Jakarta: Banjir di wilayah Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menyebabkan 40 rumah warga dan 4,5 hektare lahan pertanian jagung terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 20 hingga 80 sentimeter. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Senin, 8 Agustus 2022, pukul 18.50 WITA.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pohuwato, tercatat sebanyak 145 jiwa terdampak banjir. Daerah terdampak mencakup Kecamatan Paguat, dan Desa Molamahu di Kecamatan Dengilo. Selain rumah, satu unit sarana pendidikan TK dan jalan trans Sulawesi dilaporkan ikut terendam banjir.
"Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Kabupaten Pohuwato telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat," terang Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa, 9 Agustus 2022.
Kondisi terkini, banjir telah surut. Tim gabungan dan perangkat desa bersama warga juga mulai melakukan pembersihan sisa material seperti lumpur dan material lainnya.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi akan terjadi di wilayah Pohuwato hingga Rabu, 10 Agustus 2022, sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Pohuwato memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 13 kecamatan.
"Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," jelasnya.
Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.
Sebagai langkah-langkah kesiapsiagaan, jika terjadi hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam dimana jarak pandang kurang dari 50m, maka masyarakat di sepanjang aliran sungai dan sekitar lereng tebing diharapkan berinisiatif untuk melakukan evakuasi secara mandiri untuk sementara waktu.
Jakarta: Banjir di wilayah Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, menyebabkan 40 rumah warga dan 4,5
hektare lahan pertanian jagung terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 20 hingga 80 sentimeter. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Senin, 8 Agustus 2022, pukul 18.50 WITA.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pohuwato, tercatat sebanyak 145 jiwa terdampak banjir. Daerah terdampak mencakup Kecamatan Paguat, dan Desa Molamahu di Kecamatan Dengilo. Selain rumah, satu unit sarana pendidikan TK dan jalan trans Sulawesi dilaporkan ikut
terendam banjir.
"Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Kabupaten Pohuwato telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat," terang Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa, 9 Agustus 2022.
Kondisi terkini, banjir telah surut. Tim gabungan dan perangkat desa bersama warga juga mulai melakukan
pembersihan sisa material seperti lumpur dan material lainnya.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi akan terjadi di wilayah Pohuwato hingga Rabu, 10 Agustus 2022, sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kajian inaRISK menunjukkan Kabupaten Pohuwato memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 13 kecamatan.
"Menyikapi hal tersebut,
BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," jelasnya.
Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.
Sebagai langkah-langkah kesiapsiagaan, jika terjadi hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam dimana jarak pandang kurang dari 50m, maka masyarakat di sepanjang aliran sungai dan sekitar lereng tebing diharapkan berinisiatif untuk melakukan evakuasi secara mandiri untuk sementara waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)