Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman, mengakui hal tersebut. Selama libur panjang cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW, kunjungan wisatawan mengalami penurunan dibandingkan libur panjang sebelumnya.
"Kunjungan wisatawan ke Pantai Pangandaran selama libur panjang menurun, tak seramai seperti libur sebelumnya. Kemungkinan karena melihat kondisi cuaca. Apalagi, akhir-akhir ini banyak kejadian bencana di daerah, termasuk di kawasan wisata. Jadi (pengunjung) membatalkan wisatanya," kata Untung, Kamis, 5 November 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, lanjut Untung, munculnya isu mengenai potensi gempa bumi megathrust di Pangandaran juga ditengarai membuat khawatir masyarakat berlibur ke sana. Namun yang membuat masyarakat enggan berlibur ke pantai karena hujan dan angin kencang yang terjadi saat ini.
Baca juga: Gunung Merapi Siaga
"Dalam beberapa bulan ke depan kondisi cuaca di Jawa Barat diprediksi masih cukup ekstrem. Masyarakat yang ingin berlibur ke pantai harus mengetahui dulu cuacanya bagaimana. Hal ini untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Sementara itu untuk mencegah penyebaran wabah covid-19, Pemprov Jabar menerjunkan tim kesehatan untuk melakukan rapid test di lokasi wisata. Pengujian rapid tes dilakukan secara acak.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Tony Agus Wijaya, mengatakan pihaknya meminta masyarakat yang tinggal di pesisir pantai perairan utara dan selatan Jabar harus tetap selalu waspada.
Pasalnya pada 5-10 November gelombang tinggi akan terjadi di bagian selatan dengan ketinggian dua hingga 3,5 meter dan bagian utara 0,8 meter.
"Kami meminta agar warga yang melakukan aktivitas di pesisir pantai perairan selatan dan utara Jawa Barat, tetap waspada. Karena, gelombang tinggi tersebut akan terjadi selama enam hari ke depan. Hati-hati dan perhatikan rambu keselamatan," imbuhnya. (Kristiadi)
(MEL)