Bandar Lampung: Pemerintah Kota Bandar Lampung mengurungkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di tempat pembuangan akhir (TPA) Bakung. Wacana itu dialihkan dengan mengolah sampah di lokasi tersebut menjadi briket.
Kepala Bappeda Bandar Lampung, Khaidarmansyah, menyampaikan, hal itu merupakan hasil kajian bersama Kementerian PUPR yang menyebut Lampung cocok memproduksi briket.
"Briket itu seperti batu bara. Jadi sampah itu diolah menjadi briket yang akan dibeli PLTU Tarahan. Jadi PLN nya janji akan beli itu. Dalam sehari ada 900 ton sampah di TPA Bakung yang akan diolah," ujarnya, Selasa, 23 Maret 2021.
Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Wika). Namun, Pemkot masih mencari satu perusahaan lain sebagai pembanding.
"Kalau untuk listrik hanya 10 kota di Indonesia. Di luar 10 kota itu harus pakai briket," terangnya.
Baca juga: Sinabung Erupsi, Semburan Vulkanis Mencapai 700 Meter
Kendati demikian, lanjut dia, tidak semua sampah bisa diolah menjadi briket. Sehingga mesti ada pemilahan jenis sampah di TPA Bakung dalam proses produksi.
Sebelum membangun pengolahan briket di TPA Bakung, Pemkot akan mengadakan studi banding ke Tangerang untuk mempelajari pengolahan limbah hasil produksi briket dan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat sekitar.
"Pasti akan kami kaji, seperti Amdal yang dibuat ahlinya. Mudah-mudahan tidak ada pencemaran lingkungan dan masyarakat sekitar tidak dirugikan. Pelaksanaannya sesegera mungkin, pokoknya tahun ini sudah jalan," kata dia.
Dia berharap, rencana tersebut dapat berjalan untuk mengatasi persoalan sampah di Kota dan wilayah sekitarnya. Sebab, Pemkot juga akan menerima sampah dari daerah lainnya, seperti Pringsewu, Pesawaran, dan Lampung Selatan.
Bandar Lampung: Pemerintah Kota Bandar Lampung mengurungkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa) di tempat pembuangan akhir (TPA) Bakung. Wacana itu dialihkan dengan mengolah sampah di lokasi tersebut menjadi briket.
Kepala Bappeda Bandar Lampung, Khaidarmansyah, menyampaikan, hal itu merupakan hasil kajian bersama Kementerian PUPR yang menyebut Lampung cocok memproduksi briket.
"Briket itu seperti batu bara. Jadi sampah itu diolah menjadi briket yang akan dibeli PLTU Tarahan. Jadi PLN nya janji akan beli itu. Dalam sehari ada 900 ton sampah di TPA Bakung yang akan diolah," ujarnya, Selasa, 23 Maret 2021.
Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Wika). Namun, Pemkot masih mencari satu perusahaan lain sebagai pembanding.
"Kalau untuk listrik hanya 10 kota di Indonesia. Di luar 10 kota itu harus pakai briket," terangnya.
Baca juga:
Sinabung Erupsi, Semburan Vulkanis Mencapai 700 Meter
Kendati demikian, lanjut dia, tidak semua sampah bisa diolah menjadi briket. Sehingga mesti ada pemilahan jenis sampah di TPA Bakung dalam proses produksi.
Sebelum membangun pengolahan briket di TPA Bakung, Pemkot akan mengadakan studi banding ke Tangerang untuk mempelajari pengolahan limbah hasil produksi briket dan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat sekitar.
"Pasti akan kami kaji, seperti Amdal yang dibuat ahlinya. Mudah-mudahan tidak ada pencemaran lingkungan dan masyarakat sekitar tidak dirugikan. Pelaksanaannya sesegera mungkin, pokoknya tahun ini sudah jalan," kata dia.
Dia berharap, rencana tersebut dapat berjalan untuk mengatasi persoalan sampah di Kota dan wilayah sekitarnya. Sebab, Pemkot juga akan menerima sampah dari daerah lainnya, seperti Pringsewu, Pesawaran, dan Lampung Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)