Solo: Ratusan warga yang terdampak banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023, sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
Warga Joyotakan sebelumnya mengungsi di sekolah negeri setempat, tetapi setelah kondisi air surut sekitar pukul 11.00 WIB, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk bergotong-royong membersihkan jalan dan rumahnya dari sisa sampah yang terbawa banjir beberapa waktu lalu.
Prasetyo, 45, salah satu warga RT4 RW 6 Joyotakan, mengatakan warga Joyotakan sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sampah yang dibawa air banjir.
Menurut dia, usai salat subuh atau sekitar pukul 05.00 WIB ketinggian air di Joyotakan masih tinggi sekitar 80 sentimeter, tetapi setelah air Sungai Bengawan Solo turun, sekitar pukul 11.00 WIB banjir sudah surut.
"Air banjir di Joyotakan surutnya cepat sekali, sekitar empat jam. Karena pintu air yang ke Bengawan Solo sudah dibuka dan dibantu pompa Joyotakan sehingga air mengalir hingga surut," katanya.
Warga yang mengungsi sudah kembali semua ke rumah masing-masing, bergotong-royong membersihkan rumah, dan mengumpulkan sampah. Sampah kemudian dibawa truk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.
Dia menjelaskan banjir di Joyotakan yang terjadi sejak Kamis petang, 16 Februari 2023, air naik cukup cepat hingga kedalaman sekitar 170 meter, sehingga ratusan warga mengungsi di tempat yang aman.
Sarjuni, 40, warga RW 01 Joyotakan mengatakan akibat banjir rumahnya penuh sisa lumpur dan sampah. Ketinggian air yang masuk rumah sekitar 30 sentimeter.
"Banjir tahun ini terparah setelah 2007. Biasanya banjir tidak sampai masuk rumah hanya sampai jalan kampung saja. Kali ini air masuk rumah," ucap dia.
Ia mengaku belum bisa menghitung kerugian akibat banjir. Dia berharap Pemkot Surakarta bisa memperbaiki pompa air supaya banjir tidak terjadi.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Sardianto mengatakan jumlah pengungsi di SD Negeri Joyotakan awalnya mencapai 800 jiwa. Banjir surut warga sudah banyak kembali ke rumah masing-masing.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: Ratusan warga yang
terdampak banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 18 Februari 2023, sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
Warga Joyotakan sebelumnya mengungsi di sekolah negeri setempat, tetapi setelah kondisi air surut sekitar pukul 11.00 WIB, mereka kembali ke rumah masing-masing untuk bergotong-royong membersihkan jalan dan rumahnya dari sisa sampah yang terbawa banjir beberapa waktu lalu.
Prasetyo, 45, salah satu warga RT4 RW 6 Joyotakan, mengatakan warga Joyotakan sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sampah yang dibawa air banjir.
Menurut dia, usai salat subuh atau sekitar pukul 05.00 WIB ketinggian air di Joyotakan masih tinggi sekitar 80 sentimeter, tetapi setelah air
Sungai Bengawan Solo turun, sekitar pukul 11.00 WIB banjir sudah surut.
"Air banjir di Joyotakan surutnya cepat sekali, sekitar empat jam. Karena pintu air yang ke Bengawan Solo sudah dibuka dan dibantu pompa Joyotakan sehingga air mengalir hingga surut," katanya.
Warga yang mengungsi sudah kembali semua ke rumah masing-masing, bergotong-royong membersihkan rumah, dan mengumpulkan sampah. Sampah kemudian dibawa truk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta.
Dia menjelaskan banjir di Joyotakan yang terjadi sejak Kamis petang, 16 Februari 2023, air naik cukup cepat hingga kedalaman sekitar 170 meter, sehingga ratusan warga mengungsi di tempat yang aman.
Sarjuni, 40, warga RW 01 Joyotakan mengatakan akibat banjir rumahnya penuh sisa lumpur dan sampah. Ketinggian air yang masuk rumah sekitar 30 sentimeter.
"
Banjir tahun ini terparah setelah 2007. Biasanya banjir tidak sampai masuk rumah hanya sampai jalan kampung saja. Kali ini air masuk rumah," ucap dia.
Ia mengaku belum bisa menghitung kerugian akibat banjir. Dia berharap Pemkot Surakarta bisa memperbaiki pompa air supaya banjir tidak terjadi.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Sardianto mengatakan jumlah pengungsi di SD Negeri Joyotakan awalnya mencapai 800 jiwa. Banjir surut warga sudah banyak kembali ke rumah masing-masing.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
