Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah akan menata kawasan tinggal di pinggir Sungai Bengawan Solo untuk mengantisipasi terjadinya banjir seperti minggu lalu.
"Dengan kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo) kami sudah diskusi, nanti akan segera kami tindaklanjuti," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Selasa, 21 Februari 2023.
Ia mengatakan terkait dengan rumah-rumah yang ada di pinggir Bengawan Solo tidak lepas karena Solo merupakan kota yang padat.
"Rencananya kalau di Solo, pemukiman daerah padat harus hunian vertikal. Kami mulai dari Mojo," katanya.
Ia mengakui hingga saat ini masih ada beberapa orang yang tinggal di bantaran sungai.
"Bahkan di dalam parapet masih ada. Harusnya enggak boleh ya, nanti akan kami tindaklanjuti, seperti Mojo, Semanggi. Kami sedang gencar-gencarnya pembangunan kawasan kumuh. Nanti itu akan disentuh," katanya.
Terkait dengan peringatan dini untuk mengurangi dampak banjir, dikatakannya, akan ditingkatkan lagi. "CCTV di bantaran sungai, pintu air itu wajib," katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan kerusakan rumah akibat banjir minggu lalu. "Nanti kalau ada misalnya kerusakan, rumah ambruk laporkan saja," katanya.
Selain itu, untuk surat-surat berharga milik warga terdampak banjir yang hanyut, rusak, sobek, dan basah akibat banjir agar segera melaporkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surakarta.
"Nanti akan kami bantu surat-surat berharga. Dari Dispendukcapil sudah gerak dari kemarin," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah akan menata kawasan tinggal di pinggir Sungai Bengawan Solo untuk mengantisipasi terjadinya
banjir seperti minggu lalu.
"Dengan kepala BBWS (Balai Besar Wilayah
Sungai Bengawan Solo) kami sudah diskusi, nanti akan segera kami tindaklanjuti," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Selasa, 21 Februari 2023.
Ia mengatakan terkait dengan rumah-rumah yang ada di pinggir Bengawan
Solo tidak lepas karena Solo merupakan kota yang padat.
"Rencananya kalau di Solo, pemukiman daerah padat harus hunian vertikal. Kami mulai dari Mojo," katanya.
Ia mengakui hingga saat ini masih ada beberapa orang yang tinggal di bantaran sungai.
"Bahkan di dalam parapet masih ada. Harusnya enggak boleh ya, nanti akan kami tindaklanjuti, seperti Mojo, Semanggi. Kami sedang gencar-gencarnya pembangunan kawasan kumuh. Nanti itu akan disentuh," katanya.
Terkait dengan peringatan dini untuk mengurangi dampak banjir, dikatakannya, akan ditingkatkan lagi. "CCTV di bantaran sungai, pintu air itu wajib," katanya.
Ia juga meminta masyarakat untuk melaporkan kerusakan rumah akibat banjir minggu lalu. "Nanti kalau ada misalnya kerusakan, rumah ambruk laporkan saja," katanya.
Selain itu, untuk surat-surat berharga milik warga terdampak banjir yang hanyut, rusak, sobek, dan basah akibat banjir agar segera melaporkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surakarta.
"Nanti akan kami bantu surat-surat berharga. Dari Dispendukcapil sudah gerak dari kemarin," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)