Jakarta: Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina S Gudono digelar pada 10 Desember 2022. Ada ketentuan khusus bagi para tamu yang akan hadir dalam acara tasyakuran pernikahan, mereka yang datang dilarang mengenakan pakaian atau busana yang menggunakan motif parang.
Larangan tersebut disampaikan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, selaku juru bicara keluarga. Larangan mengenakan pakaian atau busana dengan motif parang merupakan salah satu aturan baku yang berlaku di lingkungan keluarga Trah Mataram Islam. Termasuk di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
“Dari Pura Mangkunegaran yang meminta agar tamu undangan tidak mengenakan kain batik bermotif parang atau lereng,” kata Gibran di Balai Kota, Selasa, 6 Desember 2022.
Aturan tersebut telah berlaku sejak turun-temurun di lingkungan Pura Mangkunegaran. Larangan ini juga berlaku di lingkungan trah dinasti Mataram Islam seperti Keratonan Kasunanan Solo, Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman.
“Itu aturan dari Kanjeng Gusti (Adipati Arya Mangkunegara X) yang melarang pemakaian motif parang. Harusnya sudah ada di undangan dan sudah tahu semua,” tambah Gibran.
Tidak hanya soal motif parang, keluarga Presiden Joko Widodo juga tegas meminta tamu undangan dan masyarakat yang hendak hadir tidak memberikan sumbangan. Termasuk membawa kado dalam bentuk apapun.
“Bawa doa saja. Lha, dari dulu kami memang tidak menerima sumbangan. Karangan bunga boleh, tapi kalau barang-barang atau amplop tidak boleh. Intinya kami tidak ingin merepotkan,” terang Gibran.
Sejarah di balik larangan
Sebagai informasi sejarah, Motif parang di kalangan trah dinasti Mataram Islam hanya boleh dipakai oleh raja dan anak-anaknya. Namun, seiring perkembangan zaman, motif parang kini banyak digunakan masyarakat di luar tembok keraton.
Batik Lereng adalah jenis batik dengan pola diagonal. Motif jenis ini pada jaman dahulu hanya digunakan oleh sentono dalem (anak dari ratu). Motif ini adalah dipakai para raja saat topo broto yang dilakukan di lereng-lereng pegunungan untuk mendapatkan wahyu atau wangsit.
Motif parang atau lereng juga merupakan motif yang diciptakan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Motif terinspirasi ombak yang menggulung-gulung saat bermediasi di Pantai Selatan Jawa.
(Motif batik Parang Rusak. Foto: Dok. Batikpesisiran)
Jakarta: Pernikahan
Kaesang Pangarep dan Erina S Gudono digelar pada 10 Desember 2022. Ada ketentuan khusus bagi para tamu yang akan hadir dalam acara tasyakuran pernikahan, mereka yang datang dilarang mengenakan pakaian atau busana yang menggunakan motif parang.
Larangan tersebut disampaikan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, selaku juru bicara keluarga. Larangan mengenakan pakaian atau busana dengan motif parang merupakan salah satu aturan baku yang berlaku di lingkungan keluarga Trah Mataram Islam. Termasuk di Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
“Dari Pura Mangkunegaran yang meminta agar tamu undangan tidak mengenakan kain
batik bermotif parang atau lereng,” kata Gibran di Balai Kota, Selasa, 6 Desember 2022.
Aturan tersebut telah berlaku sejak turun-temurun di lingkungan Pura Mangkunegaran. Larangan ini juga berlaku di lingkungan trah dinasti Mataram Islam seperti Keratonan Kasunanan Solo, Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman.
“Itu aturan dari Kanjeng Gusti (Adipati Arya Mangkunegara X) yang melarang pemakaian motif parang. Harusnya sudah ada di undangan dan sudah tahu semua,” tambah Gibran.
Tidak hanya soal motif parang, keluarga Presiden Joko Widodo juga tegas meminta tamu undangan dan masyarakat yang hendak hadir tidak memberikan sumbangan. Termasuk membawa kado dalam bentuk apapun.
“Bawa doa saja.
Lha, dari dulu kami memang tidak menerima sumbangan. Karangan bunga boleh, tapi kalau barang-barang atau amplop tidak boleh. Intinya kami tidak ingin merepotkan,” terang Gibran.
Sejarah di balik larangan
Sebagai informasi sejarah, Motif parang di kalangan trah dinasti Mataram Islam hanya boleh dipakai oleh raja dan anak-anaknya. Namun, seiring perkembangan zaman, motif parang kini banyak digunakan masyarakat di luar tembok keraton.
Batik Lereng adalah jenis
batik dengan pola diagonal. Motif jenis ini pada jaman dahulu hanya digunakan oleh
sentono dalem (anak dari ratu). Motif ini adalah dipakai para raja saat
topo broto yang dilakukan di lereng-lereng pegunungan untuk mendapatkan wahyu atau wangsit.
Motif parang atau lereng juga merupakan motif yang diciptakan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Motif terinspirasi ombak yang menggulung-gulung saat bermediasi di Pantai Selatan Jawa.
(Motif batik Parang Rusak. Foto: Dok. Batikpesisiran) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)