Rekonstruksi pembunuhan Muhammad Alfian Rizky Pratama di Mapolres Jombang, Selasa, 27 Oktober 2020. Metro TV/ Amir Zakky
Rekonstruksi pembunuhan Muhammad Alfian Rizky Pratama di Mapolres Jombang, Selasa, 27 Oktober 2020. Metro TV/ Amir Zakky

Polres Jombang Rekonstruksi Pembunuhan Bocah SD

Amir Zakky • 27 Oktober 2020 19:47
Jombang: Polres Jombang menggelar rekonstruksi terhadap kasus pembunuhan Muhammad Alfian Rizky Pratama, 12, siswa kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dibunuh teman sendiri. Dalam rekonstruksi polisi menemukan fakta bahwa kematian korban akibat ditenggelamkan.
 
Pelaku memperagakan 22 adegan sesuai yang tertulis di Berita Aaca Pemeriksaan. Di adegan pertama pelaku nampak bersama saksi MA, menjemput korban dari rumah. Ketiganya kemudian berangkat menuju lokasi kejadian sungai wisata Kedung Cinet, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Jombang.
 
Pada adegan ke-16 sampai 18, baik korban dan pelaku memperagakan tiba di lokasi wisata. Korban kemudian menuju sungai dan duduk berdua. Saksi MA, yang saat itu juga diajak justru ditinggal cukup jauh, sekitar 2 meter. Pelaku kemudian memperagakan adegan menarik tangan korban hingga korban masuk ke dalam sungai.

"Yang paling utama adegan 16 sampai 18 itu yang mengakibatkan korban meninggal. Ada adegan korban tidak bisa berenang dan sempat meraih kaki pelaku. Namun pelaku justru menendang bagian wajah korban hingga tiga kali sebelum akhirnya korban dinyatakan tenggelam," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang, Ipda Agus Setyani, di sela proses rekonstruksi, Selasa, 27 Oktober 2020.
 
Baca: Gim Daring Jadi Motif Pembunuhan Bocah SD di Jombang
 
Saat korban tenggelam, saksi sempat akan menolong korban. Niat tersebut kemudian batal setelah dilarang pelaku. "Saksi kaget. Saksi cuma lihat korban sudah di dalam sungai. Pelaku bilang ke saksi, ini lo tujuanku, tidak seperti tujuan awal, diajak berswa foto," ungkapnya.
 
Agus juga menyebut teka-teki kasus pembunuhan tersebut terkuak setelah saksi menceritakan duduk persoalan yang sebenarnya kepada polisi pasca Alfian dimakamkan. Keluarga yang juga mengetahui ada kejanggalan, kemudian membuat laporan agar para penyidik menindaklanjuti kasus tersebut dengan membongkar makam Alfian.
 
Dari proses penyelidikan dan autosi, diketahui korban mengalami luka di bagian dagu, dahi, dan leher. Sedangkan motif pembunuhan dipicu dendam akibat permaianan game daring. Pelaku merasa sakit hati setelah korban tak memberinya password yang mereka buat bersama-sama sebelummya meski tersangka sudah membayar akun game itu senilai Rp200 ribu kepada korban.
 
"Pelaku ini jengkel sudah minta password berkali-kali tapi tidak diberikan, alasan korban lupa. Game itu katanya levelnya sudah 90," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan