatif.
"Jadi, memang kegiatannya sangat terbatas dan hanya untuk Kepala OPD saja yang jumlahnya 30 orang," jelasnya.
Heru menyatakan acara tasyakuran itu sengaja dilaksanakan di ruang terbuka, tepatnya di halaman rumah dinas Gubernur yang cukup luas. Tujuannya untuk menjaga sirkulasi udara dan keamanan, sehingga bisa meminimalkan terjadinya kemungkinan penularan.
"Kalaupun terdapat beberapa foto yang mungkin dimiliki masyarakat, di mana hadirin tampak ada yang melepas masker, hal tersebut dikarenakan sedang makan. Foto-foto yang diunggah ke beberapa media bukanlah kondisi sesungguhnya pada saat kegiatan tasyakuran ulang tahun Gubernur Khofifah Rabu malam," bebernya.
Sementara untuk hidangan yang disajikan, kata Heru, makanan tersebut berasal dari katering yang biasa menyiapkan menu di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Sementara pramusaji juga secara berkala dan rutin dilakukan usap PCR.
Baca: Modal Indonesia untuk Bangkit dari Pandemi Covid-19
"Terkait penyanyi Katon Bagaskara, memang kebetulan beliau teman baik saya, dan dia datang untuk ikut menyampaikan selamat secara langsung kepada Ibu Gubernur. Di akhir acara, Mas Katon menyumbangkan lagu untuk Ibu Gubernur hanya sekadar untuk menambah keceriaan acara," ujarnya.
Sekadar diketahui, sebuah video suasana pesta ulang tahun berdurasi kurang dari 1 menit viral di jejaring media sosial sejak Kamis, 20 Mei 2021. Video itu menggambarkan suasana pesta hari ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Rabu malam, 19 Mei 2021.
Surabaya: Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono, angkat bicara terkait pesta ulang tahun ke-56 Gubernur Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa yang menimbulkan
kerumunan viral di media sosial. Mengingat acara yang diinisiasi Heru tersebut disorot berbagai kalangan.
"Kami bersama beberapa kepala OPD berinisiatif merayakan tasyakuran HUT Ibu Gubernur dengan mengundang anak yatim," kata Heru, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 21 Mei 2021.
Selain mengundang anak yatim, Heru mengatakan, pesta ulang tahun itu juga dihadiri para ke kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jatim, petugas Grahadi dengan total 50 orang. Padahal, kapasitas halaman Grahadi bisa mencapai dua ribu orang.
Baca: Masyarakat Harus Membantu Pemerintah Menghadapi Pandemi Covid-19
Meski demikian, Heru mengeklaim dalam pelaksanaannya telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) super ketat. Di samping itu, Kepala OPD Pemprov Jatim yang ikut hadir selama ini secara rutin, maksimal sebulan sekali melakukan tes swab PCR, dan saat ini tidak ada yang terkonfirmasi Covid-19.
"Apalagi semuanya juga sudah menuntaskan vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali," katanya.
Sedangkan untuk para anak yatim yang diundang, kata Heru, sebelumnya juga telah dilakukan screening lewat swab antigen, dan telah dipastikan hasilnya negatif.
"Jadi, memang kegiatannya sangat terbatas dan hanya untuk Kepala OPD saja yang jumlahnya 30 orang," jelasnya.
